RAIHAN GHILLMAN MUTTAQIN, . (2021) RAMBUT GONDRONG SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS KELOMPOK (KRITIK ATAS PRAKTIK KULTURAL PADA ENAM MAHASISWA TEKNIK UNJ). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
SKRIPSI RAIHAN GHILLMAN_1406617055 .pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan bagaimana rambut gondrong menjadi simbol idenitas diri dan kelompok pada enam mahasiswa Teknik –Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknik Mesin- Universitas Negeri Jakarta, yang merujuk pada pengamatan atas kondisi lingkungan pergaulannya yang kemudian berpengaruh pada pemahaman dan kecenderungan pilihan atau tindakannya terhadap kultur budaya rambut gondrong di fakultasnya. Penelitian ini juga ditujukan untuk menjelaskan bagaimana kritik terhadap praktik kultural tersebut yang dilakukan oleh enam mahasiswa Teknik Universitas Negeri Jakarta selaku informan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui metode studi kasus. Beberapa konsep yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya ialah identitas simbolik, subkultur dan budaya pop, dan post-subkultur. Adapun waktu dan lokasi penelitian ini bertepatan di kampus A Universitas Negeri Jakarta yang dilakukan sejak Agustus hingga Oktober 2020. Data primer yang diperoleh didapatkan berdasarkan wawancara dengan sejumlah informan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebanyak 6 (enam) mahasiswa dengan karakteristik mereka yang berambut gondrong dan aktif dalam lingkungan pergaulannya. Sementara informan ahli yakni sejarawan Dr. Andi Achdian. M. Si. dan Satriono Priyo Utomo. M. Hum. Sementara data yang sekunder yang didapat berupa kutipan dari buku-buku (tinjauan literatur). Temuan di lapangan menunjukan bagaimana rambut gondrong pada mahasiswa Teknik UNJ dalam kaitannya dengan konsep teori identitas simbolik, merefleksikan bagaimana kultur yang berlaku cenderung membentuk identitas diri dan kelompoknya secara sosial. Argumen subkultur dan budaya pop terhadap Identitas yang diidentifikasi merupakan upaya reflektif dalam memahami esensi rambut gondrong secara konseptual. Identitas yang terbangun melalui citra rambut gondrongnya kemudian dimaknai oleh mereka sebagai suatu hal yang sifatnya semata-mata didasari atas motif konsumsi belaka. Argumen post�subkultur sebagai refleksi atas realita saat ini, menjadi titik berangkat terhadap kritik pada enam mahasiswa Teknik UNJ selaku pihak yang mempraktikan identitas sosial tersebut. This study aims to understand and explain how long hair becomes self and group identity for six Engineering students –Electrical Engineering, Civil Engineering, and Mechanical Engineering- at the State University of Jakarta which refers to the observation of the condition of their social environment, which then affects of their understanding and tendency of choices or actions toward existence of the long hair culture in their faculty. This study is also intended to explain how the criticism of these cultural practices was carried out by six Engineering students at the State University of Jakarta as informants in this study. This research uses a descriptive qualitative approach with a case study method. Some of the concepts proposed in this study include symbolic identity, subculture dan pop culture, and post-subculture. As for the time and location of this study coincided at campus A State University of Jakarta, which was conducted from August to October 2020. Primary data were obtained based on interviews with a number of informants used in this study, namely as many as six students with their characteristic of long hair and active in their social environment. While the appointment of expert informants namely historian Dr. Andi Achdian. M. Si. and Satriono Priyo Utomo. M. Hum. While secondary data obtained in the form of quotes from books (literatur review). The results of this study show how long hair of six engineering students at the State University of Jakarta in relation to the concept of symbolic identity theory reflects how the prevailing culture tends to shape the identity of themselves and their groups socially. Subculture and pop culture arguments against the identified identity is a reflective effort in understanding the essence of long hair conceptually. The identity that is built through the image of long hair is then interpreted by them as something that is solely based on mere consumption motives. The post-subculture argument as a reflection of the current reality, became the starting point for the criticism of the six Students of Engineering at the State University of Jakarta as the party practicing of the social identity
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dr. Yuanita Aprilandini, M.Si ; 2). Achmad Siswanto, M.Si |
Subjects: | Ilmu Sosial > Sosiologi |
Divisions: | FIS > S1 Sosiologi |
Depositing User: | Users 14626 not found. |
Date Deposited: | 04 Jul 2022 06:41 |
Last Modified: | 04 Jul 2022 06:41 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/31377 |
Actions (login required)
View Item |