ZULKIFLI PELANA, . (2017) ISMAIL MARZUKI (1931 – 1958): MUSISI LAGU-LAGU ROMANTIKA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
Zulkifli Pelana - ISMAIL MARZUKI (1931-1958)_ MUSISI LAGU-LAGU ROMANTIKA.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini tentang Ismail Marzuki sebagai musisi lagu-lagu romantika dari tahun 1931 hingga 1958. Tahun 1931 sebagai batasan awal penelitian, ketika Ismail Marzuki mulai menjadi musisi lagu-lagu romantika, dengan lagu pertamanya Oh Sarinah. Tahun 1958 sebagai batasan akhir penelitian, ketika Ismail Marzuki meninggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejarah musik Ismail Marzuki sebagai musisi lagu-lagu romantika. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan gambaran tentang masyarakat Indonesia dalam lagu-lagu romantika karya Ismail Marzuki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis dengan penyajian secara deskriptif-analisis. Pendekatan hermeneutika Wilhelm Dilthey digunakan untuk mengkaji gambaran tentang masyarakat Indonesia dalam lagu-lagu romantika karya Ismail Marzuki. Tiga konsep dalam hermeneutika Wilhelm Dilthey yaitu erlebnis, audruck, dan verstehen. Sumber yang digunakan kebanyakan sumber tertulis, baik primer maupun sekunder. Sumber primer berupa majalah dan koran sezaman, sedangkan sumber sekunder berupa buku, koran, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ismail Marzuki lahir dari keluarga Betawi yang berada secara ekonomi dan religius di Kwitang pada 11 Mei 1914. Ismail Marzuki yang berpendidikan formal di HIS hingga MULO mulai menyukai musik sejak anak-anak. Kesukaan terhadap musik berawal dari rumahnya yang terdapat gramofon dan koleksi piringan hitam. Ketika bersekolah di MULO ia juga giat bermusik dengan kawan-kawan dalam band sekolah. Pada tahun 1931, Ismail Marzuki menciptakan lagu pertamanya Oh Sarinah yang menandai keseriusannya menekuni musik. Ismail Marzuki terlibat Lief Java, NIROM, VORO, dan PPRK dalam karir bermusiknya selama penjajahan Belanda (1936-1942). Ketika pendudukan Jepang ia memimpin orkes Hoso Kanri Kyoku Djakarta. Ismail Marzuki di masa kemerdekaan, Revolusi Fisik (1945-1949) hingga meninggal (1958) terlibat dengan Radio Republik Indonesia, Empat Sekawan, dan Orkes Studio Djakarta. Selama tahun 1931-1958 Ismail Marzuki menciptakan sekitar 200 lagu dengan beraneka tema. Salah satu tema lagu yang menjadi karakteristik Ismail Marzuki adalah lagu-lagu romantika. Lagu-lagu romantika karya Ismail Marzuki dapat mengungkapkan bahwa perjuangan bukan hanya pertempuran bersenjata saja, tetapi menjunjung tinggi kemanusiaan. Lagu-lagu tersebut juga menunjukkan hubungan yang harmonis antara rakyat dan pejuang atas dasar cinta tanah air Indonesia. Selain itu, lagu�lagu romantika menjadi “jalan perjuangan” Ismail Marzuki sebagai musisi. Ismail Marzuki melalui karyanya memberikan hiburan, inspirasi, dan dukungan moril kepada para pejuang Indonesia. Lagu-lagu romantika karya Ismail Marzuki dapat mengungkapkan gambaran tentang masyarakat Indonesia sesuai konteks zamannya. Penciptaan lagu-lagu itu bertolak dari realitas yang diperoleh Ismail Marzuki berdasarkan situasi masyarakat sekitarnya. Dari hasil analisis, lagu-lagu romantika karya Ismail Marzuki, seperti Oh Sarinah, Terkenang Tanah Air, Bisikan Tanah Air, Rayuan Pulau Kelapa, Selendang Sutera, Saputangan dari Bandung Selatan, Sepasang Mata Bola, O Angin Sampaikan Salamku, Bandung Selatan di Waktu Malam, dan Lambaian Bunga secara umum mengungkapkan gambaran tentang masyarakat Indonesia yang cinta terhadap tanah air. These research about Ismail Marzuki as romantic songs musician from 1931 until 1958. The year 1931 as begining limit of research, when Ismail Marzuki begin to be a romantic songs musician, with his first song Oh Sarinah. The year 1958 as ending limit of research, when Ismail Marzuki died. Purpose of this research is to explain musical history of Ismail Marzuki as romantic songs musician. These research also has purpose to express the description about Indonesian society in Ismail Marzuki’s romantic songs. These research used historical research method with descriptive-analysis presentation. Wilhelm Dilthey’s hermeneutic approachment used to research the description about Indonesian society in Ismail Marzuki’s romantic songs. Three concepts in Wilhelm Dilthey’s hermeneutic are erlebnis, audruck, and verstehen. Written sources were dominant used in this research, both primary and secondary sources. Primary sources such as contemporary magazines and newspapers, while secondary sources such as books, newspapers, and other sources that are relevant to this research. Result of these research shows that Ismail Marzuki was born from Betawi family who economically established and religious at Kwitang in 11 May 1914. Ismail Marzuki who studied formally in HIS until MULO start to like music since childhood. His fondness to music started from his home there were gramophone and vinyl-record collections. When he went to school in MULO’s level, he also played music intensively with his friends in school band. In 1931, Ismail Marzuki has created his first song Oh Sarinah that marked his seriousness in music. Ismail Marzuki involved Lief Java, NIROM, VORO, and PPRK in his musical career during the Netherland’s colonialism era (1936-1942). In Japanese occupation era he led radio orchestra Hoso Kanri Kyoku Djakarta. Ismail Marzuki in independence era, Revolusi Fisik (1945-1949), until his death (1958) involved in Radio Republik Indonesia, Empat Sekawan, and Orkest Studio Djakarta. During 1931-1958 Ismail Marzuki had created circa 200 songs with many themes. One of the song theme that be Ismail Marzuki’s characteristic was romantic songs. Ismail Marzuki’s romantic songs could express that struggle was not just battle of weapon, but uphold the humanity. Those songs also show the harmonious relationship between the people and the fighters on the basis of love to homeland of Indonesia. In addition, romantic songs been Ismail Marzuki’s “struggle way” as a musician. Ismail Marzuki through his songs provided entertainment, inspiration and moral support to the Indonesian fighters. Ismail Marzuki’s romantic songs could express the description about Indonesian society according to its time context. Creating process of those songs was based from reality which Ismail Marzuki got from society’s situation around him. From analysis result, Ismail Marzuki’s romantic songs, such as Oh Sarinah, Terkenang Tanah Air, Bisikan Tanah Air, Rayuan Pulau Kelapa, Selendang Sutera, Saputangan dari Bandung Selatan, Sepasang Mata Bola, O Angin Sampaikan Salamku, Bandung Selatan di Waktu Malam, dan Lambaian Bunga were generally express the description about Indonesian society who love their homeland (country).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1) Nur’aeni Marta, S.S., M. Hum 2) Sugeng Prakoso, S.S., M.T |
Subjects: | Sejarah Dunia > Sejarah |
Divisions: | FIS > S2 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | sawung yudo |
Date Deposited: | 22 Apr 2022 00:40 |
Last Modified: | 22 Apr 2022 00:40 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/27480 |
Actions (login required)
View Item |