PERMISSIEBRIEFJES: TITIK BALIK DINAMIKA SOSIAL-EKONOMI ORANG TIONGHOA DENGAN VOC DI BATAVIA (1727—1742)

JONATHAN JASSON, . (2025) PERMISSIEBRIEFJES: TITIK BALIK DINAMIKA SOSIAL-EKONOMI ORANG TIONGHOA DENGAN VOC DI BATAVIA (1727—1742). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER.pdf Download (4MB)
	Text BAB 1.pdf Download (357kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (859kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (255kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (276kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (500kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini mengungkap bahwa hubungan antara Pemerintah Kolonial dengan orang Tionghoa berjalan dengan baik sebelum tahun 1684, di mana Kota Batavia menjadi salah satu kota yang menerima imigran Tionghoa dari wilayah Tiongkok setelah merasakan dampak ekonomi dan sosial sebagai hasil dari perang Ming-Qing yang berlangsung selama 40 tahun. Para imigran Tionghoa memanfaatkan keberadaan kapal-kapal Jung yang pergi berlayar ke Batavia untuk melakukan migrasi setelah perang Ming-Qing berakhir. Akan tetapi, keberadaan mereka di Batavia tidak disambut dengan baik oleh Pemerintah Kolonial dan berakhir dengan kebijakan pembatasan yang diterapkan pada tahun 1690. Kebijakan ini berhasil mengurangi laju pertumbuhan populasi Tionghoa di Batavia yang menurun drastis selama tiga dekade, dari 56,2% (1689–1699) menjadi 13,6% (1709–1719). Namun Pemerintah Kolonial tidak melihat penurunan ini dan menggantikan kebijakan pembatasan 1690 dengan kebijakan lain yang berakhir dengan kebijakan permissiebriefjes pada tahun 1727. Pada awalnya, permissiebriefjes mampu mengurangi jumlah populasi di dalam Kota Batavia, namun implementasinya justru hanya menghasilkan tindakan korupsi dan represif yang dilakukan oleh pejabat VOC, memperlihatkan melemahnya peran otoritas opsir Tionghoa dalam melindungi kepentingan masyarakatnya, dan menghasilkan adanya exodus orang Tionghoa dari dalam Kota Batavia menuju Ommelanden. Beriringan dengan penerapan permissiebriefjes, terjadi kesalahan manajemen komoditas gula, mengakibatkan kemerosotan kondisi ekonomi orang-orang Tionghoa yang mayoritas mengandalkan hidup dari industri gula. Adanya konflik internal dalam Pemerintah Kolonial hanya menghasilkan keputusan buruk untuk menyelesaikan masalah sosial-ekonomi orang Tionghoa di Batavia. Akhirnya, terjadi ketegangan antara VOC dan orang-orang Tionghoa yang mencapai klimaks dalam peristiwa pemberontakan yang gagal dan pembantaian massal di Kota Batavia pada tahun 1740. Kata Kunci: Dinamika, Etnis Tionghoa, Permissiebriefje, Sosial-Ekonomi, VOC ***** This study reveals that the relationship between the Colonial Government and the Chinese community was relatively stable before 1684 when Batavia became one of the key destinations for Chinese immigrants fleeing the economic and social turmoil caused by the 40 year long Ming-Qing War. These immigrants utilized the voyages of Chinese junks sailing to Batavia as a means of migration after the war had ended. However, their presence in Batavia was not welcomed by the Colonial Government, which ultimately imposed restrictive policies in 1690. These measures effectively reduced the growth rate of the Chinese population in Batavia, which experienced a drastic decline over three decades from 56.2% (1689–1699) to 13.6% (1709–1719). Nevertheless, the Colonial Government disregarded this decline and replaced the 1690 restrictions with alternative policies that eventually culminated in the implementation of the permissiebriefjes in 1727. Initially, the permissiebriefjes policy succeeded in curtailing the population within Batavia; however, its execution ultimately led to corrupt and repressive practices by VOC officials, thereby undermining the capacity of Chinese officers to safeguard their community’s interests and triggering an exodus of ethnic Chinese residents from Batavia to the Ommelanden. Concurrently, mismanagement in the sugar commodity market precipitated a deterioration in the economic conditions of the Chinese community, most of whom relied on the sugar industry for their livelihood. Moreover, internal conflicts within the Colonial Government resulted in misguided decisions regarding the resolution of the socio-economic issues facing the Chinese in Batavia. Ultimately, tensions between the VOC and the ethnic Chinese escalated, culminating in a failed rebellion and a subsequent mass massacre in Batavia in 1740. Keywords: Dynamics, Ethnic Chinese, Permissiebriefje, Socio-Economics, VOC

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). M. Hasmi Yanuardi, S.S, M.Hum. ; 2). Humaidi, M.Hum.
Subjects:	Ilmu Sejarah > Kumpulan Peristiwa Tertentu Ilmu Sejarah > Kronologis Sejarah Ilmu Sosial > Sejarah Ekonomi, Kondisi Ekonomi Ilmu Sosial > Kondisi Sosial,Masalah Sosial,Reformasi Sosial Sejarah Dunia > Indonesia Ilmu Politik > Imigrasi, Kolonialisasi
Divisions:	FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User:	Jonathan Jasson .
Date Deposited:	25 Feb 2025 03:29
Last Modified:	25 Feb 2025 03:29
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/53428

Actions (login required)

View Item