ADAPTASI NILAI BUDAYA ADAT PERKAWINAN SUKU JAWA DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

NURUL FITRI ANNISA SARAGIH, . (2023) ADAPTASI NILAI BUDAYA ADAT PERKAWINAN SUKU JAWA DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (337kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (572kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (336kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (419kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (212kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (211kB)
[img] Text
LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (977kB) | Request a copy

Abstract

Saat ini, Suku Jawa yang mendiami Kecamatan Sidamanik bukan merupakan Suku Jawa asli, melainkan keturunan Jawa yang telah alih generasi dan hidup berdampingan dengan suku asli Simalungun dalam kurun waktu yang lama. Akibatnya terjadi pergeseran pada ritual-ritual dalam siklus hidup manusia, salah satunya adalah pada Upacara Pernikahan yang dilaksanakan oleh Suku Jawa di Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa perubahan tata upacara perkawinan adat Jawa di Kecamatan Sidamanik sebagai bentuk dari adaptasi antara dua kebudayaan yang hidup berdampingan yakni Suku Jawa di Tanah Simalungun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui field research (penelitian lapangan) yang dilakukan dengan menentukan tempat, waktu dan 6 informan sebagai sumber data primer. Dilakukan juga studi kepustakaan sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan lamanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Suku Jawa di Simalungun bertahan hidup dalam dua hal: pertama adaptasi pada tingkat kebutuhan, yang kedua adaptasi pada tatanan kebudayaan. Bentuk adaptasi tersebut mempengaruhi tata upacara perkawinan yang lebih fleksibel. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengurangan dalam prosesi tata upacara perkawinan yang didasarkan pada fungsi praktis dan ekonomis. Bagian-bagian yang ditiadakan diantaranya pada proses sebelum upacara perkawinan sebelum melamar seharusnya ada tahap nakoke (menanyakan), siraman dan midodareni sebelum akad nikah, pada tahap setelah pembentukan panitia seharusnya diadakan janggolan (selamatan), dan penebusan kembar mayang setalah upacara midodareni. Kesimpulan dari penelitian ini secara garis besar yaitu ada tiga bagian yang mendasar pada adaptasinya, yaitu perubahan prosesi upacara, perubahan atau pergeseran fungsi sosial dan perubahan esensi atau nilai yang terkandung didalamnya. Kata Kunci: Adaptasi, perkawinan Jawa, Simalungun ***** Currently, the Javanese tribe that inhabits Sidamanik Sub-district is not the original Javanese tribe, but Javanese descendants who have changed generations and lived side by side with the indigenous Simalungun tribe for a long time. As a result, there has been a shift in rituals in the human life cycle, one of which is the Marriage Ceremony carried out by the Javanese Tribe in Simalungun. This research aims to describe and analyze the changes in the Javanese traditional marriage ceremony in Sidamanik District as a form of adaptation between two cultures that coexist, namely the Javanese Tribe in Simalungun. The method used in this research is descriptive qualitative through field research conducted by determining the place, time and 6 informants as primary data sources. Literature study was also conducted as a secondary data source. This research was conducted for 2 months. The results of this study show that the Javanese in Simalungun survive in two ways: first adaptation at the level of needs, the second adaptation to the cultural order. The form of adaptation affects the marriage ceremony which is more flexible. This is shown by the reduction in the marriage ceremony procession based on practical and economic functions. The parts that were eliminated included the process before the marriage ceremony before proposing there should be a stage of nakoke (asking), siraman and midodareni before the marriage contract, at the stage after the formation of the committee there should be janggolan (selamatan), and redemption of twin mayang after the midodareni ceremony. The conclusion of this research is that there are three fundamental parts to the adaptation, namely changes in the ceremony procession, changes or shifts in social functions and changes in the essence or values contained therein.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Sitti Nursetiawati, M.Si ; 2). Dr. Jenny Sista Siregar, M.Hum
Subjects: Tata Rias > Tata Rias (Makeup)
Divisions: FT > S1 Pendidikan Tata Rias
Depositing User: Users 18902 not found.
Date Deposited: 01 Sep 2023 02:49
Last Modified: 01 Sep 2023 02:49
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/39779

Actions (login required)

View Item View Item