REGINA NOPIA HELNAZ, . (2017) KONTESTASI DISKURSUS DALAM AKSI BELA ISLAM. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
4. LEMBAR PERSETUJUAN.pdf Download (54kB) |
|
Text
5. LEMBAR ORIGINALITAS.pdf Download (38kB) |
|
Text
3. ABSTRACT.pdf Download (15kB) |
|
Text
1. COVER.pdf Download (10kB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (15kB) |
|
Text
8. DAFTAR ISI.pdf Download (19kB) |
|
Text
7. KATA PENGANTAR.pdf Download (19kB) |
|
Text
15. BAB V.pdf Download (21kB) |
|
Text
14. BAB IV.pdf Download (290kB) |
|
Text
12. BAB II.pdf Download (81kB) |
|
Text
11. BAB I.pdf Download (48kB) |
|
Text
13. BAB III.pdf Download (21kB) |
|
Text
16. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (60kB) |
|
Text
30. DAFTAR RIWAYAT HIDUP.pdf Download (8kB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (120kB) |
Abstract
Demonstrasi masa (Aksi Bela Islam) pada 4 November 2016 (411) dan 2 Desember 2016 (212) yang mendatangkan ribuan “Muslim” (The Guardian), “Islamis” (The New York Times), dan “Muslim garis keras” (The Wall Street Journal) untuk memprotes gubernur Kristen Sino Indonesia Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang juga berkompetisi dalam pemilihan umum gubernur Jakarta 2017, telah dipotret oleh The Guardian, The New York Times, dan The Wall Street Journal. Menggunakan sistem transitivitas Halliday dan aspek judgment dari Teori Appraisal Martin dan White, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme fabrikasi pertentangan diskursus dalam Aksi Bela Islam berdasarkan perspektif ketiga media Barat tersebut. Ditemukan bahwa pertentangan diskursus dilaksanakan dengan menggunakan proses material dan verbal untuk melindungi Ahok sebagai korban dalam kasus penistaan agama dan di saat yang sama memosisikan pemrotes sebagai pihak yang memulai konflik dan tidak taat pada proses investigasi. Penilaian positif sebagian besar ditujukan pada Ahok dengan menekankan performa kerja yang baik. Sebaliknya, peniliaian negatif sebagian besar ditujukan pada pemrotes dengan menekankan perilaku yang kasar. Mass rallies (Aksi Bela Islam) on November 4th 2016 (411) and December 2nd 2016 (212) which drew thousands of “Muslims” (The Guardian), “Islamists” (The New York Times), and “hard-line Muslims” (The Wall Street Journal) to protest against the Christian Sino Indonesian governor Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), who ran for the Jakarta’s gubernatorial election in 2017, have been portrayed by The Guardian, The New York Times, and The Wall Street Journal. Deploying Halliday’s transitivity system and Martin and White’s judgment aspect in Appraisal Theory, this study seeks to analyze the fabrication mechanism of discursive contestation in Aksi Bela Islam from the perspective of the three Western media. It is found that the discursive contestation is executed mostly by employing material and verbal process to safeguard Ahok as a victim in the blasphemy case and at the same time position the protesters as the party who started the conflict and were not loyal to the investigation process. Positive judgment is mostly directed to Ahok by pointing out his good work performance. In contrast, negative judgment is mostly directed to the protesters by pointing out their violent behavior.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Eva Leiliyanti, Ph. D. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Inggris |
Depositing User: | sawung yudo |
Date Deposited: | 27 Apr 2022 01:34 |
Last Modified: | 27 Apr 2022 01:34 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/28269 |
Actions (login required)
View Item |