CHA MI SONG, . (2023) ON THE “MISE-EN-SCÈNE” OF PINOCCHIO: 1940 AND 2022 FILMS’ VERSIONS. Diploma thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
Cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab 1.pdf Download (108kB) |
|
Text
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (206kB) |
|
Text
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (94kB) |
|
Text
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (494kB) |
|
Text
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (85kB) |
|
Text
Daftar Perpustaka.pdf Download (164kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (948kB) |
Abstract
Film mempunyai efek yang lebih istimewa dibandingkan karya lainnya karena metode deskripsinya yang unik dan mencerminkan kehidupan kita secara nyata dan jelas. Di antara banyak film beberapa tahun terakhir, peneliti memutuskan untuk mengkaji film Pinokio (2022) karya Robert Zemeckis membandingkan dengan animasi lama versi 1940 yang disutradarai oleh Ben Sharpsteen dan lainnya berdasarkan mise-en-scène karena dirasa sangat menarik. untuk menganalisis film baru tersebut dibandingkan dengan film yang dibuat lebih dari delapan puluh tahun yang lalu. Analisis dilakukan dengan metode analisis deskriptif dengan pendekatan film dan makalah dianalisis baik dari aspek naratif maupun sinematografi. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua film tersebut menunjukkan banyak kesamaan karena keduanya dibuat berdasarkan cerita yang sama, seperti karakter dan setting yang sama. Analisis aspek naratif menunjukkan bahwa mereka memiliki pembukaan dan kesimpulan yang berbeda dalam plot, memiliki lebih banyak karakter dalam film baru, serta menunjukkan latar sosial yang berbeda dalam film tersebut. Pemeriksaan sinematik membuktikan bahwa film baru ini memberikan lebih banyak detail pada alat peraga jam kukuk yang dibuat oleh Geppetto yang menekankan cintanya yang besar kepada istrinya dan Pinokio. Analisis pencahayaan juga menunjukkan bahwa versi 1940 menggunakan pencahayaan high-key yang konstan sedangkan versi baru mengembangkan plotnya dengan menggunakan pencahayaan low-key di bagian pembukaan dan pengembangan hingga pencahayaan high-key di bagian penutup. Versi 2022 juga menggunakan sudut dan pergerakan kamera yang berbeda-beda, sedangkan versi 1940 menggunakan sudut kamera standar yang konstan di sepanjang film. Analisis keseluruhan menunjukkan bahwa meskipun versi lama dibuat hanya untuk penonton muda, film baru ini menggunakan berbagai teknik sinematografi modern yang menambahkan efek dramatis dengan target penonton tidak hanya anak-anak muda, tetapi juga dewasa muda. ***** Films have more special effect than any other works for their unique description method that reflects our lives truly and vividly. Among many films from recent years, the researcher has decided to examine the film Pinocchio (2022) by Robert Zemeckis comparing with the 1940 version of the old animation directed by Ben Sharpsteen and others on the basis of mise-en-scène because she feels very interested in analyzing the new film comparing with the one that was made more than eighty years ago. The analysis was done using the descriptive analysis method with the film approach and the paper is analyzed on both the narrative and cinematographic aspect. The result showed that two films show a lot of similarities since they were both made on the same story such as the same characters and setting. The analysis of the narrative aspect showed that they have different opening and conclusion in plot, have extra more characters in the new film, as well as show different social setting of the film. The cinematic examination proved that the new film put more details on the props of cuckoo clocks made by Geppetto emphasizing his great love for his wife and Pinocchio. The analysis of lighting also showed that the 1940 version used constant high-key lighting while the new version developed its plot by using the low-key lighting in the opening and development part to high-key lighting in the closing part. The 2022 version also used various camera angles and movements, while the 1940 version used constant standard camera angles throughout the film. The overall analysis showed that while the old version is made simply for young audiences, the new film used various modern cinematography techniques which adds the dramatic effect with the target audiences for not only young children, but also for young adults.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | 1). Atikah Ruslianti, M.Hum. ; 2). Dwi Linda Kusuma, S.S., M.Hum. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Inggris |
Depositing User: | Users 20921 not found. |
Date Deposited: | 02 Jan 2024 00:05 |
Last Modified: | 02 Jan 2024 01:04 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/43219 |
Actions (login required)
View Item |