KAJIAN DIALEKTOLOGI BAHASA SUNDA DI KECAMATAN WARUDOYONG

RANIA ZEKY MASHABI, . (2017) KAJIAN DIALEKTOLOGI BAHASA SUNDA DI KECAMATAN WARUDOYONG. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (89kB)
[img] Text
Skripsi Rania Zeky Mashabi.pdf

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variasi bahasa Sunda yang terjadi di Kecamatan Warudoyong yang ditinjau dari teori dialektologi. Teori dialektologi pada penelitian ini mencakup teori mengenai metode penelitian dialektologi yang terdiri dari pupuan lapangan dan pupuan sinurat, pemetaan bahasa, isoglos, serta dialektometri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan cara observasi lapangan dan wawancara informan di setia ptitik pengamatan yang telah ditentukan. Tahap analisis yang dilakukan dengan cara mentranskrip data terlebih dahulu, kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan perubahan vokal dan konsonannya serta jumlah etimanya. Data yang telah diklasifikasikan hingga terbagi menjadi 3 kelompok etima dan 8 pelambang, yaitu kosakata dasar Swadesh satu etima dengan satu sampai empat pelambang, kosakata dasar Swadesh dua etima dengan dua daan tiga pelambang, serta kosakata dasar Swadesh tiga etima dengan tiga dan lima pelambang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari berkas isoglos yang telah dibuat dapat dilihat tumpukan garis isoglos yang lebih tebal dibandingkan titik pengamatan lain di titik Warudoyong dan Benteng. Kemudian berdasarkan perhitungan dengan segitiga dialektometri, perhitungan paling tinggi berada di titik Dayeuhluhur dengan Benteng dan titik Nyomplong dan Benteng. This study aimed to describe the Sundanese variation that occurs in the District Warudoyong the terms of the theory of dialectology. Dialectology theory in this research include theories about dialectology research method that consists of field and Pupuan Pupuan Sinurat, mapping language, isogloss, and dialektometri. The method used in this research is descriptive by field observations and interviews of informants in every ptitik observations that have been determined. Phase analysis is done by transcribing the data first, and then classify the data according to the changes and the number of vowels and consonants etimanya. Data that has been classified until divided into 3 groups etima and 8 both symbol, namely the basic vocabulary Swadesh one etima with one to four both symbol, basic vocabulary Swadesh two etima with two daan three both symbol, as well as basic vocabulary Swadesh three etima with three and five both symbol. The results of this study indicate that from isogloss file that has been created can be seen piles isogloss lines are thicker than the other observation points in the point Warudoyong and Benteng. Then, based on calculations with triangular dialektometri, the calculation is in the highest Dayeuhluhur point and Benteng point and Nyomplong.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Liliana Muliastuti, M. Pd. 2). Asisda Wahyu AP, M. Hum.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Sastra Indonesia
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 27 Apr 2022 01:50
Last Modified: 27 Apr 2022 01:50
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/28277

Actions (login required)

View Item View Item