STUDI TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN DI SURAKARTA, JAWA TENGAH 1940 -1979

DHINI YUSTISIWARI, . (2015) STUDI TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN DI SURAKARTA, JAWA TENGAH 1940 -1979. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI DHINI.pdf

Download (9MB)

Abstract

Penelitian ini bersifat kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran masyarakat dalam perkembangan tata rias pengantin Solo Basahanpada periode 1940-1979 yang dipakai dan dilakukan oleh masyarakat Surakarta.Penelitian ini dilaksanakan di Kota Solo, Surakarta Jawa Tengah. Data diperoleh melalui teknik pengamatan, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan terkait perkembangan busana Dodot Basahan yang dipakai pada masyarakat Solo dan Keraton Surakarta. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis model interaktif yang terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan peran masyarakat dalam perkembangan tata rias pengantin Solo basahan tahun 1940-1979 tidak terlepas dari peran Keraton Surakarta itu sendiri yang memberikan izin pada perias pengantin yang tergabung dalam suatu lembaga yaitu lembaga tata rias pengantin yang ada di Solo Surakarta, pada tahun 1961 salah satu perias pengantin dari kelompok masyarakat biasa, berperan untuk mengenalkan tata rias Solo Basahan pada perias pengantin lain yang ingin mempelajari Solo Basahan sampai tahun 1977 yang pada tahun 1976 dikenal dengan Ikatan Tata Rias Pengantin (IATRIP) dengan tujuan untuk mensosialisasikan Solo Basahan tersebut pada masyarakat umum. Pada tahun 1977 pihak Keraton bekerja sama dengan perias pengantin tersebut serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (Dirjen PLPSO), Direktorat Pendidikan Masyarakat mengadakan Raker Basahan dan loka karya di srondol Semarang Jawa Tengah. Setelah disahkan dengan raker bashan dan diadakan lokakarya mulailah disosialisasikan pada masyarakat umum Solo Basahan tersebut. Kemudian dari hal tersebut terus berkembang hingga saat ini. Perkembangan Solo Basahan sudah mulai tampak pada tahun 1945 dari gaya riasan rambut, akan tetapi untuk hal lainnya masih sama dengan gaya riasan bedahya ketawang, barulah pada tahun 1979 Dodot Basahan sudah mulai mengalami banyak perkembangan dari segi gaya rambut dan riasan karena pihak Keraton pun membolehkan adanya inovasi dalam perkembangan tata rias Solo Basahan. *This is a qualitative research that is intended to test the hypothesis a spesific but just describe what it is about a symptom or state variables. This study aims to determine the development of bridal Solo basahan in the period 1940-1970 were made and used by the community and Surakarta. Research palace was held in the city of Solo, Surakarta, Central Java. Data is obtained through the techniques of observation, interviews, documentation and literature studies conducted in the community who use the Solo and palace Dodotclothing Basahan the marriage ceremony Solo basahan. Data analysis was performed through an interactive model analysis technique which consists of a flow of activities that occur simultaneously, namely data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions. These results indicate the role of the community in the development of bridal Solo Basahan the years 1940-1970 of the role of Surakarta Palace itself that gives permission to the bridal makeup incorporated in an institution that is institutions bridal makeup in Solo Surakarta, in 1961 one traditional makeup of the group of ordinary people, a role for introducing makeup traditional makeup Solo Basahanon others who want to learn Solo basahan until 1977 that in 1976 known as the Association of traditional makeup (IATRIP) with the aim to promote the Society Solo basahan Generally, in 1977 the Sultan cooperate with the bridal makeup and the Ministry of Education and Culture, Directorate general of School Education, Youth and Sport (DG PLPSO), Directorate of public Education held a working meeting and workshop basahan Srondol Semarang in Central Java. Once approved by the meeting held workshops start Bashan and disseminated to the general public the Basahan Solo, then from that continues to grow today ini.the progress ofSolo Basahan already started to appear in 1945 from makeup style hair, but for other things are still the same as the style Ketawang bedahya makeup, then in 1979 Dodot Basahanalready started experiencing a lot of growth in terms of hairstyles and makeup as the Sultan also allows for innovation in the development of cosmetology Solo Basahan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Jenny Sista Siregar, M. Hum ; 2). Dra. Harsuyanti. R. Lubis, M. Hum
Subjects: Tata Rias > Tata Rias (Makeup)
Divisions: FT > S1 Pendidikan Tata Rias
Depositing User: Users 8922 not found.
Date Deposited: 22 Apr 2022 05:28
Last Modified: 22 Apr 2022 05:28
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/27045

Actions (login required)

View Item View Item