REDUNDANSI PADA KORAN HARIAN WARTA KOTA RUBRIK BODETABEK PLUS

RANGGI WINDY ASTUTI, . (2015) REDUNDANSI PADA KORAN HARIAN WARTA KOTA RUBRIK BODETABEK PLUS. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
Skripsi Ranggi Windy Astuti.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk redundansi yang terdapat pada koran harian Warta Kota Rubrik Bodetabek plus. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, mulai September sampai April 2015. Penelitian ini difokuskan pada bentuk redundansi berupa pasangan redundansi, pengubah redundansi, dan komponen redundansi yang terdapat di surat kabar Warta Kota rubrik Bodetabek Plus edisi September-Desember 2014. Objek dari penelitian ini adalah satuan lingual redundansi pada koran Warta Kota edisi Oktober-Desember 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Tema yang paling banyak ditemukan dari 8 tema artikel adalah tema kriminal dengan 40 bentuk (54,1%). Hal tersebut dikarenakan penjabaran dalam artikel kriminal lebih rinci sehingga saat menerangkannya penulis menggunakan bentuk redundansi baik sebagai penegasan, penjabaran maupun suatu bentuk hiperkorek. Tema yang paling sedikit ditemukan adalah tema olahraga dan teknologi sebanyak 1 bentuk (1,35%) dikarenakan kedua bidang ini dalam penulisannya lebih bersifat lugas dan singkat berbeda dengan tema lainnya yang memerlukan bentuk yang rinci. Bentuk redundansi yang paling banyak terjadi pada satuan lingual kata yaitu antara kata dengan kata sebanyak 20 buah (25,6%), kata dengan klausa sebanyak 3 buah (3,8%), frasa dengan kata sebanyak 3 buah (3,8%). Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai makna sebuah kata sehingga pemilihan diksi kurang diperhatikan. Selain itu, bentuk penegasan juga menjadi alasan benyaknya ditemui redundansi. Bentuk frasa dan klausa paling sedikit ditemukan yaitu antara frasa dengan frasa sebnayak 6 buah (7,7%), frasa dengan klausa sebnayak 2 buah (2,6%), dan klausa dengan frasa sebanyak 2 buah (2,6%). Hal ini dikarenakan bentuk frasa dan klausa memiliki bentuk yang lebih luas sehingga informasi yang dikandungnya lebih bnayak. Pada tipe redundansi, pengubah redundansi paling banyak ditemukan sebnayak 37 bentuk (45,68%). Bentuk ini banyak ditemukan karena pemilihan diksi yang kurang tepat dan pemahaman menganai makna kata yang kurang baik. Tipe kategori redundansi adalah tipe yang paling sedikit ditemui dengan jumlah 19 bentuk (23,46%). Hal ini dikarenakan dalam menjelaskan sesuatu, penulis jarang menggunakan kategori umum yang berupa istilah karena dianggap kurang mampu menjelaskan dengan rinci sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Fungsi redundansi yang paling banyak digunakan adalah fungsi penekanan sebanyak 25 bentuk (46,3%). Hal ini dikarenakan penulis ingin memberikan penekanan terhadap kata yang digunakan agar pembaca lebih terfokus pada apa yang ingin disampaikan. Fungsi redundansi yang paling sedikit digunakan adalah fungsi memberikan efek puitis sebanyak 1 bentuk (1,8%) dikarenakan dalam penulisan jurnalistik sangat dihindari penggunaan bentuk yang puitis. Hal ini v untuk memberikan efek tegas dan lugas dalam penyampaian berita sehingga memberikan efek terpercaya pada pembaca.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Prof. Dr Sakura Ridwan. M.Pd. ; 2). Dr. Miftakhulkhairah Anwar, M. Hum.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Sastra Indonesia
Depositing User: Users 8922 not found.
Date Deposited: 11 May 2022 06:03
Last Modified: 11 May 2022 06:03
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/28089

Actions (login required)

View Item View Item