PEMIKIRAN SOSIALISME SUTAN SJAHRIR 1929-1966

HAIKALLAIL BAFADLAL, . (2022) PEMIKIRAN SOSIALISME SUTAN SJAHRIR 1929-1966. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (842kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (371kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (366kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Sosialisme merupakan sebuah ajaran yang menganjurkan di mana kaum pekerja dalam tatanan produksi menguasai alat-alat yang menyangkut produksi. Gagasan ini hadir karena ketika kapitalisme dalam sektor industri menimbulkan sikap pragmatisime hidup, sikap individualistis, konsumeris, hedonisme, materialism, dan sekularisme. Hal ini mengakibatkan lemahnya ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi sosial, maka dari itu terciptalah suatu alienasi masyarakat yang jauh dari agama dan juga kepentingan sosial dalam kehidupan sosial dan tentu dalam ekonomi masyarakat. Penelitian dengan judul Pemikiran Sosialisme Sutan Sjahrir 1929-1966 bertujuan untuk mengetahui mengenai pandangan Sjahrir tentang sosialisme. Dalam penelitian ini digunakan metode historis dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini ialah bahwa Sjahrir bersama Partai Sosialis Indonesia menggagas Sosialisme Kerakyatan yaitu sebuah pandangan yang menganjurkan bahwa pemerintahan itu harus dijalankan oleh rakyat dan hasilnya itu harus kembali kepada rakyat. Sjahrir menolak ajaran yang mengatakan bahwa suatu golongan revolusioner berhak untuk mengatur dan memerintah golongan yang lain, karena hal tersebut bertentangan dengan apa yang dicita-citakan oleh Marx dan Engels. Selain itu Sjahrir juga merupakan perdana menteri Indonesia yang pertama, ia bersama kabinetnya berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui diplomasi dan perundingan-perundingan. Perundingan yang sangat terkenal yang diwakili oleh Sjahrir adalah Perundingan Linggarjati. Sjahrir juga yang meletakkan demokrasi pada Indonesia yang baru merdeka. Ia mengusulkan kepada pemerintah dengan Maklumat 3 November 1945, maklumat ini berisi bahwa pemerintah harus mendirikan berbagai macam partai politik untuk keberlangsungan demokrasi yang ada di Indonesia yang pada saat itu baru merdeka. Berkat maklumat yang ia usulkan yang berisi anjuran kepada pemerintah untuk membentuk partai-partai politik, usulan ini kemudian disahkan oleh Hatta selaku wakil presiden, karena pada saat itu Soekarno sedang berada di luar negeri. Socialism is a teaching that advocates where the workers in the production order control the means of production. This idea is present because when capitalism in the industrial sector creates an attitude of pragmatism in life, individualistic attitudes, consumerism, hedonism, materialism, and secularism. This resulted in weak emotional ties in the family, social disorientation, and therefore created an alienation of society away from religion and also social interests in social life and of course in the community's economy. The research entitled Sutan Sjahrir's Thought on Socialism 1929-1966 aims to find out about Sjahrir's views on socialism. In this research, the historical method is used with heuristic stages, source criticism, interpretation, and historiography. The result of this research is that Sjahrir and the Indonesian Socialist Party initiated Popular Socialism, which is a view that advocates that government must be run by the people and the results must return to the people. Sjahrir rejects the teaching that says that a revolutionary group has the right to organize and govern another group, because this is contrary to what was aspired by Marx and Engels. In addition, Sjahrir was also the first prime minister of Indonesia, he and his cabinet fought to defend Indonesia's independence through diplomacy and negotiations. The very famous negotiation represented by Sjahrir is the Linggarjati negotiation. Sjahrir also put democracy in the newly independent Indonesia. He proposed to the government with a Decree of 3 November 1945, this edict contained that the government should establish various kinds of political parties for the continuation of democracy in Indonesia, which at that time was newly independent. Thanks to the edict that he proposed containing the suggestion to the government to form political parties, this proposal was later approved by Hatta as vice president, because at that time Soekarno was abroad.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Abdul Syukur, M.Hum ; 2). Drs. R. Wisnubroto, M.Pd
Subjects: Ilmu Sejarah > Biografi
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 13486 not found.
Date Deposited: 01 Mar 2022 03:52
Last Modified: 01 Mar 2022 03:52
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/22798

Actions (login required)

View Item View Item