RISKA SYAWALANI, . (2023) Analisis Tata Upacara Perkawinan Adat Sunda pada Masyarakat Suku Sunda di Kota Bogor. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (383kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (206kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (381kB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (115kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (82kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (84kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (651kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan tata upacara perkawinan adat Sunda yang dilakukan oleh masyarakat suku Sunda di Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang diperoleh yaitu melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka yang dilakukan oleh masyarakat suku Sunda pada pelaksanaan upacara perkawinan adat Sunda di Kota Bogor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verfying). Hasil penelitian ini menujukkan terdapat 1 (satu) informan pasangan pengantin yang melaksanakan rangkaian upacara perkawinan adat Sunda secara lengkap yaitu 11 (sebelas) rangkaian yang terdiri dari neundeun omong, ngalamar, seserahan, ngaras, ngibakan, ngeuyeuk seureuh, walimah, iring-iringan, nyawer, nincak endog, dan huap lingkung. Selain itu, terdapat 2 (dua) informan pasangan pengantin yang melaksanakan 10 (sepuluh) rangkaian dari total 11 (sebelas) rangkaian yang ada. Informan lainnya sebanyak 7 (tujuh) informan pasangan pengantin melaksanakan kurang dari 10 (sepuluh) rangkaian. Terdapat 2 (dua) rangkaian yang sudah jarang dilaksanakan yaitu ngibakan dan ngeuyeuk seureuh. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan rangkaian upacara perkawinan adat tidak dilaksanakan secara keseluruhan antara lain faktor waktu, biaya, tenaga dan tempat yang kurang memadai, jumlah rangkaian yang terlalu banyak dan rangkaian yang sudah jarang dilaksanakan. Dari seluruh rangkaian upacara perkawinan adat Sunda tersebut yang wajib dan tidak boleh ditinggalkan yaitu rangkaian ngalamar (melamar), seserahan (menyerahkan pihak laki-laki dan membawa barang-barang untuk mempelai wanita), dan walimah (akad nikah atau prosesi ijab kabul yang menjadi syarat sah dari suatu perkawinan di mata agama dan hukum terdapat di dalam rangkaian ini). ***** The study aims to analysed how the implementation of the Sundanese traditional marriage ceremony is carried out by the Sundanese in Bogor. The methods used in this study is qualitative method and study cases. The data obtained is throughout observes, interviews, documentations, and literature reviews conducted by Sundanese for Sundanese traditional marriage ceremony in Bogor. The data analysed using interactive models consist data collecting, data reduction, data display, and conclusion drawing/verifying. The result of this study indicate that there is one bridal couple informant who carries out a complete series of traditional Sundanese wedding ceremony consisting eleven series, namely neundeun omong, ngalamar, seserahan, ngaras, ngibakan, ngeuyeuk seureuh, walimah, iring-iringan, nyawer, nincak endog, and huap lingkung. Besides that, there is two bridal couples informant who carries out ten out of eleven existing series. The other seven bridal couples informant carries out less than ten series. There is two series that are rarely implemented, namely ngibakan and ngeuyeuk seureuh. There are many factors that cause a series of traditional marriage ceremony not to be carried out as a whole, including factors of time, costs, manpower and inadequate space, too many series and series that are rarely carried out. Traditional Sundanese wedding ceremonies that are mandatory and cannot be abandoned of all the series is ngalamar (purposed), seserahan (handing over the groom and bringing the ‘present’ for the bride), and walimah (this series means the marriage contract or consent procession, which is a legal requirement of a marriage in the eyes of religion and law.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dra. Eti Herawati, M.Si. ; 2). Dra. Lilis Jubaedah, M.Kes. |
Subjects: | Ilmu Sosial > Wanita,Pernikahan dan Keluarga Tata Rias > Tata Rias (Makeup) Tata Rias > Asesoris Pakaian |
Divisions: | FT > S1 Pendidikan Tata Rias |
Depositing User: | Users 18121 not found. |
Date Deposited: | 29 Aug 2023 06:05 |
Last Modified: | 29 Aug 2023 06:05 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/40073 |
Actions (login required)
View Item |