RELASI GEREJA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Gereja Katolik Paroki Santo Mikael Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi)

YOGA NUGRAHA, . (2017) RELASI GEREJA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Gereja Katolik Paroki Santo Mikael Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI YOGA NUGRAHA 4815116795.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penulis melakukan observasi dan wawancara kepada 2 informan kunci yang terdiri dari 1 informan merupakan Romo di Paroki Santo Mikael Kranji, 1 informan yang merupakan kepala keamanan Paroki serta seketaris Rukun Warga setempat, kemudian penulis mewawancarai 2 informan tambahan yaitu seketaris Rukun Tetangga setempat serta juga sekaligus tokoh pemuda muslim setempat serta warga perumahan yang berada di sekitar Gereja guna melengkapi data yang diperlukan penulis. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan relasi Gereja dengan masyarakat sekitar dalam upaya membangun integrasi sosial antar umat beragama. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta jenis penelitian studi kasus terhadap Gereja Katolik Paroki Santo Mikael Kranji, Bekasi. Skripsi ini berangkat dari pemahaman sering terjadinya konflik antar pemeluk agama di masyarakat. Namun sesungguhnya integrasi sangat mungkin terjadi dalam kehidupan antar umat beragama. Teori yang melandasi penulisan ini adalah skema fungsionalisme struktural (AGIL) Talcott Parsons. Terdapat beberapa hal penting dari usaha membangun relasi antar umat beragama dengan tujuan akhir adalah terciptanya sebuah integrasi. Pertama, sangat berpengaruhnya sebuah pemahaman toleransi serta rasa keterbukaan semua pihak. Kedua, nilai-nilai kebudayaan yang berlaku juga merupakan unsur penting agar terciptanya interaksi serta pemahaman tentang menjaga dan menghargai kebudayaan orang lain. Ketiga, peran tokoh masyarakat dalam usaha menciptakan interaksi yang dinamis dalam sebuah keberagaman. Keempat, rasa ingin hidup berdampingan dalam perbedaan. Kelima, agama merupakan unsur pribadi dan pilihan diri masing-masing individu dan bukan sebuah “alat” untuk menyulut sebuah konflik. Keenam, mobilitas masyarakat merupakan salah satu faktor terhambatnya interaksi serta berpotensi terciptanya konflik. This study aims to describe relation between church and its surrounding Islamic community in promoting integration between different religious communities. By using qualitative approach with case study in Santo Mikael Catholic church in Kranji, Bekasi. This article is based on confict between religious communities. But, social integration is truly possiblein plural society. This study argues that AGIL scheme by Talcott Parsons has successfully promoted integration in plural society. There are few important points that need to be highlighted in integration promotion among plural societies: (1) knowledge on tolerance affects acceptance to plurality; (2) cultural values that exist in society play vital role to create interaction and share-learn process for different perspectives; (3) local elites are keys to promote and preserve concord fettle; (4) desire to live together peacefully averts prejudice and stereotype dissemination; (5) religion is a private matter, belong to private sphere of each individuals, so logically there is no reason to use religion as the motive of religious conflicts; (6) social mobility potentially hampers interaction and induce religious conflicts at the same time.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Abdi Rahmat, M.Si 2) Syaifudin, M.Kesos
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 21 Apr 2022 14:57
Last Modified: 21 Apr 2022 14:57
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/27451

Actions (login required)

View Item View Item