MAKSIM KERJA SAMA PADA DIALOG TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH 1 DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

SYIFA FAUZIAH, . (2011) MAKSIM KERJA SAMA PADA DIALOG TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH 1 DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SYIFA FAUZIAH.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan maksim kerja sama yang mencakup pemenuhan dan pelanggaran pada dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Juni 2011. Objek penelitian ini yaitu dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 pada episode 3, 9, dan 11 yang telah dipilih secara acak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Adapun Fokus penelitian ini yaitu pelaksanaan maksim kerja sama yang mencakup pemenuhan dan pelanggaran pada dialog tokoh utama. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang dibantu dengan tabel analisis kerja berupa pemenuhan dan pelanggaran maksim kerja sama. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari 71 paraton dan 157 pasangan ujaran terdapat pemenuhan dan pelanggaran maksim kerja sama. Dari 157 pasangan ujaran ditemukan pemenuhan maksim kualitas sebanyak 154 pasangan ujaran atau 98,1%. Disusul kemudian dengan maksim hubungan sebanyak 153 pasangan ujaran atau 97, 45%. Maksim pelaksanaan atau cara sebanyak 135 pasangan ujaran atau 86%, dan yang terakhir maksim kuantitas sebanyak 98 pasangan ujaran atau 62,42%. Sementara itu, dari 157 pasangan ujaran terdapat pelanggaran maksim kuantitas sebanyak 59 pasangan ujaran atau 37, 58%, lalu maksim pelaksanaan atau cara sebanyak 22 pasangan ujaran 14%. Disusul kemudian maksim hubungan sebanyak 4 pasangan ujaran atau 2,55% dan maksim kualitas sebanyak 3 pasangan ujaran atau 1,91%. Dari 157 pasangan ujaran, dapat disimpulkan bahwa dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 telah memenuhi maksim kerja sama. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemenuhan maksim kerja sama dilakukan oleh dialog tokoh utama. Sementara itu, yang melanggar maksim kerja sama lebih sering dilakukan lawan bicara tokoh utama. Hal ini menunjukkan bahwa penulis novel Ketika Cinta Bertasbih 1 mengembangkan karakter tokoh utama dengan dialog atau ujaran yang memenuhi aturan berbicara yaitu maksim kerja sama yang meliputi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim hubungan, dan maksim pelaksanaan atau cara. Dengan memenuhi maksim kerja sama, tokoh utama digambarkan sebagai tokoh yang baik, bertutur kata sopan dan halus, dan tidak melanggar aturan berbicara. Implikasi penelitian ini bagi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membuat dialog naskah drama dengan menggunakan dan memperhatikan maksim kerja sama. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan siswa tentang penggunaan maksim kerja sama baik pemenuhan maupun pelanggaran, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa, yakni siswa dapat memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Prof. Dr. Achmad HP ; 2). Drs. Sam Mukhtar Chaniago, M. Si
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 14685 not found.
Date Deposited: 16 Aug 2022 02:30
Last Modified: 16 Aug 2022 02:30
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/32492

Actions (login required)

View Item View Item