STUDI ADAPTASI SOSIAL PADA SISTEM KEKERABATAN MANGAIN DI KECAMATAN SENEN JAKARTA PUSAT

ADE PUTRI, . (2017) STUDI ADAPTASI SOSIAL PADA SISTEM KEKERABATAN MANGAIN DI KECAMATAN SENEN JAKARTA PUSAT. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI ADE PUTRI.pdf

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi sosial pada sistem kekerabatan Mangain di Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada bulan Maret - Desember 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan penelitian adalah Pendeta HKBP, Pemuka Adat, Tokoh Perkumpulan Batak dan informan yang melakukan Mangain di Kecamatan Senen yang diambil secara snawball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam validitas data adalah triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan empat aspek yaitu: Pertama. Dalam sosialisasi terhadap lingkungan masyarakat informan yang melakukan Mangain menunjukkan masih dalam tahap penyesuaian dengan budaya baru pada suku Batak. Hal itu dikarenakan masih terdapat informan yang belum dapat bisa menyesuaikan dengan adat istiadat suku Batak. Sulitnya informan menyesuaikan diri dikarenakan kurangnya interaksi dengan kerabat suku Batak (tidak ikut arisan Se-Marga, acara perkawinan, dll), sehingga informan tidak memahami bahasa yang disampaikan; Kedua. Dalam proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah, informan yang lama perkawinannya yaitu sekitar 25 tahun memiliki pola adaptasi yang mulai dapat menyesuaikan adat istiadat suku Batak, dibandingkan dengan informan yang masa perkawinannya masih baru yaitu sekitar 15 tahunan memiliki pola adaptasi yang masih butuh pembelajaran terkait adat istiadat suku Batak. Perbedaan lama perkawinan dan yang masih baru disebabkan karena waktu yang diperoleh pada informan dalam beradaptasi dengan suku Batak. Tetapi hal itu juga tergantung dari keinginan informan untuk mempelajari adat istiadat suku Batak, dan pentingnya juga dukungan dari pihak keluarga; Ketiga. Dalam memanfaatkan sumber - sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem menurut informan dalam melakukan upacara adat, segala perlengkapan dan makanan yang diperlukan tidak terlalu sulit dalam mendapatkannya. Karena barang – barang tersebut dan makanan sudah banyak dijual di toko atau pasar.; Keempat. Dalam penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah, informan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan budaya baru, yang dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan budaya, sehingga informan sulit untuk menyesuaikan dengan budaya yang baru. Kesulitan tersebut antara lain pada perbedaan pemberian serah – serahan pada acara perkawinan, acara adat tujuh bulan kehamilan dan acara gunting rambut bayi. Dari hasil wawancara, bahwa informan yang melakukan Mangain cenderung adanya proses akulturasi budaya. This research aims knowing social adaptation of Mangain kinship system in Senen District. This Research held in Senen District, Central Jakarta during March to December 2016. This research used qualitative methods. Research Informants are HKBP pastor, Indigenous leaders, Leader of Batak Society, and informant who applied Mangain in Senen District which Operated by snawball sampling. Data collection conducted with depth interview, observation and documentation. The technique which used in validity is triangulation. The Research showed four Aspects; First. In the socialization to society informants who do Mangain shows still in the stage of adjustment to a new culture in the Batak tribe. That's because there are informants who have not been able to adjust to the customs of the tribe of Batak. The difficulty of adjusting to the informant due to the lack of interaction with relatives Batak (withdrew arisan Se-Marga, weddings, etc.), so the informant does not understand the language being delivered; Second. In the process of changing to adapt to the changed circumstances, the informant a long marriage which is about 25 years old has a pattern of adaptation can begin to adjust customs Batak, compared with the informant whose term marriage is new which is about a 15-year pattern of adaptation that still need learning related Batak tribal customs. Differences are still old and new marriage caused by the time taken to the informer in adapting to the Batak tribe. But it also depends on the willingness of informants to learn the Batak tribal customs, and also the importance of support of the family; Third. In utilizing limited sources for envcironment interest and systems. According to informants thought in traditional ceremony, all equipments and foods which needed are not too difficult accessible. Because they already sold in stores or markets.; Fourth. In adjusting cultural and other aspects as the outcome of natural selection, informants having difficult to interact with new cultures, which is caused by their cultural differences, so the informants are difficult to interact with new culture. The difficulties are laid on difference of handover in marriage feast, events of indigenous seven months pregnancy, and baby hair clippers occasions. The result of interview is the informants who did Mangain tend acculturation process.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Dr. Muhammad Zid, M. Si 2) Dra. Asma Irma S. M.Si
Subjects: Geografi, Antropologi > Geografi
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Geografi
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 23 Mar 2022 03:39
Last Modified: 23 Mar 2022 03:39
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/25135

Actions (login required)

View Item View Item