GAMBARAN REGULASI EMOSI REMAJA PEREMPUAN DI DKI JAKARTA YANG MENGALAMI PUTUS CINTA

NABIELA SILMY NOVIA ZAIN, . (2022) GAMBARAN REGULASI EMOSI REMAJA PEREMPUAN DI DKI JAKARTA YANG MENGALAMI PUTUS CINTA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (245kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (253kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (247kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (371kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (209kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (221kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Fenomena berpacaran merupakan hal sering ditemukan dikalangan remaja, karena usia remaja merupakan masa bereksplorasi secara seksual dan menyatukan seksualitas kedalam identitas, maka putus cinta menjadi hal yang sering dialami oleh remaja. Regulasi emosi secara kognitif merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh remaja putus cinta, karena regulasi emosi membantu seseorang untuk dapat mengontrol emosinya selama atau setelah peristiwa negatif yang terjadi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran regulasi emosi remaja perempuan di DKI Jakarta yang mengalami putus cinta. Sampel pada penelitian ialah mahasiswi di DKI Jakarta sebanyak 400 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif, pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik insidental. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah Cognitive Emotion Regulation Questioner (CER-Q) yang dikembangkan oleh Garnefski dan Kraaij (2007). Hasil uji validitas menunjukan 35 butir pernyataan yang valid. Reliabilitas pada penelitian ini sebesar 0,908. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran regulasi emosi remaja perempuan di DKI Jakarta yang mengalami putus cinta menggunakan strategi non adaptif, yaitu strategi rumination dengan rata-rata sebesar 14,19. Having a romatic relationship is something that has often been found, because essentially adolescence is a period of sexual exploration and sexuality into identity, so breaking up will be a natural thing in adolescence. Cognitive emotional regulation is a skill that must be possessed by teenagers, because emotion regulation helps a person to remain able to control their emotions during or after negative events that occur. The sample in this study were female students in DKI Jakarta as many as 400 people. The research method used is quantitative with descriptive methods, sampling in this study using incidental techniques. The data collection tool used is the Cognitive Emotion Regulation Questioner (CER-Q) developed by Garnefski and Kraaij (2007). The results of the validity test showed 35 valid statements. The reliability in this study was 0.908. The results showed that the emotional of adolescent girls in DKI Jakarta who experienced a breakup used a non-adaptive strategy, namely the rumination strategy with an average of 14.19.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Susi Fitri, M.Si.Kons. ; 2). Dr. Karsih, M.Pd
Subjects: Pendidikan > Bimbingan dan Konseling
Divisions: FIP > S1 Bimbingan Dan Konseling
Depositing User: Users 14159 not found.
Date Deposited: 14 Mar 2022 05:25
Last Modified: 09 Jun 2022 01:18
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/23977

Actions (login required)

View Item View Item