RESISTENSI SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN (Studi Kasus: Empat Pedagang Kaki Lima di Pasar Jati Baru Tanah Abang Jakarta Pusat)

MELISA OCTVIANI, . (2017) RESISTENSI SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN (Studi Kasus: Empat Pedagang Kaki Lima di Pasar Jati Baru Tanah Abang Jakarta Pusat). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
skripsi melisa pendsos 2013.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk resistensi PKL di Pasar Jati Baru Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan faktor penyebab PKL melakukan resistensi. Teori yang digunakan untuk menganalisis studi kasus yang diambil dalam penelitian ini dikaji dengan teori konflik perspektif Ralf Dahrendorf. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi di lapangan. Informan dalam penelitian ini adalah delapan informan yang terdiri dari empat orang PKL di Pasar Jati Baru Tanah Abang, Jakarta Pusat yang menjadi subjek utama, yang menjadi korban dan pelaku dari adanya kasus yang akan diteliti dalam penulisan ini. Satu petugas parkir di Pasar Jati Baru dan satu pengunjung Pasar Jati Baru. Serta dua Satpol PP yang bertugas di Pasar Jati Baru dan dua informan pendukung. Hasil penelitian menunjukan bahwa PKL di Pasar Jati Baru memiliki bentuk perlawanan ketika adanya penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP. Bentuk resistensi lebih banyak ditemukan dalam skala kecil seperti hinaan dan makian. Namun, jika ada penertiban gabungan dari Wali Kota PKL beberapa kali melalukan perlawanan berupa tindak kekerasan bahkan mengeluarkan senjata. Selain itu faktor yang menyebabkan PKL melakukan perlawanan adalah faktor ketidakadilan dimana para PKL merasa sudah membayar sejumlah uang yang beralasan sebagai uang keamanan dan kebersihan. Selain itu faktor kebutuhan hidup bagi para PKL. Dalam hal ini, teori yang digunakan untuk menganalisis kasus adalah konflik pandangan Ralf Dahrendorf. Dahrendorf mengemukakan teori konfliknya melalui pembahasan tentang wewenang dan posisi. Hal ini dapat dilihat mengenai Satpol PP dan PKL yang merupakan dua karakteristik dengan kepentingan berbeda. Selain itu, Dahrendorf membedakan golongan yang terlibat konflik atas dua tipe, yaitu kelompok semu dan kelompok kepentingan. Satpol PP dapat dipandang sebagai kelompok semu dan PKL sebagai kelompok kepentingan. Sebab, Satpol PP merupakan pemegang kekuasaan dan jabatan yang disertai kepentingan tertentu yang lama terbentuk karena munculnya kelompok kepentingan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Rakhmat Hidayat, PhD 2) Dewi Sartika, M.Si
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 13 Apr 2022 03:26
Last Modified: 13 Apr 2022 03:26
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/26439

Actions (login required)

View Item View Item