SURVEILLANCE CCTV : DARI PANOPTICON KE KONTROL SOSIAL (STUDI KASUS : KAWASAN PEMUKIMAN MASYARAKAT BELANAK, PULOGADUNG, JAKARTA TIMUR)

AGUSTINI, . (2021) SURVEILLANCE CCTV : DARI PANOPTICON KE KONTROL SOSIAL (STUDI KASUS : KAWASAN PEMUKIMAN MASYARAKAT BELANAK, PULOGADUNG, JAKARTA TIMUR). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (3MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (642kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (460kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (631kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (371kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (349kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (316kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (847kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (288kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi pemilihan CCTV untuk keamanan ruang perkotaan, seperti pada Pemukiman Belanak. Selain itu, penelitian juga ditujukan untuk mengetahui bentuk kuasa pendisiplinan yang bekerja pada CCTV, mengkaji penyebarannya sebagai bagian dari governmentality, dan menggali persepsi masyarakat pasca penggunaan CCTV. Teknik pengumpulan data dilakukan secara kualitatif, yaitu melalui observasi lapangan dan wawancara penelitian yang mendalam. Subjek penelitian yang dipilih ialah ketua RT dan warga Pemukiman Belanak; penghuni kost di Pemukiman Belanak; serta satpam pemukiman Belanak-Ekor Kuning. Triangulasi data dilakukan kepada 2 dosen sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNJ yang salah satunya memiliki latar belakang pendidikan kriminologi. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data ialah analisis eksplanatori (Explanatory Analysis). Konteks penggunaan CCTV di Pemukiman Belanak dibingkai dalam teori Panopticon Foucault, konsep surveillance pada fase ketiga (surveillance dalam zaman kontemporer), dan konsep ruang perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan CCTV didasarkan adanya situasi kerawanan kejahatan. Pemukiman Belanak yang dikelilingi oleh kantor pemerintahan, banyak kegiatan bisnis, dan pemukiman kumuh menunjukkan adanya tata ruang kota yang buruk yang secara implikatif menimbulkan kerawanan sosial. Dorongan pergeseran pengawasan dari natural surveillance ke arah formal surveillance ini juga dipengaruhi karakteristik masyarakat bermobilitas tinggi di lingkungan pemukiman yang meminimkan aktivitas bersama dan juga interaksi masyarakat setempat. Pasca-penggunaan CCTV, ketakutan menjadi korban kejahatan berkurang, walaupun CCTV tidak sepenuhnya efektif mencegah kejahatan, karena tidak ada yang memonitor 24 jam. Pemasangan banner “area terpantau CCTV” membantu menciptakan visibilitas kesadaran terawasi lebih luas, sehingga setiap individu menginternalisasi batasan diri dalam bertindak. This study aims to find out the urgency of CCTV selection for the security of urban spaces, such as in Belanak Settlement. Moreover, research aims to find out the form of disciplinary powers that work on CCTV, examine its spread as part of governmentality, and explore resident perceptions of post-implementation. Data collection conducted qualitatively, through field observations and in-depth interviews. Subjects of this research involve the head of neighborhood association and residents of Belanak Residential; residents of boarding houses in Belanak Residential; and also security guard of Belanak-Ekor Kuning Residential. Data triangulation was conducted to two sociology lecturers of the Faculty of Social Sciences UNJ. One of whom has background education in criminology. The approach used in data analysis is explanatory analysis. The context of CCTV implementation in Belanak Residential, framed in Foucault's Panopticon theory, concepct of surveillance in third phase (surveillance in contemporary era), and the concept of urban space. The results showed that the use of CCTV is based on the vulnerable situation. Belanak Residential surrounded by government offices, many business activities, and slums, show a poor urban layout that implicatively creates social insecurity. The push to shift surveillance from natural surveillance towards formal surveillance is also influenced by the characteristics of high-mobility communities in residential environments that minimize joint activities and also local community interactions. Post-implementation of CCTV, the fear of becoming a victim of crime is reduced, although CCTV is not fully effective at preventing crime, as no one monitors 24 hours. The installation of a "CCTV monitored area" banner helps create greater visibility of supervised awareness, so that each individual internalizes selfboundaries in action.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Abdul Rahman Hamid, SH., MH ; 2). Marista Christina Shally Kabelen, S.Fil., M. Hum
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Sosiologi
Depositing User: Users 10629 not found.
Date Deposited: 23 Aug 2021 03:38
Last Modified: 23 Aug 2021 03:38
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/16859

Actions (login required)

View Item View Item