STUDI KOMPARATIF DARI PENERJEMAHAN IDIOM DALAM NOVEL THE SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHRONE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS PENERJEMAHAN

LITA NINGTIAS, . (2017) STUDI KOMPARATIF DARI PENERJEMAHAN IDIOM DALAM NOVEL THE SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHRONE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS PENERJEMAHAN. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
Lembar Pengesahan lengkap 31-Aug-2017 11-37-50.pdf

Download (396kB)
[img] Text
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi 21-Aug-2017 11-47-11.pdf

Download (342kB)
[img] Text
Lembar Pernyataan 21-Aug-2017 11-47-38.pdf

Download (248kB)
[img] Text
Lita Ningtias - ACKNOWLEDGEMENT.pdf

Download (86kB)
[img] Text
Lita Ningtias - A COMPARATIVE STUDY OF TWO INDONESIAN TRANSLATION OF NATHANIEL HAWTHORNE.pdf

Download (115kB)
[img] Text
Lita Ningtias - ABSTRAK.pdf

Download (87kB)
[img] Text
Lita Ningtias - ABSTRACT.pdf

Download (173kB)
[img] Text
Lita Ningtias - CHAPTER I.pdf

Download (194kB)
[img] Text
Lita Ningtias - CHAPTER III.pdf

Download (221kB)
[img] Text
Lita Ningtias - CHAPTER V.pdf

Download (177kB)
[img] Text
Lita Ningtias - CHAPTER II.pdf

Download (394kB)
[img] Text
Lita Ningtias - CHAPTER IV.pdf

Download (342kB)
[img] Text
Lita Ningtias - Biodata Penulis.pdf

Download (10kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua novel terjemahan dalam penerjemahan idiom serta mencari tau tipe, strategi, dan kualitas terjemahannya. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel the Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthrone dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Untuk versi terjemahan, penulis menggunakan the Scarlet Letter yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama (teks A), dan the Scarlet Letter yang diterbitkan oleh Narasi Yogyakarta (teks B). Penelitian ini menggunakan teori Lim (2004) untuk mengklasifikasi idiom Bsu, teori Khak (2006) untuk mengklasifikasi idiom Bsa, teori Mona Baker (1992) untuk strategi penerjemahan idiom, dan teori Nababan (2012) untuk menentukan kualitas terjemahan. Hasil penelitian ini, terdapat 80 idiom, seperti 29 phrasal verb, 18 prepositional phrases, 12 idiom with verb, 11 idiom with noun, 8 idiomatic pair, and 2 idiom with adjective. Selanjutnya, strategi yang paling sering digunakan kedua penerjemah adalah parafrasa, pada teks A ditemukan 72 idiom (90%), sedangkan teks B ditemukan 69 idiom (86,25%). Strategi kedua yang paling sering digunakan adalah penghilangan idiom, pada teks A ditemukan tujuh idiom (8,75%), sementara teks B ditemukan sembilan idiom (11,25%). Strategi yang paling jarang digunakan adalah penerjemahan idiom yang memiliki makna dan bentuk serupa, serta penerjemahan idiom yang memiliki makna sama namun berbeda bentuk, dengan frekuensi satu idiom (1,25%). Untuk kualitas penerjemahan, kedua penerjemah kurang akurat, kurang berterima, dan kurang terbaca. Itu semua berdasarkan hasil penilaian dari satu penilai, namun penerjemah B lebih unggul dibandingkan penerjemah A, dengan nilai rata-rata akhir 2,34 sementara A 2,3. Pada aspek keakuratan dan keberterimaan, penerjemah B lebih unggul dibanding penerjemah A, sedangkan pada aspek keterbacaan, penerjemah A lebih unggul dibanding penerjemah B. This study aims to compare two translated novels of idiom’s translation and find out the types, strategies, and quality of translation. The source is the Scarlet Novel novel by Nathaniel Hawthrone which uses descriptive analytical method. For the translated version, the writer uses the Scarlet Letter which published by PT Gramedia Pustaka Utama (text A), and the Scarlet Letter which published by Narasi Yogyakarta (text B). This study uses Lim’s theory (2004) to classify types of English idioms, Khak’s teory (2006) to classify types of Indonesian idioms, Mona Baker’s theory (1992) to find out the strategies used, and Nababan’s theory (2012) to determine the quality of translation. This study found 80 idioms, such as 29 phrasal verb, 18 prepositional phrases, 12 idiom with verb, 11 idiom with noun, 8 idiomatic pair, and 2 idiom with adjective. Then in the translated version, the dominant strategy used by both translators is paraphrase, in text A is found 72 idioms (90%), while text B is found 69 idioms (86.25%). The second strategy used is omission, in text A is found seven idioms (8.75%), while text B is found nine idioms (11.25%). The least strategy used is using idiom of similar meaning and form, and using idiom of similar meaning but dissimilar form, with frequency is one idiom (1.25%). For the quality of translation, both translators are less accurate, less acceptable and medium readability. It is based on the result of assessment of one assessor, but translator B is better than A with score average 2.34 while A is 2.3. On accuracy and acceptability aspect, translator B is better than translator A, while readability aspect of translator A is better than B.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Ati Sumiati, M. Hum 2) Hasnini Hasra, M. Hum
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris
Divisions: FBS > S1 Sastra Inggris
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 27 May 2022 08:40
Last Modified: 27 May 2022 08:40
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/29281

Actions (login required)

View Item View Item