HOTDORTUA SIMATUPANG, . (2023) PROTIPE SISTEM KENDALI PENGERING GABAH BERBASIS IOT. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (762kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (260kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (226kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (226kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Adapun penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pengering gabah yang dapat mengeringkan gabah secara efisien dibandingkan mengeringkan gabah secara tradisional. Penelitian ini menggunakan metode Riset dan Pengembangan (R&D) yang meliputi perencanaan, perancangan, pengujian dan implementasi sistem pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Adapun penelitian ini dilaksanakan di rumah penulis dan di kampus yang diumulai pada Januari 2022 hingga Juli 2023. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler ESP32 yang diprogram menggunakan software Arduino IDE. Sistem dapat dikontrol secara manual ataupun secara IoT menggunakan Smartphone. Pada proses pengeringan, pembacaaan nilai kelembaban oleh DHT 22 dengan Grain Moisture menunjukkan nilai yang berbeda sehingga perlu meninjau lebih lanjut karakteristik kurva pembacaan kedua sensor tersebut. Sehingga apabila memiliki karakteristik kurva yang sama maka dapat dilakukan kalibrasi antara kedua sensor tersebut. Adapun hasil penelitian menunjukkan : (1) Berdasarkan rancang bangun pengering gabah berbasis IoT dapat dilakukan dengan melakukan pengujian perangkat software, perhitungan kapasitas daya listrik yang dibutuhkan, perhitungan torsi dan daya motor, perencanaan dimensi pengering gabah rotary dryer dan pengujian perangkat pendukung lainnya, gabah dapat dikeringkan menggunakan rotary dryer dengan kapasitas 10 liter dengan waktu pengeringan selama 12.5 Menit. (2) Sensor DHT 22 tidak memiliki nilai yang sama dengan hasil pengukuran menggungunakan grain moisture. (3) Membandingakan karakteristik kurva sensor DHT 22 dengan grain moisture langkah terbaik untuk menentukan digunakan tidaknya DHT 22 sebagai sensor kelembaban. (4) Proses pengeringan gabah kapasitas 10 liter dengan metode pengeringan tradisional membutuhkan waktu selama 35 menit. (5) gas yang habis selama sekali proses pengeringan 0,11 kg dari total gas penuh 3kg sehingga dapat digunakan 27 kali penggunaan atau 6,75 jam. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode pengeringan rotary dryer lebih efisien dibanding dengan pengeringan tradisional. ***** This research aims to make a grain dryer that can dry grain efficiently compared to traditional grain drying and also as a graduation requirement. This study uses the Research and Development (R&D) method which includes planning, designing, testing and system implementation on hardware and software. This research was carried out at the author's house and on campus which began in January 2022 to July 2023. This study uses the ESP32 microcontroller which is programmed using the Arduino IDE software. The system can be controlled manually or by IoT using a smartphone. In the drying process, the reading of the moisture value by DHT 22 and Grain Moisture shows a different value, so it is necessary to further review the characteristics of the reading curves of the two sensors. So if you have the same curve characteristics, you can calibrate the two sensors. The results of the study showed: (1) Based on the design and construction of grain dryers based on IoT, it can be done by testing software devices, calculating the required electric power capacity, calculating torque and motor power, planning the dimensions of the rotary dryer grain dryer and testing other supporting devices, grain can be dried using a rotary dryer with a capacity 10 liters with a drying time of 12.5 minutes. (2) DHT 22 Sensor doesn’t have the same value as the measurement results using grain moisture. (3) Comparing the characteristics of the DHT 22 sensor curve with grain moisture is the best step to determine whether or not DHT 22 sensor is used as a humidity sensor. (4) the process of drying grain with a capacity of 10 liters using the traditional drying method takes 35 minutes. (5) Gas that runs out during one drying process is 0.11 kg of the total gas full 3kg so that it can be used 27 times or 6.75 hours. The conclusion of this study shows that the rotary dryer method has better drying efficiency than the traditional method.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Drs.Readysal Monantun, M.Pd. ; 2). Ir. Drs. Parjiman, MT. |
Subjects: | Teknologi dan Ilmu Terapan > Teknik Energi > Energi Listrik Teknologi dan Ilmu Terapan > Teknik Elektronika |
Divisions: | FT > S1 Pendidikan Teknik Elektro |
Depositing User: | Users 19169 not found. |
Date Deposited: | 29 Aug 2023 05:18 |
Last Modified: | 29 Aug 2023 05:18 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/40038 |
Actions (login required)
View Item |