STRUKTUR LOGIKA VERBA BERPREFIKS {ME-} DALAM CERITA RAKYAT KI AGENG MIRAH KARANGAN MAINI TRISNA JAYAWATI

SUCI RIZQI LESTARI, . (2015) STRUKTUR LOGIKA VERBA BERPREFIKS {ME-} DALAM CERITA RAKYAT KI AGENG MIRAH KARANGAN MAINI TRISNA JAYAWATI. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SUCI RIZQI LESTARI.pdf

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan struktur logika verba dalam cerita rakyat Ki Ageng Mirah karangan Maini Trisna Jayawati dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada semester genap, yaitu Februari sampai dengan Juni 2014/2015. Penelitian ini difokuskan pada struktur logika verba berprefiks {me-} dalam cerita rakyat Ki Ageng Mirah karangan Maini Trisna Jayawati. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling dan teknik reduksi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 195 klausa verbal berprefiks {me-}. Klausa verbal kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenis predikator dan peran argumen yang mendampingi predikatornya, yaitu: verba berjenis perbuatan ditemukan sebanyak 144 klausa (73,8%), verba berjenis proses sebanyak 13 klausa (6,7%), verba berjenis keadaan sebanyak 12 klausa (6,2%), dan verba berjenis pengalaman sebanyak 26 klausa (13,3%). Verba perbuatan banyak ditemukan karena lebih mudahnya menggambarkan peristiwa yang dilakukan tokoh dengan menggunakan verba bermakna perbuatan. Struktur logika verba berprefiks {me-} dengan makna perbuatan merupakan jenis yang banyak dijumpai dan mudah diekplorasi. Pengarang dapat menunjukkan peristiwa�peristiwa dalam suatu rangkaian cerita dan urutan waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penelitian struktur logika berprefiks {me-} ini ditemukan 17 pola, yaitu: pola perbuatan (pelaku + sasaran) sebanyak 93 klausa (47,7%), pola perbuatan (pelaku) sebanyak 32 klausa (16.4%), pola pengalaman (pengalam + sasaran) sebanyak 16 klausa (8,3%), pola perbuatan (pelaku + hasil) sebanyak 13 klausa (6,6%), pola proses (pokok) sebanyak 6 klausa (3,1%), pola keadaan (pelaku) dan pola keadaan (pelaku + identitas) masing-masing ditemukan sebanyak 4 klausa (2,1%). Pola proses (pokok + sasaran) dan pola keadaan (pokok + identitas) masing-masing ditemukan sebanyak 3 klausa (1,5%), pola proses (pelaku) ditemukan sebanyak 2 klausa (1,0%), pola keadaan (pokok), pengalaman (pengalam), perbuatan (pelaku + identitas), proses (pokok + hasil), dan proses (pokok + ukuran) masing-masing hanya ditemukan 1 klausa (0,5%). Hal ini disebabkan oleh terlalu sedikitnya penggunaan kata dasar yang menyatakan tempat, kata sifat, dan kata bilangan sehingga persentase penggunaannya menjadi lebih sedikit dalam cerita rakyat ini. Dalam kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia, penelitian ini dapat diimplikasikan sebagai pembelajaran dalam teks cerpen pada kelas VII SMP dan diharapkan penelitian ini dapat berkembang tidak hanya difokuskan pada verba berprefiks {me-} saja.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Miftahulkhairah, A., M.Hum. ; 2). N. Lia Marliana, S.Pd. M.Phill (Ling).
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 8922 not found.
Date Deposited: 17 May 2022 03:30
Last Modified: 17 May 2022 03:30
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/28375

Actions (login required)

View Item View Item