FEBRI WIANATA ALSMYAH, . (2021) DERELASI SERTA REKONSTRUKSI SOSIAL ETNIS TIONGHOA DI JAKARTA (1967-2001). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (348kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (461kB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (418kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (233kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (285kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Febri Wianata Alamsyah, Derelasi Serta Rekonstruksi Sosial Etnis Tionghoa di Jakarta (1967-2001). Skripsi, Jakarta: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2021. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan bagaimana proses kehancuran relasi sosial etnis Tionghoa sepanjang pemerintahan orde baru 1967- 1998, serta (2) menjelaskan bagaimana proses rekonstruksi sosial pasca kerusuhan Mei 1998 di Jakarta sampai dengan tahun 2001. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa metode sejarah kritis, dengan pendekatan deskriptif-naratif. Sumber data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara kepada para korban/penyintas. Sedangkan, data sekunder seperti dokumen, jurnal, dan buku diperoleh melalui beberapa perpustakaan dan penelusuran sumber daring. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sejak masa orde baru, telah terjadi proses konstruksi sosial yang dilakukan pemerintahan Soeharto untuk membentuk derelasi sosial etnis Tionghoa sejak diterbitkannya Inpres No.14 Tahun 1967 sampai dengan terjadinya peristiwa kerusuhan anti-Tionghoa 13-15 Mei 1998. Pasca kerusuhan, Indonesia masuk ke masa transisi demokratis yang mendorong munculnya upaya rekonstruksi sosial untuk mengembalikan kedudukan etnis Tionghoa di Indonesia. Upaya rekonstruksi dilakukan oleh berbagai pihak yaitu 1) Pemerintah, berusaha mencabut peraturan yang diskriminatif dan menerbitkan peraturan yang lebih demokratis, 2) Lembaga Internasional, menuntut formulasi kebijakan negara Indonesia agar lebih demokratis melalui berbagai instrumen Internasional. 3) Etnis Tionghoa, berusaha menuntut persamaan hak dengan masyarakat lainnya melalui pembentukan organisasi politik, dan berusaha mematahkan stigma negatif dimasyarakat melalui peran aktif organisasi sosial yang dibentuk untuk kepedulian sosial. 4) Etnis non-Tionghoa, lebih terbuka terhadap etnis Tionghoa, serta menjadi inisiator dalam pendampingan korban dan penyintas masyarakat etnis Tionghoa. Kata Kunci: Tionghoa, konflik sosial, Rasial, Derelasi Sosial, Rekonstruksi Sosial, Rekonsiliasi, Febri Wianata Alamsyah, De-relations and Social Reconstruction Of Ethnic Chinese in Jakarta(1967-2001). Thesis, Jakarta: Faculty of Social Sciences, Jakarta State University, History Education Study Program, 2020. This study aims to (1) explain how the process of destroying ethnic Chinese social relations during the New Order government of 1967-1998, and (2) explain how the process of social reconstruction after the May 1998 riots in Jakarta until 2001. This study uses a research method in the form of a critical historical method, with a descriptive-narrative approach. Sources of data obtained through primary data and secondary data. Primary data was obtained by observing and interviewing the victims/survivors. Meanwhile, secondary data such as documents, journals, and books were obtained through several libraries and online source searches. The result of this research is that since the New Order era, there has been a process of social construction carried out by the Suharto government to form a social relationship between ethnic Chinese since the issuance of Presidential Instruction No. 14 of 1967 until the anti-Chinese riots on May 13-15, 1998. , Indonesia entered a period of democratic transition which prompted the emergence of social reconstruction efforts to restore the position of the Chinese ethnic in Indonesia. Reconstruction efforts were carried out by various parties, namely 1) the Government, trying to repeal discriminatory regulations and issuing more democratic regulations, 2) International institutions, demanding the formulation of Indonesian state policies to be more democratic through various international instruments. 3) Ethnic Chinese, trying to demand equal rights with other communities through the formation of political organizations, and trying to break the negative stigma in society through the active role of social organizations formed for social care. 4) Ethnic non-Chinese, more open to ethnic Chinese, as well as being the initiator in assisting victims and survivors of the ethnic Chinese community. Keywords: Chinese, social conflict, Racial, Social De-relation, Social Reconstruction, Conciliation
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1. Dr. Umasih, M.Hum 2. Sri Martini, S.S, M.Hum |
Subjects: | Ilmu Sejarah > Kumpulan Peristiwa Tertentu Ilmu Sejarah > Kronologis Sejarah Ilmu Sosial > Ilmu Sosial (Umum) Ilmu Sosial > Komunitas Sosial, Ras dan Kelompok |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Users 10965 not found. |
Date Deposited: | 28 Aug 2021 05:09 |
Last Modified: | 28 Aug 2021 05:09 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/17905 |
Actions (login required)
View Item |