POLA PERGERAKAN PENYANDANG TUNANETRA USIA 712 TAHUN SAAT KEADAAN DARURAT KEBAKARAN (PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI SEKOLAH LUAR BIASA WILAYAH KOTA BEKASI, KOTA DEPOK, DAN KOTA TANGERANG)

META APRILIA KUSUMANINGSIH, . (2025) POLA PERGERAKAN PENYANDANG TUNANETRA USIA 712 TAHUN SAAT KEADAAN DARURAT KEBAKARAN (PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI SEKOLAH LUAR BIASA WILAYAH KOTA BEKASI, KOTA DEPOK, DAN KOTA TANGERANG). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text Cover.pdf Download (2MB)
	Text Bab I.pdf Download (323kB)
	Text Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (842kB) | Request a copy
	Text Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (408kB) | Request a copy
	Text Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy
	Text Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (304kB) | Request a copy
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (310kB)
	Text Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kebakaran merupakan suatu peristiwa terbakarnya bahan bakar secara cepat akibat reaksi kimia dengan oksigen yang dapat menyebabkan kerugian harta benda, korban jiwa, bahkan kerusakan lingkungan. Banyaknya korban kebakaran ditentukan berdasarkan perilaku dan reaksi dari setiap individu. Kasus kebakaran yang terjadi di Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tangerang sebagian besar didominasi karena adanya korsleting atau arus pendek listrik yang berasal dari bangunan seperti gedung instansi pendidikan termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Salah satu kelompok siswa berkebutuhan khusus yang paling rentan menjadi korban pada saat proses evakuasi keadaan darurat di Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah penyandang tuanetra. Dengan demikian diperlukan simulasi evakuasi untuk mengamati pola pergerakan siswa/i penyandang tunanetra agar keselamatan para penyandang tunanetra ketika terjadi keadaan darurat kebakaran di Sekolah Luar Biasa (SLB) dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan total responden sebanyak 19 penyandang tunanetra usia 7-12 tahun yang berasal dari 5 Sekolah Luar Biasa di wilayah Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan melalui simulasi evakuasi dapat diketahui bahwa 11 penyandang tunanetra belum menunjukan pola pergerakan evakuasi yang sesuai, dan 8 penyandang tunanetra lainnya sudah berhasil membentuk pola pergerakan evakuasi walaupun hanya sampai koridor sekolah. Sedangkan pada simulasi evakuasi kedua 19 penyandang tunanetra sudah dapat menghasilkan pola pergerakan evakuasi yang sesuai. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari karakteristik yang dimiliki penyandang tunanetra, lokasi kelas, serta penataan tempat duduk di setiap sekolah. ***** A Fire is an event of rapid fuel burning due to a chemical reaction with oxygen that can cause property losses, casualties, and even environmental damage. The number of fire victims is determined based on the behavior and reaction of each individual. Fire cases in Bekasi City, Depok City, and Tangerang City were mostly dominated by short circuits or electrical short circuits originating from buildings such as educational institution buildings, including Special Schools Building (SLB). One of the groups of students with special needs who are most vulnerable to becoming victims during the emergency evacuation process at the Special School (SLB) is the visually impaired. Therefore, an evacuation simulation is needed to observe the movement patterns of students with visual impairments so that the safety of visually impaired students during a fire emergency at an Extraordinary School (SLB) can be increased. This research was conducted using a qualitative descriptive method, with a total of 19 respondents aged 7-12 years from 5 Special Schools in the Bekasi City, Depok City, and Tangerang City areas. Based on the results of the research obtained through the evacuation simulation, it can be found that 11 visually impaired people have not shown an appropriate evacuation movement pattern, and 8 other visually impaired people have succeeded in forming an evacuation movement pattern even though it only reaches the school corridor. Meanwhile, in the second evacuation simulation, 19 visually impaired people could produce appropriate evacuation movement patterns. This happens because of the influence of the characteristics possessed by the visually impaired, the location of the classroom, and the seating arrangement in each school.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Pratomo Setyadi, S.T., M.T. ; 2). Dr. Lalan Erlani, S.Ed., M.Ed.
Subjects:	Filsafat, Psikologi & Agama > Psikologi, Ilmu Jiwa Pendidikan > Psikologi Pendidikan Teknologi dan Ilmu Terapan > Teknik Lingkungan, Teknik Sanitasi Teknologi dan Ilmu Terapan > Teknik Mesin, Mekanika Teknik
Divisions:	FT > S1 Rekayasa Keselamatan Kebakaran
Depositing User:	Users 26164 not found.
Date Deposited:	11 Feb 2025 08:44
Last Modified:	11 Feb 2025 08:44
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/52682

Actions (login required)

View Item