ANTIELITISME KEBUDAYAAN DALAM NOVEL PUYA KE PUYA KARYA FAISAL ODDANG

NGESTI WAHYUNI, . (2020) ANTIELITISME KEBUDAYAAN DALAM NOVEL PUYA KE PUYA KARYA FAISAL ODDANG. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
Covercover.pdf

Download (804kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (736kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (527kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (436kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (516kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (215kB) | Request a copy
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (422kB)
[img] Text
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (794kB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK Ngesti Wahyuni, Antielitisme Kebudayaan Dalam Novel Puya Ke Puya Karya Faisal Oddang. Skripsi, Jakarta: Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi antielitisme budaya dalam upacara pemakaman adat Toraja di novel Puya Ke Puya. Selain itu, untuk mendeskripsikan kontradiksi antielitisme budaya yang terjadi di novel Puya Ke Puya dan untuk mendeskripsikan implikasi antielitisme budaya dan kritik sosial untuk karya sastra pada novel Puya Ke Puya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian hermeneutika. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis wacana kritis dari Teun A. Van Dijk. Subjek penelitian berupa novel Puya Ke Puya karya Faisal Oddang yang berfokus pada teks-teks yang merepresentasikan konstruksi dan kontradiksi antielitisme budaya yang dilakukan oleh tokoh pada pemakaman adat Toraja. Penulis juga melakukan wawancara kepada informan orang Toraja sebagai triangulasi data. Penulis menganalisis dan mengolah teks yang terdapat di dalam novel Puya Ke Puya dengan konsep kebudayaan pada masa lalu, masa kini dan masa depan yang berangkat dari pemikiran Raymond Williams serta dikaitkan dengan antielitisme budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada novel Puya Ke Puya ini terjadinya konflik keluarga dalam memutuskan perihal upacara pemakaman adat rambu solo. Konstruksi antielitisme budaya yang dideskripsikan pada novel ini terdapat enam hal yaitu keturunan, kualitas intrinsik, kecerdasan tokoh, kekayaan, pengalaman dan otoritas. Adanya kontradiksi antielitisme budaya terkait dengan pemikiran dua hal yang bertentangan dapat dilihat dari hubungan antar tokoh utama dengan tokoh lainnya berkaitan pada keputusan pelaksanaan upacara rambu solo. Relevansi budaya lokal Toraja dengan perkembangan zaman di novel Puya Ke Puya bahwa era yang semakin modern mengubah pola pikirnya dalam memutuskan untuk melaksanakan adat kepercayaan atau adanya kreativitas baru dalam kebudayaan itu sendiri. Kata Kunci : Budaya Toraja, Antielitisme, Rambu Solo, Stratifikasi Sosial. ABSTRACT Ngesti Wahyuni, Cultural Antielitism in Faisal Oddang's Puya Ke Puya Novel. Thesis, Jakarta: Sociology Study Program, Faculty of Social Sciences, Jakarta State University, 2020. This study aims to describe the construction of cultural anti-literacy in Toraja traditional funeral ceremonies in Puya Ke Puya. In addition, to describe the contradictions of cultural anti-literacy that occur in Puya Ke Puya's novels and to describe the implications of cultural anti-literacy and social criticism for literary works in Puya Ke Puya's novels. This study uses a qualitative approach with the type of hermeneutic research. The data analysis technique used in this study used critical discourse analysis techniques from Teun A. Van Dijk. The research subject is the novel Puya Ke Puya by Faisal Oddang which focuses on texts that represent the construction and contradictions of cultural anti-literacy carried out by figures in Toraja traditional burials. The author also conducted interviews with Toraja informants as data triangulation. The author analyzes and processes the texts contained in the novel Puya Ke Puya with the concept of culture in the past, present and future, which departs from the thoughts of Raymond Williams and is associated with cultural antielitism. The results showed that in this Puya Ke Puya novel there was a family conflict in deciding about the rambu solo funeral ceremony. The construction of cultural antielitism described in this novel contains six things, namely heredity, intrinsic quality, character intelligence, wealth, experience and authority. The contradiction of cultural antielitism related to the idea of two opposing things can be seen from the relationship between the main character and other figures regarding the decision to carry out the solo sign ceremony. The relevance of Torajan local culture with the times in Puya Ke Puya's novel is that an increasingly modern era changes its mindset in deciding to carry out traditional beliefs or the presence of new creativity in the culture itself. Keywords : Toraja Culture, Antielitism, Rambu Solo, Social Stratification

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Achmad Siswanto, M.Si 2) Syaifudin, M.Kesos
Subjects: Geografi, Antropologi > Budaya, Adat Istiadat
Ilmu Sosial > Ilmu Sosial (Umum)
Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Sosiologi
Depositing User: Users 9389 not found.
Date Deposited: 02 Mar 2021 06:30
Last Modified: 02 Mar 2021 06:30
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/13691

Actions (login required)

View Item View Item