JENDERAL FEISAL TANJUNG: PANGLIMA ABRI YANG MEMPERERAT HUBUNGAN ABRI DENGAN GOLONGAN ISLAM (1993-1998)

Sufila Iswanti, . (2016) JENDERAL FEISAL TANJUNG: PANGLIMA ABRI YANG MEMPERERAT HUBUNGAN ABRI DENGAN GOLONGAN ISLAM (1993-1998). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
abstract.pdf

Download (30kB)
[img] Text
Scan Lembar Pengesahan.pdf

Download (711kB)
[img] Text
skripsi sufila 4415091382 (1).pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kiprah Jenderal Feisal Tanjung sebagai sosok Panglima ABRI yang mempererat hubungan antara ABRI dengan golongan Islam antara tahun 1993-1998. Batas awal penelitian pada tahun 1993 adalah momen dimana Feisal Tanjung diangkat menjadi panglima ABRI oleh presiden Republik Indonesia ketika itu yaitu Soeharto dalam decade akhir pemerintahannya. Sedangkan batasan akhir yang peneliti ambil yakni tahun 1998 adalah tahun ketika Feisal Tanjung menyelesaikan jabatannya sebagai Panglima ABRI dan ketika itu pula Soeharto mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Sebagai kajian sejarah, hasil penelitian ini dipaparkan dalam bentuk deskriptif naratif. Penelitian ini menggunakan sumber tertulis yang berupa biografi sosok Feisal Tanjung dan kumpulan ceramah-ceramahnya dalam periode ketika Feisal menjadi Panglima ABRI dan juga sumber-sumber lain yang relevan dengannya. Feisal yang berlatarbelakang keluarga berfaham Muhammadiyah tertarik pada dunia militer karena masa kecilnya tinggal di pantai Sibolga yang merupakan salah satu pusat militer Indonesia pada masa revolusi. Setelah masuk AMN, Karier Feisal Tanjung cukup bagus dalam jenjang kemiliteran dan ia semakin cemerlang ketika dipilih menjadi Panglima ABRI ditengah kondisi politik Orde Baru yang dinamis. Pemilihan sosok Feisal dinilai pengamat politik sebagai salah satu upaya pemerintah Orde Baru dalam mengubah citranya dimata golongan Islam dimana sebelumnya ABRI dinilai kurang bersahabat dengan keterlibatannya dalam beberapa peristiwa yang bersentuhan dengan golongan Islam. Pada akhir tahun 1980-an sempat terjadi ‘isu’ friksional terutama dalam matra Angkatan Darat tentang adanya golongan ABRI Hijau dan ABRI merah putih. Dalam ii periode tersebut sosok Feisal yang terpilih sebagai Panglima ABRI dinilai merupakan perpindahan haluan pemerintah Orde Baru yang kemudian lebih ke pencitraan Islamis, dimana pengaruh Moerdani mulai diminimalisir dalam institusi ABRI. Dalam kariernya sebagai Panglima ABRI itu pula Feisal melakukan upaya-upaya perbaikan hubungan dengan golongan-golongan Islam, baik secara institusional maupun secara kultural. Baik ke dalam institusi ABRInya maupun pada hubungan ABRI dengan organisasi-organisasi keislaman pada masa itu. Seperti upaya pembiasaan salam ke sesama tentara, mengisi ceramah-ceramah di masjid, melakukan lobi ke tokoh-tokoh Islam dan sebagainya. Setelah berakhir masa jabatannya sebagai Panglima ABRI pun tidak lantas berakhir pula karier Feisal di dunia Politik. Ia sempat diangkat beberapa kali menjadi menteri hingga akhirnya ia pension dan wafat pada awal tahun 2013. Selama menjadi Panglima ABRI itulah ia dianggap sebagai sosok yang mempererat hubungan ABRI dengan golongan Islam.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Abdul Syukur, M.Hum., ; 2). Nur’aeni Martha, M.Hum
Subjects: Ilmu Sejarah > Aneka Ragam Sejarah dan Teori Sejarah
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: hartati .
Date Deposited: 08 Jan 2020 11:18
Last Modified: 08 Jan 2020 11:18
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/2627

Actions (login required)

View Item View Item