SHINTA FITRIA SALSABILA, . (2021) SANG PUCUK DAN SISI GELAP ORANG TANI: PERGOLAKAN PETANI PERKEBUNAN TEH PAGILARAN 1947 – 1948. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (543kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (586kB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (586kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (466kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (516kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Skripsi ini mengkaji tentang Sejarah Perkebunan Pagilaran khususnya perlawanan kaum tani selaku penggerak dalam perkebunan selama masa kekuasaan kolonial. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kaum tani di Perkebunan Pagilaran melakukan pergolakan demi memperjuangkan hak kemerdekaan atas tanah miliknya tahun 1947-1948. Selain itu, juga untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat kekuasaan panjang pihak asing di Perkebunan Pagilaran. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode historis yang terdiri dari empat tahapan, diantaranya heuristik, verifikasi, interprentasi dan historiografi. Penulisan skripsi ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, yang mana kedua sumber tersebut akan diverifikasi baik melalui kritik intern maupun kritik ekstern. Selanjutnya, dilanjutkan dengan interpretasi untuk menguji keakuratan data guna menghasilkan suatu fakta sejarah. Kemudian, tahap akhir dilengkapi dengan penulisan hasil penelitian menjadi skripsi. Penelitian ini disajikan secara deskriptif-naratif, dengan menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kaum tani di Perkebunan Pagilaran melakukan pergolakan demi memperjuangkan hak kemerdekaan atas tanah miliknya tahun 1947-1948 yang dijelaskan secara naratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa pergolakan petani Perkebunan Pagilaran adalah disebabkan oleh tercabutnya hak petani sebagai pemilik tanah di Perkebunan Pagilaran pasca kemerdekaan Indonesia. Kedatangan kembali pihak kolonial untuk menguasai Perkebunan Pagilaran tahun 1947, sejatinya hanya memberi keuntungan yang luas bagi perusahaan asing di tanah Jawa. Pihak kolonial juga kembali memberlakukan kebijakan perkebunan layaknya masa kolonial dan upah yang rendah untuk petani. Akibatnya, terjadi kesulitan pada petani sebagai kaum penggerak dalam perkebunan. Kondisi demikian yang seringkali menimbulkan konflik agraria, termasuk pada petani Perkebunan Pagilaran yang melakukan pergolakan. Aksi pergolakannya berupa tindakan protes dan pembakaran gedung administrasi perkebunan. Bentuk perlawanan oleh petani Perkebunan Pagilaran masih bersifat sporadis karena tidak memiliki struktur organisasi yang mapan. This thesis examines the History of Pagilaran Plantation, particularly the farmers’ resistance as mobilizers in the plantations during the colonial rule. This study aims to find out the variables that influenced the farmers in Pagilaran Plantation to revolt in order to fight for the right to independence of their land in 1947-1948. Furthermore, to know the impact caused by the long power of foreign parties in the Pagilaran Plantation. This writing was done using a historical method that includes four stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. This thesis was written using primary and secondary sources, verified either through internal or external criticism. Moreover, interpretation was used to evaluate the accuracy of the data in order to produce a historical fact. Then, the last stage includes the drafting of the study’s findings into a thesis. This study is given descriptively by identifying the causes that influenced the farmers in Pagilaran Plantation to fight for the right to independence of their land in 1947-1948, which was explained narratively. This research shows that the event of Pagilaran Plantation farmers is cause by pulling out farmers right as land owner at Pagilaran Plantation after Indonesia Independence Day. The comeback of colonial to oversees Pagilaran Plantation in 1947 only gives extensive profit for foreign companies in Java. The colonial also reenact farming policies such as in colonial era and low wages for the farmers. This cause difficulties to farmers as movers in farming. Such condition along with agriculture conflict include to Pagilaran Plantation farmers who cause resistance. The act of resistance include protest act and scorched earth the administration farming building. Resistance form by the Paligaran Plantation farmers is still view as sporadic because lack of adequate organization structure.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dr. Kurniawati, M.Si ; 2). Muhammad Hasmi Yanuardi, SS, M. Hum |
Subjects: | Ilmu Sosial > Kondisi Sosial,Masalah Sosial,Reformasi Sosial |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Users 10723 not found. |
Date Deposited: | 26 Aug 2021 02:03 |
Last Modified: | 26 Aug 2021 02:03 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/17227 |
Actions (login required)
View Item |