PELIBATAN ANAK DALAM KEGIATAN MEMULUNG ( Studi Kasus Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang, Bekasi )

ERLIANI NURULITA, . (2011) PELIBATAN ANAK DALAM KEGIATAN MEMULUNG ( Studi Kasus Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang, Bekasi ). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
cd Lampiran.pdf

Download (1MB)
[img] Text
cd skripsi lengkap.pdf

Download (2MB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendapatkan gambaran mengenai masalah pelibatan pekerja anak di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Bantar Gebang dan bagaimana bentuk tindakan pelibatan yang terjadi di dunia kerja yang dialaminya. Penelitian fenomena pelibatan pekerja anak, dewasa ini menjadi salah satu problema sosial yang cukup kompleks. Dunia anakanak yang seharusnya dinikmati dengan suasana yang menyenangkan yaitu bermain dan belajar, namun karena beberapa faktor menyebabkan anak-anak ini harus bekerja memikul beban ekonomi yang seharusnya merupakan tangggung jawab keluarganya dalam hal ini orang tua. Untuk itu anak-anak melakukan perkerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang agar dapat memenuhi kebutuhannya yang semakin “materialistis” didaerah perkotaan. Salah satu pekerjaan yang dilakukan anak-anak tersebut adalah melakoni pekerjaan sebagai pemulung, karena kota Bekasi memiliki kawasan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Bantar Gebang yang sangat padat dengan aktivitas ekonomi. Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Bantar Gebang ini merupakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) terbesar dan tempat berbagai angkutan pembuangan sampah melakukan transit baik angkutan sampah yang berasal dari dalam kota Bekasi maupun angkutan sampah yang berasal dari DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui berbagai sumber yaitu dari informan kunci yakni pekerja anak itu sendiri, teman sebaya dan keluarganya dan sumber tertulis. Penelitian diawali dengan pengenalan lapangan dan observasi guna beradaptasi dengan kehidupan pekerja anak. Kemudian, peneliti menggunakan teknik observasi, interview mendalam dan focus group discussion agar peneliti dapat berinteraksi secara optimal dengan pekerja anak dan menyelami kehidupannya, baik di rumah dan dilingkungannya. Peneliti juga menerapkan teknik dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dan tertier. Informan dalam penelitian ini adalah 10 keluarga pemulung. Penelitian ini menggunakan teori bourdieu dan perspektif teori tumbuh kembang anak berupa analisis tindakan pelibatan terhadap anak. Habitus merujuk pada praksis, sistem dan aturan yang diambil oleh ‘habit’, kebiasaan yang berawal dari rumah tangga sebagai habitus primer yang dimodifikasi dan dibangun oleh pergerakan individual melalui pendidikan, pekerjaan dan lingkungan sosial lainnya menjadi habitus sekunder atau tertier. Hal tersebut membentuk cara untuk memahami dan menghadapi dunia yang dimiliki oleh seseorang melalui pengalaman hidupnya, menyangkut posisi sosial seseorang, dan yang paling penting adalah merujuk pada lingkungan tempat kita tumbuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang keluarga yang kondisi ekonomi dan sosialnya rendah merupakan salah satu faktor yang memotivasi anak untuk bekerja sebagai pemulung. Para pekerja anak berusia 7 sampai 17 tahun, mereka harus berkerja dari pagi sampai malam hari dengan penghasilan yang tidak memadai dibandingkan jam dengan kerjanya. Sebagian dari mereka tidak bersekolah lagi, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti mereka tidak sekolah karena tidak memiliki biaya. Mereka memilih untuk berkerja adalah untuk membantu biaya sekolah, meringankan beban ekonomi orang tua mereka. Ketika beraktifitas mereka terkadang menerima hal-hal yang tidak simpatik, misalnya makian, bentakan dari para pemulung dewasa maupun dari orang yang berada disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Bantar Gebang bahkan dengan sesama teman pemulung lainnya. Pekerjaan mereka sebenarnya penuh dengan persaingan dan resiko misalnya terkena beling, bau sampah, terkena beko (mobil pengeruk sampah) atau bulldozer dan lain sebagainya, hal yang pasti keberadaan pekerja anak sesungguhnya mempunyai dampak negatif yaitu dari segi sosial emosi dan fisik mereka. Secara tidak langsung mereka mengalami tindakan pelibatan pekerjaan berupa tindakan pelibatan ekonomi yaitu mereka diharuskan berkerja sebelum usianya mencapai batas minimal usia kerja yatu usia 17 tahun, pelibatan fisik yang mereka dapatkan adalah pemerasan tenaga fisik anak-anak yaitu untuk melakukan hal-hal kecil seperti beresberes pekerjaan rumah, menyobeki plastik kresek sedangakan tindakan lain dari pelibatan waktu luang dimana mereka yang seharusnya menikmati masa-masa bermain, bersekolah dan bersosialisasi dengan teman sebaya mereka harus terabaikan dengan sikap orang tua mereka.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dra.Ikhlasiah Dalimoenthe,M.Si ; 2). Umar Baihaqi, M.Si.
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Sosiologi
Depositing User: Users 14614 not found.
Date Deposited: 05 Sep 2022 07:38
Last Modified: 05 Sep 2022 07:38
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/34317

Actions (login required)

View Item View Item