LINDA DWI PUTRI JUNIAWAN, . (2011) KARAKTER PEREMPUAN KELAS BAWAH DALAM NOVEL TEMPURUNG KARANGAN OKA RUSMINI SUATU KAJIAN FEMINISME KULTURAL. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
1-cover.pdf Download (22kB) |
|
Text
2-AWAL.pdf Download (194kB) |
|
Text
4- Penutup.pdf Download (284kB) |
|
Text
3-bab1-bab5.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakter perempuan kelas bawah dalam novel Tempurung karangan Oka Rusmini yang diperoleh melalui analisis feminisme kultural. Kepercayaan adat istiadat yang melekat dalam masyarakat Bali memberikan dampak besar dalam pembentukan sikap dan karakter perempuan Bali terutama yang berasal dari golongan masyarakat kelas bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah struktural dan feminisme kultural. Penelitian ini difokuskan pada karakter perempuan kelas bawah yang ditampilkan pada novel Tempurung. Karakter merupakan watak manusia yang melekat dalam diri. Karakter perempuan kelas bawah diperoleh berdasarkan analisis yang menggunakan pendekatan feminisme melalui kultur Bali. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakter manusia terutama tokoh-tokoh perempuan yang berasal dari golongan masyarakat kelas bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya: lingkungan, pengalaman, dan perbedaan gender yang mengusung sifat-sifat kultural laki-laki dan perempuan menjadi suatu perbedaan yang tercipta secara alami serta merupakan kodrat Tuhan. Hal tersebut menyebabkan timbulnya legetimasi kekuasaan laki-laki terhadap perempuan. Hak-hak sebagai seorang perempuan menjadi terbatas yang menyebabkan perempuan tersubordinasi. Tidak hanya itu faktor ekonomi pun turut menjadi penyebab penindasan yang dialami kaum perempuan. Dalam novel Tempurung, tokoh-tokoh perempuan yang berasal dari golongan masyarakat kelas bawah merepresentasikan pihak yang teropresi akibat wacana patriarki. Opresi merupakan pemberian tekanan secara berlebihan yang disebabkan adanya dominasi penguasa (laki-laki) terhadap kaum yang lemah (perempuan) dan menyebabkan penderitaan. Perempuan dijadikan objek eksploitasi oleh laki-laki akibat streotip masyarakat yang menganggap kaum ini lemah dan tidak berdaya. Dominasi patriarki yang terjadi di Bali memperlihatkan bagaimana adat istiadat memanfaatkan nilai budaya dalam menempatkan kedudukan perempuan pada kelas kedua. Hal inilah yang menjadi akar opresi terhadap perempuan. Citraan terhadap perempuan Bali dipahami sebagai kodrat yang dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk mempertahankan kekuasaan dalam struktur yang lain dan pada akhirnya menimbulkan kekerasan. Terdapat dua jenis kekerasan yang dialami tokoh�tokoh perempuan kelas bawah, yaitu kekerasan seksual dan kekerasan nonseksual. Dalam hal menyetarakan kedudukan perempuan dan berjuang dari penderitaan atas kekerasan yang dialami, Tokoh-tokoh kaum perempuan dalam cerita mempunyai dua bentuk perjuangan, yaitu ideal yang bernilai positif dan menyimpang yang bernilai negatif. Bentuk perjuangan ideal dicitrakan oleh perjuangan tokoh perempuan yang berperan sebagai ibu dan merepresentasikan perempuan bernilai positif. Bentuk perjuangan menyimpang didasarkan atas tatanan moral yang berlaku dalam masyarakat berupa kemenangan atas diri sendiri dan pelacuran
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dra. Sri Suhita, M. Pd. ; 2). Helvy Tiana Rosa, M. Hum |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia |
Divisions: | FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Users 14685 not found. |
Date Deposited: | 20 Sep 2022 07:01 |
Last Modified: | 20 Sep 2022 07:01 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/36231 |
Actions (login required)
View Item |