KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN LAHAN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG CIBAKAKAK DI DESA MAJA BARU LEBAK BANTEN

ROBY, . (2024) KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN LAHAN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG CIBAKAKAK DI DESA MAJA BARU LEBAK BANTEN. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER SKRIPSI.pdf

Download (664kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (215kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (88kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (550kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (66kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (363kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi terkait tradisi turun temurun masyarakat Cibakakak terhadap pengelolaan lahan berupa pengetahuan mereka tentang tradisi turun temurun bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Kegiatan wawancara secara mendalam dilakukan kepada para narasumber dan informan, yaitu masyarakat sebagai informasi inti, mantri pertanian sebagai informan kunci, dan ustad setempat sebagai informan ahli yang sangat mengetahui tentang topik tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara masyarakat kampung Cibakakak menjaga kearifan lokalnya dengan mematuhi aturan yang sudah ditentukan oleh adat. Aturan adat mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara pengelolaan lahan dari adat tradisi pengelolaan, cara pengelolaan, dan tradisi setelah pengelolaan lahan, agar bisa mempertahankan kearifan lokal di kampung Cibakakak Desa Maja baru. Untuk cara pengelolaan masyarakat kampung Cibakakak tidak sembarangan karena berladang harus dengan berpatokan terhadap larangan poe dan penentuan bulan hijriyah itu adalah salah satu kunci utama dalam menjalankan tradisi turun temurun. Terdapat faktor internal dan eksternal, faktor internal terdiri dari tradisi dan agama dan faktor eksternal terdiri dari teknologi, untuk faktor internal masyarakat harus berpatokan terhadap tradisi dan dibarengi dengan agama karena suatu penentuan bulan hijriyah dan larangan poe harus berpatokan dengan agama dan sedangkan untuk faktor eksternal teknologi, masyarakat harus bisa mengadopsi pengelolaan lahan secara tradisional dan modern dan tetapi harus tetap berpatokan dengan tradisi turun temurun. Kesimpulannya ditemukan berbagai macam tradisi turun temurun dalam pengelolaan lahan yang mempunyai nilai-nilai leluhur yang dapat diterapkan pada generasi selanjutnya. Bentuk tradisi turun temurun dalam pengelolaan lahan dari segi bercocok tanam pada masyarakat kampung Cibakakak berupa penentuan bulan hijriyah dan larangan poe, hal ini bentuk tradisi terhadap tanaman padi karena diyakini bahwa penentuan bulan hijriyah dan larangan poe dapat memberikan dampak yang baik, bagi masyarakat tani dan masyarakat kampung Cibakakak tetap mewariskan kepada generasi penerusnya yaitu melalui peran lembaga dan keluarga. Kata kunci: Kearifan lokal. Tradisi kampung Cibakakak. Dalam pengelolaan lahan. ***** This research aims to explore information related to the traditions passed down from generation to generation in Cibakakak regarding land management in the form of their knowledge about traditions passed down from generation to generation that are suitable for planting to meet subsistence needs. The method used is a qualitative method. In-depth interviews were carried out with resource persons and informants, namely the community as the core information, agricultural orderlies as key informants, and local ustads as expert informants who were very knowledgeable about the topic. The results of this research show that the way the people of Cibakakak village maintain their local wisdom is by obeying the rules determined by custom. Customary rules teach them how to manage land from traditional management traditions, management methods, and traditions after land management, so that they can maintain local wisdom in Cibakakak village, Maja Baru Village. The method of management of the Cibakakak village community is not haphazard because farming must be based on the POE prohibitions and determining the Hijriyah month is one of the main keys in carrying out traditions passed down from generation to generation. There are internal and external factors, internal factors consist of tradition and religion and external factors consist of technology, for internal factors society must be based on tradition and accompanied by religion because the determination of the Hijriyah month and the prohibition on poe must be based on religion and while for external factors technology , the community must be able to adopt traditional and modern land management and must still adhere to the traditions passed down from generation to generation. In conclusion, various kinds of traditions passed down from generation to generation in land management were found which have ancestral values that can be applied to the next generation. A form of tradition passed down from generation to generation in land management in terms of cultivation in the Cibakakak village community is in the form of determining the Hijriyah month and the prohibition on POE. This is a form of tradition regarding rice plants because it is believed that determining the Hijriyah month and the prohibition on POE can have a good impact on the farming community and the community. Cibakakak Village continues to pass it on to future generations, namely through the role of institutions and families. Keywords: Local wisdom. Cibakakak village tradition. In land management.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Prof. Dr Desy Safitri M.Si 2). Martini SH.,MH
Subjects: Geografi, Antropologi > Ilmu Lingkungan
Geografi, Antropologi > Budaya, Adat Istiadat
Divisions: FIS > S1 Pendidikan IPS
Depositing User: Users 23471 not found.
Date Deposited: 25 Jul 2024 04:17
Last Modified: 25 Jul 2024 04:17
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/46495

Actions (login required)

View Item View Item