DESAK GEDE AYU EKA APRIMAHENDRI, . (2022) PILIHAN RASIONAL BUDAYA NGABEN MASYARAKAT HINDU BALI DI KREMATO-RIUM YAYASAN GRAHA YADNYA CILINC-ING JAKARTA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
Skripsi Desak Gede Ayu Eka A. 1406618070.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Cilincing Jakarta Utara. Informan dalam penelitian sebanyak 9 orang yang terdiri dari 3 (Tiga) Pengurus Krematorium Yayasan Graha Yadnya, 4 (empat) orang yang pernah melakukan ngaben di Bali dan di krematorium Yayasan Graha Yadnya, dan 2 (dua) tokoh adat dalam agama Hindu sebagai triangu-lasi.Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 12 oktober 2021 – 15 juni 2022. Berdasarkan observasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ngaben di Bali dengan ngaben di Krematorium Yayasan Graha Yadnya. Ngaben yang dilakukan di krematorium Yayasan Graha Yadnya, dikemas dengan praktis dan dengan biaya yang murah. Sementara ngaben di Bali, terkenal akan menghabiskan biaya yang sangat mahal yaitu berkisaran Rp.50.000.000,00. – 100.000.000,000. Selanjutnya terlihat perbedaan dari waktu Ngaben. Selain itu juga penelitian ini, menunjukkan bahwa ngaben di krematorium menjadi sebuah solusi bagi masyarakat Hindu Bali dalam menyelesaikan konflik yang disebabkan oleh adanya kasta di Bali. Serta menjadi pilihan bagi masyarakat Hindu Bali yang berada di DKI Jakarta dalam melaksanakan kewajibannya sebagai masyarakat Hindu Bali yaitu ngaben. ***************************************************** This study used a qualitative approach. Data collection techniques were obtained through observation, interviews and documentation. The location of this research was carried out in Cilincing, North Jakarta. There were 9 informants in the study consisting of 3 (three) crematorium administrators at the Graha Yadnya Founda-tion, 4 (four) people who had done cremation in Bali and at the Graha Yadnya Foundation crematorium, and 2 (two) traditional leaders in Hinduism. conducted from 12 October 2021 – 15 June 2022. Based on observations, the results showed that there was a difference between Nga-ben in Bali and Ngaben at the Crematorium of the Graha Yadnya Foundation. Nga-ben, which is held at the Graha Yadnya Foundation crematorium, is packaged in a practical way and at a low cost. While cremation in Bali, is known to be very ex-pensive, which is around Rp. 50,000,000.00. – 100,000,000,000. Furthermore, we can see the difference from the Ngaben time. In addition, this research also shows that Ngaben in the crematorium is a solution for the Balinese Hindu community in resolving conflicts caused by caste in Bali. As well as being an option for the Bali-nese Hindu community in DKI Jakarta in carrying out their obligations as a Bali-nese Hindu community, namely Ngaben.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dr. Evy Clara.M.Si. ; 2). Dr. Ahmad Tarmiji |
Subjects: | Ilmu Sosial > Sosiologi |
Divisions: | FIS > S1 Sosiologi |
Depositing User: | sawung yudo |
Date Deposited: | 14 Oct 2024 06:53 |
Last Modified: | 14 Oct 2024 06:53 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/51504 |
Actions (login required)
View Item |