TASYA ANDIANA PUTRI, . (2017) GENTRIFIKASI DI KOTA PENYANGGA: Studi Kasus Kelurahan Kreo Selatan, Kota Tangerang. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
SKRIPSI_Tasya Andiana Putri_Fakultas Ilmu Sosial_Sosiologi Pembangunan_2013.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini secara garis besar memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk menjelaskan bagaimana proses terjadinya fenomena gentrifikasi terjadi pada masyarakat kota pinggiran khususnya Kelurahan Kreo Selatan. Kedua, untuk mengetahui bentuk adaptasi apa saja yang dilakukan penduduk lokal dalam upaya bertahan hidup ditengah kawasan pemukiman Kelurahan Kreo Selatan yang rentan tergentrifikasikan. Peneliti menggunakan teori konsentris Burgess untuk menganalisis proses terjadinya gentrifikasi di Kelurahan Kreo Selatan dan konsep adaptasi sosial untuk melihat upaya adaptasi penduduk lokal ditengah segala bentuk perubahan sosial dan spasial di lingkungan pemukimannya. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian fenomenologis. Informan dalam penelitian ini terdiri dari empat informan kunci, dua informan utama dan lima informan pendukung. Adapun fokus utama dalam penelitian ini meliputi penduduk lokal asli kampung Kreo Selatan. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui pengumpulan data wawancara dan observasi. Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dibantu dengan menggunakan aplikasi wikimapia dan google earth tujuannya guna membantu peneliti dalam proses mapping sebaran perumahan cluster di Kelurahan Kreo Selatan. Hasil penelitian menemukan bahwa proses terjadinya gentrifikasi di Kelurahan Kreo Selatan memberikan efek ganda pada penduduk asli lokal. Meskipun gentrifikasi cenderung meningkatkan harga lahan, merubah pemukiman m enjadi wajah perkotaan dan memperbaiki potensi ekonomi wilayah. Namun di sisi lain gentrifikasi juga memberi dampak pada kesenjangan sosial dan kesenjangan ekonomi bagi para penduduknya. Sehingga akibat dari kesenjangan ini menimbulkan pertentangan kelas sosial di dalamnya. Pada akhirnya gentrifikasi tidak berhasil memperbaiki kesejahteraan penduduk lokal tetapi justru semakin diperburuk dengan potensi tergusurnya penduduk lokal di tempat kawasan pemukimannya sendiri. This research aims to describe two main objectives. First, is to explain how the process of of gentrification phenomenon has been occurs for the local people in peri- urban, especially at South Kreo District, Tangerang City. Second, is to find out what kind of adaptation that local people do in order to survive in the residential area of South Kreo District which is it vulnerable to be outcast. The researchers use qualitative approach with phenomenological method. The informants in this study consisted of four key informants, two main informants and five supporting informants. The results of this research found that the process of gentrification phenomenon in South Kreo District gave a paradox impact for the local indigenous people. Although gentrification tends to increase the price of land, transforming settlements into urban faces and improving the economic potential of the region. But on the other hand gentrification also has an impact to social inequalities and economic disparities for its inhabitants. So the result for this disparity leads to social class–opposition in it. For the conclusion, gentrification has failed to improve the welfare of the local population but was further exacerbated by the potential for displacement of the indigenous local people ( gentrified) by the middle class– immigrants (gentrifiers).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1) Rakhmat Hidayat, S.Sos., M.Si., PhD 2) Syaifudin, S.Pd., M.Kesos |
Subjects: | Ilmu Sosial > Sosiologi |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Sosiologi |
Depositing User: | sawung yudo |
Date Deposited: | 21 Apr 2022 03:52 |
Last Modified: | 21 Apr 2022 03:52 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/27355 |
Actions (login required)
View Item |