ANANG RAMADHAN, . (2021) MANGGARAI: MOZAIK KEHIDUPAN KAWASAN STASIUN KERETA API DI BATAVIA (1913-1942). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (758kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (701kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (657kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (464kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (468kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kawasan stasiun kereta api di Manggarai dari awal dibangun pada tahun 1913 sampai zaman awal kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Metode yang digunakan adalah metode sejarah atau historis yang disajikan dalam bentuk deskriptif naratif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari arsip, buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu kawasan stasiun kereta api di Manggarai dibangun oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1913 menggantikan Stasiun Boekit Doeri. Selain membangun stasiun, Staatsspoorwegen juga membangun bengkel kereta api di belakang Stasiun Manggarai yaitu Hoofd Werksplaaten Te Manggarai dan sekarang bernama Balai Yasa Manggarai. Stasiun Manggarai dibangun dengan tujuan meluaskan akses kereta api Staatsspoorwegen untuk masyarakat Batavia dan sekitarnya. Sebagai salah satu stasiun besar di Batavia, Stasiun Manggarai melayani perjalanan lokal dan perjalanan jauh ke wilayah Jawa seperti Bandung, Semarang, Jogjakarta, dan Surabaya, selain itu juga Stasiun Manggarai juga menjadi salah satu stasiun yang memiliki aktifitas pengiriman barang yang cukup besar. Jalur di lintas Stasiun Manggarai baru di elektrifikasi pada tahun 1928, sejak saat itu juga jumlah perjalanan kereta di wilayah Batavia juga bertambah. Terjadinya depresi ekonomi tahun 1930 aktifitas di Stasiun Manggarai juga terdampak, seperti pengurangan gaji, sampai pemecatan beberapa pekerja. Aktifitas di Stasiun Manggarai baru mulai membaik pada tahun 1938, hal itu juga membuat keuangan Staatsspoorwegen juga mulai membaik. Kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 membawa perubahan bagi semua sektor. Stasiun Manggarai menjadi salah satu stasiun utama yang dijadikan sebagai pangkalan kedatangan tentara Jepang dari pelabuhan, selain itu judga Hoofd Werksplaaten Te Manggarai diubah namanya menjadi seperti sekarang yaitu Balai Yasa Manggarai. This study aims to determine the development of Manggarai Station from its inception in 1913 to the early days of Japanese arrival in Indonesia in 1942. The method used is historical or historical methods presented in descriptive narrative form. The data collection in this research is obtained from archives, books, journals, and theses related to the research topic. The result of this thesis research is that railway in the Manggarai Station area was built by Staatsspoorwegen in 1913 to replace Boekit Doeri Station. Apart from building a station, Staatsspoorwegen has also built a train workshop behind Manggarai Station named Hoofd Werksplaaten Te Manggarai which is now called Balai Yasa Manggarai. Manggarai Station was built with the aim of expanding Staatsspoorwegen train access for the people of Batavia and its surroundings. As one of the major stations in Batavia, Manggarai Station serves local trips and long trips to Java regions such as Bandung, Semarang, Jogjakarta and Surabaya, besides that Manggarai Station is also one of the stations that has quite a large amount of goods delivery activities. The route crossing Manggarai Station was only electrified in 1928, since then the number of train trips in the Batavia area has also increased. The economic depression in 1930 also affected activities at Manggarai Station, such as a reduction in wages and the dismissal of several workers. Activities at Manggarai Station only started to improve in 1938, it also made Staatsspoorwegen's finances begin to improve. The arrival of Japan in Indonesia in 1942 brought changes for all sectors. Manggarai Station became one of the main stations which served as the base for the arrival of Japanese troops from the port, besides that Hoofd Werksplaaten Te Manggarai was changed its name to what it is today, namely Balai Yasa Manggarai.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Humaidi, M.Hum. ; 2). Dr. Nurzengky Ibrahim, M.M. |
Subjects: | Ilmu Sejarah > Kronologis Sejarah |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Users 9323 not found. |
Date Deposited: | 26 Feb 2021 03:19 |
Last Modified: | 26 Feb 2021 03:19 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/13151 |
Actions (login required)
View Item |