TRADISI REBU SEBAGAI BENTUK PRANATA SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU KARO DI SEI PADANG

GRACE NATHANIA PELAWI, . (2024) TRADISI REBU SEBAGAI BENTUK PRANATA SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU KARO DI SEI PADANG. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Tradisi Rebu dalam masyarakat suku karo di Sei Padang dan memberikan penjelasan tentang fungsi dari tradisi Rebu bagi masyarakat suku karo serta penjelasan mengenai Tradisi Rebu sebagai bentuk dari pranata Sosial yang dianalisis dengan teori pranata sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui tahapan wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yaitu 6 anggota masyarakat karo yang bermukim di jalan Sei Padang, Kota Medan. Lokasi penelitin ini dilakukan di jalan Sei Padang, Kota Medan. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi, sementara data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan pustaka maupun internet yang berkaitan dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh, Tradisi Rebu diciptakan karena masyarakat karo di masa lalu tinggal bersama di rumah adat Siwaluh Jabu, dan dirumah tersebut dapat ditinggali 8 kepala keluarga. Agar hubungan keluarga tetap harmonis dan menghindari konflik, masyarakat karo memberi batasan dalam berkomunikasi dan bertingkah laku. Pelaksanaan Tradisi Rebu di sei padang tetap dilakukan walaupun pada saat ini banyak yang sudah tidak tinggal bersama dengan mertua dan menantunya dan masuknya nilai kekristenan yang menjadi alasan perubahan dalam pelaksanaan Tradisi Rebu. Tradisi Rebu menciptakan hubungan sungkan dan memberikan rasa hormat antara pihak yang direbukan, bukan menciptakan hubungan yang canggung. Tradisi Rebu di Sei Padang dianggap penting karena memiliki nilai kesopanan, tata krama dan batasan dalam berkomunikasi dan bertingkah laku dan juga sudah menjadi ciri khas dari Suku Karo. Jikalau tradisi ini hilang maka hal yang dihindari seperti perselisihan dan konflik dapat terjadi dalam hubungan kekerabatan di keluarga masyarakat Karo di Sei Padang. Tradisi Rebu berfungsi menjadi pengendali sosial dalam bertingkah laku di dalam kekerabatan keluarga sehingga dapat menghindari konflik. Tradisi Rebu merupakan bentuk dari Pranata sosial karena didalamnya mencakup Nilai dan norma, pola perilaku yang dibakukan dan sistem hubungan yang mengharuskan masyarakat bertingkah laku sesuai perannya dalam masyarakat. ***** This research has the main aim of explaining the Rebu Tradition in the Karo tribe community and providing an explanation of the function of the Rebu tradition for the Karo tribe community as well as an explanation of the Rebu Tradition as a form of social institution which is analyzed using social institution theory. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. The data obtained in this research went through the stages of observation, interviews and documentation. The subjects of this research were 6 members of the Karo community who lived on Jalan Sei Padang, Medan City. The location of this research was on Jalan Sei Padang, Medan City. In collecting data, the author used primary and secondary data. Primary data was obtained through observation and interviews, while secondary data was obtained through literature and literature and internet studies related to this research. The result of the explain the Rebu Tradition was created because the Karo people in the past lived together in the Siwaluh Jabu traditional house, and up to 8 families could live in this house. To ensure family relationships remain harmonious and avoid conflict, limits are placed on communication and behavior. The implementation of the Rebu Tradition in all areas of Padang is still carried out even though currently many no longer live with their in-laws and daughters-in-law and the introduction of Christian values is the reason for changes in the implementation of the Rebu Tradition. The Rebu tradition creates a friendly relationship and provides respect between the parties being disputed, rather than creating an awkward relationship. The Rebu tradition in Sei Padang is considered important because it has values of politeness, etiquette and boundaries in communicating and behaving and has also become a characteristic of the Karo tribe. If this tradition is lost, unavoidable things such as disputes and conflicts can occur in kinship relationships in the families of the Karo community in Sei Padang. The Rebu tradition functions as a social controller in behavior within family relationships so as to avoid conflict. The Rebu tradition is a form of social institution because it includes values and norms, standardized behavior patterns and a relationship system that requires people to behave according to their role in society.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Abdi Rahmat, M.Si. ; 2). Achmad Siswanto, M.Si.
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Ilmu Sosial > Komunitas Sosial, Ras dan Kelompok
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Users 23764 not found.
Date Deposited: 29 Jul 2024 23:04
Last Modified: 29 Jul 2024 23:04
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/47164

Actions (login required)

View Item View Item