REPRESENTASI PERKAWINAN ISLAM DALAM HIKAYAT MAHARAJA JAYA ASMARA MELALUI TINJAUAN HERMENEUTIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK DI SMA KELAS X

HIFZIAH APRIANI, . (2011) REPRESENTASI PERKAWINAN ISLAM DALAM HIKAYAT MAHARAJA JAYA ASMARA MELALUI TINJAUAN HERMENEUTIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK DI SMA KELAS X. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI HIFZIAH APRIANI (2115076517.pdf

Download (656kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Representasi Perkawinan Islam dalam Hikayat Maharaja Jaya Asmara dan dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran sastra Melayu klasik di SMA kelas X. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Penelitian berlangsung sejak bulan Februari 2011 sanpai dengan Juli 2011. Objek penelitian berupa naskah hasil translitrasi yang berjudul Hikayat Maharaja Jaya Asmara. Fokus penelitian berupa representasi perkawinan Islam, tabel analisis pertama memuat syarat perkawinan, kewajiban seorang suami, kewajiban seorang istri, hak istri dan hak suami yang terdapat dalam hikayat tersebut. Tabel analisis kedua memuat hermeneutik teori Gadamer yaitu berupa : bildung (kebudayaan), sensus communis (pendapat bersama), pertimbangan, selera. Data yang terkumpul 47 paragraf terdiri atas syarat perkawinan Islam yaitu khitbah (meminang) sebanyak 4 kalimat, akad nikah sebanyak 5 kalimat, dan walimah sebanyak 8 kalimat. Kewajiban seorang suami kepada istri terdiri atas memberi nasihat, memerintahkan, mengingatkan, dan menyenagkan hati istri sebanyak 10 kalimat, suami hendaknya selalu bersabar, tidak mudah marah, apabila istri menyakiti hatinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan terdapat 1 kalimat, hendaklah suami berlemah lembut terhadap istri dan mengajarkannya hal-hal yang baik sebanyak 6 kalimat. Kewajiban seorang istri kepada suami terdiri atas hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita sebanyak 3 kalimat, istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan sebanyak 12 kalimat, istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya terdapat 1 kalimat, istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya terdapat 1 kalimat, dan istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan sebanyak 2 kalimat. Sedangkan hak istri kepada suami terdiri atas wasiat Nabi tentang wanita suami harus berlemah lembut kepada istrinya sebanyak 6 kalimat dan suami setia kepadanya sepeninggallannya terdapat 1 kalimat. Hak suami kepada istri terdiri atas kepemimpinan laki-laki atas wanita sebanyak 3 kalimat, suami lebih besar haknya atas istrinya dibanding kedua orang tuanya terdapat 1 kalimat, jika suami memanggil istri ke tempat tidur maka tidak boleh menolaknya walaupun dalam kesibukan sebanyak 2 kalimat, dan istri memelihara rumah dan harta suami jika suami tidak ada di rumah terdapat 1 kalimat. Total semua data yaitu sebanyak 68 data. Tabel kedua yaitu kajian hermeneutik, dalam kajian ini telah ditemukan bildung sebanyak 16 kalimat, sensus communis sebanyak 5 kalimat, pertimbangan sebanyak 12 kalimat, dan selera sebanyak 14 kalimat. Jumlah keseluruhan sebanyak 47 kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Hikayat Maharaja Jaya Asmara terdapat banyak representasi perkawinan Islam, diantaranya syarat perkawinan, kewajiban seorang istri, kewajiban seorang suami, hak suami dan hak istri. Representasi perkawinan Islam yang paling banyak ditemukan dalam syrat perkawinan yaitu walimah sebayak 8 pernyataan. Kewajiban seorang suami yang paling banyak ditemukan yaitu memberi nasihat, memerintahkan, mengingatkan, dan menyenagkan hati istri sebanyak 10 pernyataan. Kewajiban seorang istri yang paling banyak ditemukan yaitu istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan sebanyak 12 pernyataan. Hak seorang istri yang paling banyak ditemukan yaitu wasiat Nabi tentang wanita suami harus berlemah lembut kepada istrinya sebanyak 6 pernyataan. Dan hak seorang suami yang paling banyak ditemukan yaitu kepemimpinan laki-laki atas wanita sebanyak 3 pernyataan. Sedangkan dalam hermeneutik Gadamer yang paling banyak ditemukan adalah selera sebanyak 14 pernyataan. Hasil penelitian ini juga meunjukkan bahwa di dalam Hikayat Maharaja Jaya Asmara lebih banyak menggambarkan kewajiban seorang suami istri dalam menjalankan rumah tangganya. Ini menunjukkan bahwa dalam Hikayat Maharaja Jaya Asmara telah menjunjung tinggi kewajiban-kewajiban seorang suami istri dalam menjalankan rumah tangganya, hal ini dilukiskan tokoh dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam berumah tangga. Penelitian ini dapat disimpulkan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sastra Melayu klasik. Dengan mengkaji unsur-unsur ektrinsik siswa dapat memperoleh gambaran mengenai berbagai kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang harus dilakukan dalam berumah tangga dalam Hikayat Maharaja Jaya Asmara serta dapat menambah pengetahuan siswa untuk dijadikan pedoman dalam hidup yang sangat beragam ini. Setelah itu, guru dapat menjadikan hikayat ini sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Siti Gomo Attas, M.Hum ; 2). Gres Grasia Azmin, M.Si
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 14685 not found.
Date Deposited: 16 Aug 2022 02:51
Last Modified: 16 Aug 2022 02:51
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/32502

Actions (login required)

View Item View Item