KONSTRUKSI SINTAKTIK DAN SEMANTIK IDIOM PADA HARIAN OLAHRAGA TOP SKOR SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 118 JAKARTA

IFRAN NURTRIPURA, . (2011) KONSTRUKSI SINTAKTIK DAN SEMANTIK IDIOM PADA HARIAN OLAHRAGA TOP SKOR SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 118 JAKARTA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI.pdf

Download (724kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi sintaktik dan semantik idiom pada Harian Olahraga Top Skor serta implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 118 Jakarta. Metode yang digunakan ialah medote deskriptif kualitatif dengan teknik analisis konstruksi sintaktik dan semantik idiom. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil, yaitu bulan Agustus sampai bulan Januari tahun akademik 2010-2011. Fokus penelitian ini pada konstruksi sintaktik dan semantik idiom pada Harian Olahraga Top Skor yang mencakup bentuk idiom, makna idiom, dan jenis idiom. Objek penelitian ini ialah idiom yang terdapat pada Harian Olahraga Top Skor. Instrumen yang digunakan ialah peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis kerja. Data penelitian berupa 192 kalimat Harian Olahraga Top Skor yang diambil secara acak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 192 kalimat Harian Olahraga Top Skor di dalamnya terdapat 146 idiom. Berdasarkan konstruksi sintaktik, jumlah idiom berbentuk frasa menempati urutan tertinggi dengan jumlah 119 (81,51%). Kemudian, diikuti oleh idiom berbentuk klausa sejumlah 26 (17,81%), sedangkan idiom berbentuk kalimat menduduki urutan bawah dengan jumlah 1 (0,68%). Kecenderungan tertinggi idiom berbentuk frasa karena idiom berbentuk frasa lebih sederhana dari segi konstruksi, sedangkan idiom berbentuk klausa sedikit kompleks. Adapun idiom berbentuk kalimat konstruksinya lebih kompleks maka hanya ditemukan satu data. Berdasarkan hasil analisis konstruksi sintaktik, idiom merupakan konstruksi tetap. Idiom disebut memiliki konstruksi tetap karena unsur konstruksi itu tidak dapat dipisahkan, dimutasi, ataupun disubtitusi. Idiom berbentuk frasa memiliki konstruksi sintaktik antara lain: (1) nomina+nomina, (2) nomina+verba, (3) nomina+adjektiva, (4) nomina+preposisi, (5) verba+nomina, (6) verba+verba, (7) verba+ajektiva, (8) adjektiva+nomina, dan (9) numeralia+nomina. Adapun idiom berbentuk klausa memiliki konstruksi sintaktik antara lain: (1) predikat+objek, (2) predikat+pelengkap, (3) predikat+keterangan, dan (4) predikat+objek+keterangan. Sementara itu, idiom berbentuk kalimat memiliki konstruksi sintaktik: predikat+predikat+keterangan. Atas dasar konstruksi tetap pada idiom tersebut di atas, makna idiom tidak dapat ditafsirkan berdasarkan konstruksi frasa, klausa, ataupun kalimat dan tidak dapat ditafsirkan dari makna leksikal unsur-unsurnya. Konstruksi-konstruksi idiom tersebut membentuk makna baru yang tidak semata-mata terbentuk dari makna leksikal unsur-unsurnya. Makna itu dapat diketahui dari penutur bahasa Indonesia. Idiom itu disebut idiom penuh. Adapun makna idiom yang masih dapat ditelusuri dari makna leksikalnya disebut idiom sebagian. Penelitian ini menunjukkan bahwa idiom penuh lebih banyak muncul (107 idiom atau 73,29%) daripada idiom sebagian (39 idiom atau 26,71%) dalam Harian Olahraga Top Skor. Hal itu membuktikan bahwa idiom merupakan konstruksi tetap seperti halnya kata yang memiliki makna leksikal. Dengan begitu, proses pembelajaran idiom pada SMP Negeri 118 kelas VII Semester I harus dilakukan seperti pembelajaran kosakata bahwa makna itu tidak dimaknai unsur gramatikal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Drs. Abdul Chaer ; 2). Drs. Krisanjaya, M.Hum.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 14685 not found.
Date Deposited: 16 Aug 2022 03:28
Last Modified: 16 Aug 2022 03:28
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/32513

Actions (login required)

View Item View Item