DIAKRONIK PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL AJENG PADA TAHUN 2010 - 2020 DI SANGGAR SINAR PUSAKA ABAH TARIM KARAWANG

SUHENDY, . (2021) DIAKRONIK PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL AJENG PADA TAHUN 2010 - 2020 DI SANGGAR SINAR PUSAKA ABAH TARIM KARAWANG. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (198kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (137kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (945kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (116kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (233kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
COVER.pdf

Download (887kB)

Abstract

Abstrak Suhendy, 2020. Diakronik Perkembangan Kesenian Tradisional Ajeng Pada Tahun 2010 – 2020 Di Sanggar Sinar Pusaka Abah Tarim Karawang. Skripsi, Prodi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kesenian tradisional Ajeng pada tahun 2010 – 2020 di sanggar Sinar Pusaka Abah Tarim, Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, studi pustaka dan dokumentasi serta triangulasi data. Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Sinar Pusaka Abah Tarim Karawang. Objek penelitiannya yaitu Kesenian Ajeng di sanggar Sinar Pusaka Abah Tarim.. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kesenian Ajeng merupakan kesenian tradisional berupa seperangkat Gamelan dan dianggap setara umurnya dengan Gamelan Wayang. Ajeng mempertahankan keberadaannya dengan diwariskan secara turun – temurun dari generasi ke generasi. Ajeng dulu sangat diminati oleh masyarakat Karawang, selain berfungsi sebagai sajian musik penyambutan tamu – tamu besar, Ajeng digunakan juga sebagai hiburan masyarakat. Ajeng menyuguhkan sajian musik instrumentalia yang menyuguhkan lantunan lagu – lagu buhun yang dialunkan oleh alat musik melodisnya yaitu Tarompet. Seiring berjalannya waktu Ajeng mulai sulit berkembang dan meninggalkan aturan – aturannya, hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya praktisi Ajeng, Ekonimi masyarakat, dan masuknya budaya luar yang memberi pengaruh baik dan buruk, karena semakin berkurangnya minat dari masyarakat, Ajeng mempertahankan keberadaanya dengan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman, contohnya : semula Ajeng hanya dipentaskan di panggung yang tinggi minimal 2 meter saat ini Ajeng tidak memerlukan panggung tinggi, semula hanya menyajikan lagu – lagu buhun berupa musik instrumentalia, kini mulai dimasukan unsur vokal dalam penyajiannya untuk lebih menarik minat masyarakat.   Abstract Suhendy,2020. Ajeng traditional arts development in 2010-2020 in teh Abah Tarim Sinar Pusaka Karawang Studio. Tehsis, music prodic, language and arts faculty. Jakarta state university. Teh goal in this research is to learned teh development of traditional Ajeng arts in 2010-2020 in teh Abah Tarim Sinar Pusaka Karawang Studio. Teh methods used in this study are descriptive qualitative methods, with data collection techniques of interviews, library studies and documentation and data triangulation. Teh study is conducted at teh pottery factory of teh Abah tarim. Teh object of his research is Ajeng art at teh Abah Tarim. Teh study has shown that ajeng art is teh traditional art of a Gamelan and is considered to be an age equivalent to Gamelan Wayang. Ajeng maintained his existence by passing down from one generation to teh next. Ajeng used to be a prized feature by teh people of teh Karawang, as well as serving as a musical repertoire of visitors-large guests, Ajeng was also used as public entertainment. Ajeng presents a musical presentation of instrumental music presenting songs of singsong - a buhun song composed by its melody instrument of tarompet. As time went by, it became increasingly difficult to develop and abandon teh rules - it was influenced by a decline in corrupt institutions of as Ajeng, teh economy of society, and teh influx of external cultures to influence both good and bad, as tehre was a growing lack of interest in society, Ajeng maintained teh existence by adapting to teh development of Teh Times, for example: Ajeng originally performed only on a high platform for at least seven feet [2 m] at teh moment, offering no needed mash-a buhun song of instrumental music, now beginning to include a vocal element in teh presentation to furtehr interest teh public.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: Tuti Tarwiyah Adi Sam M.Si
Subjects: Seni Musik > Musik
Kesenian > Seni (umum)
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Seni Musik
Depositing User: Users 8950 not found.
Date Deposited: 04 Mar 2021 06:42
Last Modified: 04 Mar 2021 06:42
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/14110

Actions (login required)

View Item View Item