PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG PERSIDANGAN TERBUKA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KHUSUS DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN

AL RAZI ANANTO RIBOWO, . (2013) PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG PERSIDANGAN TERBUKA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KHUSUS DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI BARU.pdf

Download (856kB)

Abstract

Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja sama yang terjadi dalam dialog persidangan pembuktian tindak pidana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, mulai Januari sampai Juni 2013. Fokus penelitian ini adalah pada pragmatik yaitu prinsip kerja sama. Prinsip kerja sama yang diteliti meliputi pemenuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama yaitu pemenuhan dan pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, hubungan atau relevansi, dan pelaksanaan atau cara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Objek penelitian ini adalah Objek penelitian ini adalah dialog-dialog dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan peneliti mengambil persidangan tindak pidana dalam tahap pembuktian sebagai objek penelitian dengan dua tindak pidana sebagai data. Instrumen penelitian menggunakan peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam dua persidangan pembuktian tindak pidana ini terdiri atas 88 konteks, 586 ujaran, dan 498 pasangan ujaran atau 100%, dengan penggunaan pemenuhan maksim kuantitas memiliki jumlah kemunculan terbanyak, pemenuhan maksim kuantitas sebanyak 155 atau 31,12% dengan kriteria analisis yang ada. Yang paling sedikit atau tidak sering muncul adalah pelanggaran maksim hubungan atau relevansi hanya 3 maksim atau 0,61%. Selain terdapat pemunculan maksim terdapat bentuk dan pola dialog untuk pemenuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Semua prinsip kerja sama baik pemenuhan maupun pelanggaran terdapat bentuk dan pola tersendiri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kecenderungan pemunculan yang paling banyak terdapat pada pemenuhan prinsip kerja sama pada maksim kuantitas sementara yang paling sedikit pemunculannya terdapat pada pelanggaran maksim hubungan atau relevansi. Terdapat bentuk dan pola yang berbeda di dalam pemenuhan dan pelanggaran semua submaksim dalam prinsip kerja sama. Dengan demikian, proses dialog persidangan pembuktian tindak pidana di Pengadilan Negeri Jakarta menggunakan prinsip kerja sama dengan pemenuhan dan maksud yang dicapai antara petutur dan penutur memberikan sebuah kelancaran di dalam proses komunikasi dengan memberikan informasi yang sesuai, memberikan kebenaran di dalam pernyataannya, memberikan jawaban yang relevan terhadap konteks atau alur interaksi yang sedang berlangsung dan informasi yang disampaikan jelas, tidak kabur, dan teratur sehingga proses persidangan tercapai dan berjalan dengan lancar. Saran kepada institusi pengadilan, khususnya para pelaku di dalam persidangan untuk tetap menjaga komunikasi dengan membangun prinsip kerja sama dan lebih mengetahui maksud yang diinginkan penutur maupun lawan tutur.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Drs. Sam Mukhtar Chaniago, M. Si ; 2). Asep Supriyana M. Pd
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 14685 not found.
Date Deposited: 08 Sep 2022 02:56
Last Modified: 08 Sep 2022 02:56
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/35378

Actions (login required)

View Item View Item