PEMERTAHANAN UNSUR BUDAYA JAWA DALAM NOVEL JALAN MENIKUNG KARANGAN UMAR KAYAM DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA (SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)

Wuri Pangesti, . (2012) PEMERTAHANAN UNSUR BUDAYA JAWA DALAM NOVEL JALAN MENIKUNG KARANGAN UMAR KAYAM DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA (SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA). Sarjana thesis, Universitas Negeri Jakarta.

[img] Text
WURI.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pemertahanan unsur budaya Jawa yang meliputi: (1) kepercayaan, (2) nilai, (3) norma dan sanksi, (4) teknologi, (5) simbol, (6) bahasa, dan (7) kesenian yang terdapat dalam novel Jalan Menikung karangan Umar Kayam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi/kualitatif dengan teknik analisis isi. Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka sehingga tidak terikat pada tempat. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, mulai dari September hingga Januari 2012. Objek penelitian ini ialah novel Jalan Menikung karangan Umar Kayam, diterbitkan oleh penerbit Pustaka Utama Grafiti Jakarta pada tahun 1999. Instrumen penelitian ini ialah peneliti sendiri dibantu dengan dua tabel analisis kerja, yaitu: tabel unsur budaya dan tabel pemertahanan unsur budaya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemertahanan unsur budaya Jawa yang meliputi: (1) kepercayaan, penggambaran sikap tokoh ketika menghadapi suatu masalah atau adanya benturan dengan unsur kepercayaan lain tetap berpegang teguh pada kepercayaan yang dianggap benar dan merupakan pegangan hidup mereka, yaitu kepercayaan kelompok santri, (2) nilai, yang mencakup 2 hal, yaitu sikap hidup yang berpedoman pada Pancasila dan pandangan hidup yang mistis. Kedua hal tersebut masih tercermin dalam penggambaran sikap para tokoh ketika menghadapi suatu persoalan, karena sikap tersebut mereka jadikan sebagai pedoman umum dan ukuran bagi masyarakat Jawa, (3) norma dan sanksi, penggambaran sikap tokoh yang mengungkapkan bagaimana cara atau tata krama berbicara kepada orang tua baik secara lisan maupun tulisan, bersikap menghormati orang tua yang sedang berbicara, bagaimana cara berjalan dan juga cara makan. Dalam budaya Jawa tata cara atau aturan-aturan disebut dengan unggah-ungguh budaya Jawa, sehingga yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi yang sesuai, (4) teknologi, penggambaran sikap tokoh yang tetap memilih menggunakan teknologi tradisional, yaitu menggunakan kijing dari teraso daripada kijing dari marmer, membangun rumah joglo menggunakan gebyok daripada rumah gaya hacienda Mexico, karena teknologi tradisional terkesan sederhana dan bersahaja, sesuai dengan pribadi masyarakat Jawa, (5) simbol, penggambaran sikap tokoh yang masih mempertahankan penggunaan kata Gusti Allah, pepatah Jawa mikul duwur mendem jero, dan prinsip hidup Jawa mengumpulkan balung pisah, (6) bahasa, penggambaran dialog antar tokoh yang menunjukkan adanya perbedaan kelompok dalam masyarakat Jawa dengan memerhatikan dan membedakan lawan yang akan vii diajak bicara dan yang sedang dibicarakan, berhubungan dengan usia dan status sosialnya. Oleh sebab itu, bahasa Jawa terbagi menjadi empat, yaitu: ngoko, madya, krama, dan krama inggil; bahasa tidak resmi, setengah-resmi, resmi, dan bahasa istana, (7) kesenian, penggambaran sikap tokoh yang masih menonton dan menyelenggarakan kesenian Jawa. Salah satu kesenian Jawa yang terkenal ialah pertunjukan wayang, diselenggarakan untuk syukuran hajatan besar atas keberhasilan sesuatu yang diidamkannya. Sampai saat ini, pertunjukan wayang masih menjadi salah satu pertunjukan menarik bagi masyarakat Jawa. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan bagi pembelajaran sastra Indonesia di SMA, yaitu mengenai pemertahanan unsur budaya Jawa yang meliputi: kepercayaan, nilai, norma dan sanksi, teknologi, simbol, bahasa, dan kesenian, yang dalam proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik sebagai salah satu budaya daerah yang harus dipertahankan di Indonesia. Peserta didik diharapkan juga mampu menerapkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam karya sastra, khususnya pada novel Jalan Menikung karangan Umar Kayam, serta dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam pembelajaran sastra di SMA. Kata kunci: pemertahanan unsur budaya Jawa, novel Jalan Menikung, pembelajaran sastra.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: Dra. Sri Suhita, M.Pd. Drs. Krisanjaya, M.Hum.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: putra putra putra
Date Deposited: 21 Oct 2019 14:43
Last Modified: 21 Oct 2019 14:44
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/374

Actions (login required)

View Item View Item