PENGARUH KOMBINASI BAP DAN IBA SERTA PENAMBAHAN TDZ TERHADAP INDUKSI TUNAS VANILI (VANILLA PLANIFOLIA VAR. VANIA 2) SECARA IN VITRO

LULU LABIBA RAHMAH, . (2023) PENGARUH KOMBINASI BAP DAN IBA SERTA PENAMBAHAN TDZ TERHADAP INDUKSI TUNAS VANILI (VANILLA PLANIFOLIA VAR. VANIA 2) SECARA IN VITRO. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
1. COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2. BAB 1.pdf.pdf

Download (352kB)
[img] Text
3. BAB 2.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (516kB) | Request a copy
[img] Text
4. BAB 3.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (483kB) | Request a copy
[img] Text
5. BAB 4.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (891kB) | Request a copy
[img] Text
6. BAB 5.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (254kB) | Request a copy
[img] Text
7. DAFTAR PUSTAKA.pdf.pdf

Download (401kB)
[img] Text
8. LAMPIRAN.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (886kB) | Request a copy

Abstract

Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews.) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Serangan penyakit busuk batang vanili (BBV) menjadi permasalahan perbanyakan benih vanili secara konvensional yang dapat berdampak pada produktivitas tanaman vanili. Salah satu alternatif yang dilakukan untuk mengatasi serangan BBV adalah dengan perbanyakan secara in vitro. Dalam teknologi perbanyakan secara in vitro teknik sterilisasi dan penggunaan zat pengatur tumbuh merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu perendaman natrium hipoklorit yang optimal untuk sterilisasi eksplan vanili dan mengetahui kombinasi ZPT berupa BAP, IBA dan TDZ dalam induksi dan multiplikasi tunas vanili. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 3 percobaan di antaranya : (1) Sterilisasi eksplan, (2) Induksi tunas vanili dengan BAP dan IBA secara in vitro, (3) Multiplikasi tunas vanili dengan penambahan TDZ secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu perendaman eksplan menggunakan natrium hipoklorit belum mampu meminimalisir kontaminasi. Eksplan hidup hasil perlakuan sterilisasi P1 (5 menit) hanya sebesar 15% dan P2 (3 menit) sebesar 10%. Hasil induksi tunas vanili terbaik terdapat pada media 1,5 mg/L BAP + 0,1 mg/L IBA (3,20 ± 0,65 tunas/eksplan) dan media 2 mg/L BAP + 1 mg/L IBA menghasilkan jumlah akar (1,00 ± 0,32 akar/eksplan), jumlah daun (1,85 ± 0,96 daun/eksplan), dan tinggi tanaman (3,59 ± 0,50 cm) tertinggi. Hasil multiplikasi tunas vanili terbaik terdapat pada media 1,5 mg/L BAP + 0,1 mg/L IBA + 0,22 mg/L TDZ (5,70 ± 1,67 tunas/eksplan). Media 1,5 mg/L BAP + 1 mg/L IBA + 0,22 mg/L TDZ menghasilkan jumlah akar (0,10 ± 0,22 akar/eksplan), tinggi tunas (1,63 ± 0,24 cm) dan tinggi tanaman (2,02 ± 0,14 cm) tertinggi dan media 2 mg/L BAP + 0,1 mg/L IBA + 0,22 mg/L TDZ menghasilkan jumlah daun tertinggi (0,53 ± 0,61 daun/eksplan). Penambahan TDZ pada media induksi tunas mampu meningkatkan tingkat multiplikasi tunas vanili. Jumlah tunas yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan media tanpa TDZ. Vanilla (Vanilla planifolia Andrews.) is a plantation commodity that has high economic value. Vanilla stem rot disease (BBV) is a problem of conventional vanilla seed propagation which can impact on the productivity of vanilla plants. One alternative to overcome BBV attacks is by in vitro propagation. Sterilization techniques and the use of growth regulators are factors that influence its success. This study aims to determine the optimal time of sodium hypochlorite immersion for sterilization of vanilla explants and to determine the combination of PGR in the form of BAP, IBA and TDZ in the induction and multiplication of vanilla. This study used a RAL consisting of 3 experiments : (1) Explant sterilization, (2) In vitro shoot induction of vanilla with BAP and IBA, (3) In vitro shoot multiplication of vanilla with the addition of TDZ. The results showed that explants immersion time using sodium hypochlorite was not able to minimize contamination. The survive explants resulted from P1 (5 minutes) sterilization treatment was only 15% and P2 (3 minutes) was 10%. The best shoot induction results for vanilla were found in media 1.5 mg/L BAP + 0.1 mg/L IBA (3.20 ± 0.65 shoots/explant) and media 2 mg/L BAP + 1 mg/L IBA produces the highest number of roots (1.00 ± 0.32 roots/explant), leaves (1.85 ± 0.96 leaves/explant), and plant height (3.59 ± 0.50 cm). The best shoot multiplication results for vanilla were found in media 1.5 mg/L BAP + 0.1 mg/L IBA + 0.22 mg/L TDZ (5.70 ± 1.67 tuna/explant). Media 1.5 mg/L BAP + 1 mg/L IBA + 0.22 mg/L TDZ produces the highest number of roots (0.10 ± 0.22 roots/explant), shoot height (1.63 ± 0.24 cm) and plant height (2.02 ± 0.14 cm) and media 2 mg/L BAP + 0.1 mg/L IBA + 0.22 mg/L TDZ produced the highest number of leaves (0.53 ± 0.61 leaves /explant). The addition of TDZ to shoot induction medium can increase the level of shoot multiplication of vanilla. The number of shoot produced is more than the media without TDZ.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Reni Indrayanti, M.Si. ; 2). Adi Setiadi, M.Si.
Subjects: Sains > Sains, Ilmu Pengetahuan Alam
Sains > Botani
Divisions: FMIPA > S1 Biologi
Depositing User: Users 17688 not found.
Date Deposited: 07 Mar 2023 06:56
Last Modified: 07 Mar 2023 06:56
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/38165

Actions (login required)

View Item View Item