PEMANFAATAN ABU BONGGOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN TAMBAH SEMEN PADA PEMBUATAN BATA RINGAN JENIS CLC

MUHAMMAD ADITYA NUGRAHA, . (2020) PEMANFAATAN ABU BONGGOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN TAMBAH SEMEN PADA PEMBUATAN BATA RINGAN JENIS CLC. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (996kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (946kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (34MB) | Request a copy

Abstract

Bata ringan merupakan bahan bangunan alternatif pengganti bata merah untuk dinding bangunan. Dalam rangka untuk mendapatkan berat dinding yang lebih ringan agar dimensi balok dan kolom lebih kecil. Maka perlu bata yang lebih ringan dari bata merah. Muncullah bata ringan yang diproduksi oleh para produsen dengan keutamaan berat lebih ringan, lebih mudah dikerjakan dan lebih cepat pemasangannya. Penelitian ini berutujuan untuk mengetauhi penggunaan abu bonggol jagung sebagai bahan tambah pada semen dalam produksi bata ringan CLC sesuai SNI 03-2156-1991 tentang blok bata ringan aliran udara dengan proses autoklaf. Penelitian ini menggunakan persentase 0%, 4%, 6%, 8%, dan 10% dari berat semen. Penelitian dilakukan di Laboratorium UNIT INDUSTRI BAHAN DAN BARANG TEKNIS, Jakarta dan pembuatan benda uji dilakukan di CV. SAMACON, Tanggerang. Metode yang digunakan adalah eksperimen sesuai dengan SNI 03-2156-1991 tentang blok bata ringan aliran udara dengan proses autoklaf. Benda uji berukuran 59 x 19 x 10 cm dan menggunakan 45 benda uji. Hasil yang didapat untuk pengujian dimensi melebihi batas SNI 03-2156-1991 yang disyaratkan. Pengujian bobot isi pada bata ringan jenis CLC untuk setiap variasi abu bonggol jagung sesuai syarat pengujian untuk berat isi dalam kondisi jenuh air maksimum 1.250 kg/m³, dan dalam keadaan kering maksimum 100°C adalah 800 kg/m³. Kuat tekan bata ringan ringan didapat pada variasi 0%, 4%, 6%, 8%, dan 10% berturut-turut 3.07 N/mm², 3.68 N/mm², 4.54 N/mm², 4.29 N/mm², dan 4 N/mm² dengan nilai kuat tekan optimum didapat pada variasi 6% dan variasi yang tidak lolos pada variasi 0% dengan syarat minimum 3,6 N/mm². Kuat lentur bata ringan ringan didapat pada variasi 0%, 4%, 6%, 8%, dan 10% berturut-turut 0,27 N/mm², 0,63 N/mm² ,0.81 N/mm², 0.65 N/mm², dan 0.76 N/mm dengan nilai kuat lentur optimum didapat pada variasi 6% dan variasi yang tidak lolos pada variasi 0% dan 4% dengan syarat minimum 0,65 N/mm². Light brick is an alternative building material to replace red brick for building walls. In order to get a lighter wall weight so that the beam and column dimensions are smaller. Then it needs bricks that are lighter than red bricks. There emerged lightweight bricks produced by manufacturers with the priority of lighter weight, easier work and quicker installation. This study aims to determine the use of corncob ash as an additive to cement in the production of CLC lightweight bricks according to SNI 03-2156-1991 concerning air flow light brick blocks by autoclaving process. This study used a percentage of 0%, 4%, 6%, 8%, and 10% by weight of cement.The research was conducted at the Laboratory of INDUSTRIAL MATERIALS AND TECHNICAL GOODS, Jakarta and the manufacture of specimens was carried out at CV. SAMACON, Tough. The method used is an experiment in accordance with SNI 03-2156-1991 regarding light brick blocks of air flow with autoclaving process. The test object measures 59 × 19 ×10 cm and uses 45 specimens. The results obtained for dimensional testing exceed the required limits of SNI 03-2156-1991.The weight test for CLC type light bricks for each variation of corncob ash is in accordance with the test requirements for the weight of the contents in saturated water, the maximum is 1,250 kg/m³, and in the dry state, the maximum is 800 kg/m³. The compressive strength of lightweight bricks is obtained at variations of 0%, 4%, 6%, 8%, and 10% respectively 3.07 N/mm², 3.68 N/mm², 4.54 N/mm², 4.29 N/mm², and 4 N/mm² with the optimum compressive strength value obtained at 6% variation and non-passing variation at 0% variation with a minimum requirement of 3.6 N/mm². Theflexuralstrength of lightweight bricksis obtainedat variations of 0%, 4%, 6%, 8%, and 10% respectively 0.27 N/mm², 0.63 N/mm², 0.81 N/mm², 0.65 N/mm², and 0.76 N/mm withoptimumflexuralstrength values obtained at 6% variation and non-qualifying variations at 0% and 4% variations with a minimum requirement of 0.65 N/mm².

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dra. Daryati, M.T ; 2). Anisah, M.T
Subjects: Teknologi dan Ilmu Terapan > Konstruksi Bangunan
Divisions: FT > S1 Pendidikan Teknik Bangunan
Depositing User: Users 5113 not found.
Date Deposited: 10 Sep 2020 16:13
Last Modified: 10 Sep 2020 16:13
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/10113

Actions (login required)

View Item View Item