AINUN SAFFANAH WEKOILA, . (2020) DEFENSE MECHANISM AS A MEANS OF CONSTRUCTING FEMALE MASCULINITY OF DIYA SHARMA IN THE BROKEN PERFECTION BY THENIGHTFURY30 WATTPAD NOVEL. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
1. COVER.pdf Download (956kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (570kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (690kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (449kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (622kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (442kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (539kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (729kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana mekanisme pertahanan digunakan untuk melawan trauma dengan mengembangkan konstruksi maskulinitas wanita pada karakter utama dalam novel The Broken Perfection karangan @TheNightFury30 di Wattpad. Pendekatan teori Psikoanalitik dari Sigmund Freud adalah dasar teori untuk menganalisis mekanisme pertahanan yang sering digunakan oleh karakter Diya Sharma sebagai pertahanan diri, dan teori Maskulinitas Perempuan dari Judith Halberstam sebagai teori pendukung. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sumber konflik dalam karakter Diya berasal dari dirinya sendiri yang disebabkan oleh ketakutan akan kejadian masa lalu yang traumatis; kematian ibunya. Kemudian, ini memperlihatkan tiga kecemasan dalam karakter Diya; Kecemasan Realitas terjadi saat Diya takut untuk bertemu semua orang yang terlibat dalam kematian ibunya. Kecemasan Neurosis terjadi saat dia berbohong kepada teman-temannya. Kecemasan Moral terlihat dengan menyamar sebagai pria untuk melakukan balapan motor. Oleh karena itu, karakter Diya mengaktifkan empat mekanisme pertahanan yang terlihat dominan yaitu, a) Penyangkalan, pertahanan diri untuk menolak kenyataan; b) Pembentukan Reaksi, menunjukkan ekspresi yang berbeda dari aslinya; c) Represi, menahan kecemasan kedalam alam tidak sadar; d) Pengalihan, pemindahan ke objek lebih aman untuk melampiaskan emosi. Kemudian, hal itu membentuk konstruksi maskulinitas dalam dirinya yang terlihat dari karakteristik maskulinitas wanita seperti tomboy, percaya diri, temperamen, agresif, dan berani. Hal tersebut mempengaruhinya menjadi lebih tertutup dan selalu menghindar dari semua hal yang berkaitan dengan kejadian masa lalu tersebut. Maskulinitas yang ia tunjukkan bisa dilihat lebih spesifik dari kebiasaan yang sering mengenakan baju kaus serta celana jins koyak, tidak pernah berdandan, dan mengendarai sepeda motor. Diya yang ditampilkan sebagai karakter wanita maskulin menunjukkan bahwa hegemonik maskulinitas menjadi bentuk pertahanan diri yang mampu mencegahnya dari trauma dan kecemasan emosional. The aim of this study is to describe how defense mechanisms are used to resist trauma in the construction of female masculinity of the main character in the novel The Broken Perfection by @TheNightFury30 on Wattpad. Sigmund Freud’s psychoanalytical approach is the theoretical basis for discovering dominant defense mechanism, and Judith Halberstam’s female masculinity as the support theory. This study applied with qualitative descriptive method. As the result, it is found that the source of conflict in Diya character comes from herself caused by the fear of traumatic past event; the death of her mother. It shows three anxieties in Diya character; Reality anxiety occurs when Diya was afraid to meet people involved in her mother's death. Neurosis Anxiety occurs when she is lying to her friends. Moral anxiety is seen by disguising herself as a man to go race. Therefore, four of dominant defense mechanisms are activated, a) Denial, self-defense to refuse reality; b) Reaction Formation, pretend to be different; c) Repression, pressing anxiety into unconsciousness; d) Displacement, the transfer of an object to vent emotion. The decision to be more independent is the way she constructing masculinity and can be seen from female masculinity characteristics; tomboy, confident, temperamental, aggressive, and bold. It affects her personality to be more closed from everyone. The masculinity she displayed could be seen from her appearance who often wearing T-shirts and ripped jeans, never using make up, and riding motorbike. Diya as presented as masculine female character has shown that hegemony masculinity is a form of self-defense that is capable of defending herself against emotional trauma and anxiety.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Hasnini Hasra, M.Hum. ; 2). Nurbaity, M.Hum. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Inggris |
Depositing User: | Users 4932 not found. |
Date Deposited: | 18 Sep 2020 18:07 |
Last Modified: | 18 Sep 2020 18:07 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/11027 |
Actions (login required)
View Item |