BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP Helopeltis antonii Sign. PADA BIBIT KAKAO

ANANDA NURI SAVIRA, . (2023) BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP Helopeltis antonii Sign. PADA BIBIT KAKAO. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (248kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (793kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (414kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (609kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (176kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (376kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kualitas biji kakao Indonesia yang diekspor kurang memenuhi standar Internasional, yaitu hanya berada pada kelas 3 dan 4 (mutu rendah). Salah satu penyebabnya adalah serangan Helopeltis antonii Signoret (Hemiptera: Miridae) dengan persentase penurunan produksi mencapai 60%. Pengendalian H. antonii yang banyak dilakukan adalah menggunakan insektisida sintetik. Namun, penggunaan yang tidak bijaksana, akan menimbulkan dampak negatif, seperti resistensi, resurgensi hama, dan kematian organisme nontarget. Insektisida nabati yang berasal dari ekstrak atau minyak atsiri tumbuhan mulai dikembangkan sebagai alternatif menggantikan insektisida sintetik. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah temu lawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Zingiberaceae). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui infomasi bioaktivitas minyak atsiri temu lawak sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan H. antonii yang ramah lingkungan serta tidak menimbulkan fitotoksik terhadap tanaman kakao. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak atsiri temu lawak dan nimfa instar ketiga H. antonii. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan teknik observasi dan deskriptif, terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu (1) toksisitas minyak atsiri temu lawak terhadap H. antonii; (2) fitotoksisitas minyak atsiri temu lawak terhadap bibit kakao; (3) uji keefektifan semilapangan terhadap H. antonii. Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri temulawak bersifat toksik terhadap nimfa instar ketiga H. antonii dengan nilai LC50 (SK) dan LC95 (SK) masing-masing sebesar 0,68% (0,59-0,81) dan 3,06% (2,34-4,93). Hasil pengujian fitotoksisitas menunjukkan minyak atsiri temu lawak tidak menyebabkan fitotoksik pada bibit kakao. Pada pengujian keefektifan di rumah kaca, perlakuan 2×LC95 menunjukkan keefektifan tertinggi untuk menekan intensitas serangan H. antonii pada bibit kakao. Dari hasil penelitian ini, minyak atsiri temu lawak memiliki potensi sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan H. antonii yang ramah bagi lingkungan dan tidak bersifat toksik terhadap tanaman kakao. ********** The quality of Indonesian cocoa beans exported does not meet international standards, namely only in grades 3 and 4 (low quality). One of the reasons was the attack of Helopeltis antonii Signoret (Hemiptera: Miridae), with a percentage decrease in production reaching 60%. Control of H. antonii is mainly done using chemical insecticides. However, unwise use will have negative impacts such as resistance, pest resurgence, and death of non-target organisms. Therefore, botanical insecticides derived from plant extracts or oils began to be developed as an alternative to replacing chemical insecticides. One of the plants that can be used as a botanical insecticide is javanese turmeric or Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Zingiberaceae). This study aimed to determine the bioactivity information of javanese turmeric essential oil as a botanical insecticide to control H. antonii, which is environmentally friendly and does not cause phytotoxicity in cocoa plants. The samples used in this study were javanese turmeric essential oil and the third instar nymph of H. antonii. Experimental method observational and descriptive techniques were used in this study. This study consist of three main activities, namely (1) the toxicity of javanese turmeric essential oil against H. antonii; (2) the phytotoxicity of javanese turmeric essential oil on the cocoa plant; and (3) semi-field effectiveness test against H. antonii. The results showed that javanese turmeric essential oil was toxic to third instar nymph of H. antonii with LC50 (CI) and LC95 (CI) values of 0.68% (0.59-0.81) and 3.06% (2.34-4.93), respectively. The results of the phytotoxicity test showed that javanese turmeric essential oil did not cause phytotoxicity in the cocoa plant. In testing the effectiveness in the greenhouse, treatment 2×LC95 showed the highest efficacy and inhibited the intensity of the H. antonii attack on the cocoa plant. Based on the results, javanese turmeric essential oil has the potential as a botanical insecticide to control H. antonii, which is environmentally friendly and not toxic to cocoa plants.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Ns. Sri Rahayu, S.Kep.,M.Biomed. ; 2). Vina Rizkawaty, S.Si.,M.Sc.
Subjects: Sains > Sains, Ilmu Pengetahuan Alam
Sains > Botani
Sains > Zoologi
Divisions: FMIPA > S1 Biologi
Depositing User: Users 17355 not found.
Date Deposited: 07 Mar 2023 02:15
Last Modified: 07 Mar 2023 02:15
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/37830

Actions (login required)

View Item View Item