REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA DIGITAL DALAM DUNIA HIBURAN (STUDI PADA VTUBER HOLOLIVE INDONESIA)

BANI ADAM BHAGASKARA, . (2025) REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA DIGITAL DALAM DUNIA HIBURAN (STUDI PADA VTUBER HOLOLIVE INDONESIA). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text 1. Cover.pdf Download (1MB)
	Text BAB 1.pdf Download (489kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (557kB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (797kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (944kB) | Request a copy
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) | Request a copy
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (257kB)
	Text Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (261kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis VTuber sebagai media baru dan bagaimana representasi budaya digital ditampilkan melalui VTuber. Studi ini fokus pada Hololive Indonesia sebagai representasi digital yang menggunakan teknologi avatar 3D. Mereka telah menghadirkan inovasi dalam industri hiburan, terutama dalam pola interaksi dan anonimitas yang membedakannya dari media konvensional. Hololive Indonesia memanfaatkan karakter VTuber untuk menyebarkan budaya Indonesia di panggung global, baik melalui desain kostum tradisional, cover lagu daerah, maupun konten siaran yang terkait dengan perayaan hari nasional. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mengeksplorasi bagaimana penonton VTuber memaknai identitas digital ini, serta bagaimana VTuber menjadi sarana untuk meningkatkan literasi digital. Representasi budaya dalam konteks VTuber dianalisis menggunakan perspektif Stuart Hall, khususnya dalam aspek encoding, decoding, dan polysemy. Penelitian berlangsung dari Maret hingga November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam encoding, VTuber membangun narasi menggunakan kode dan simbol dari pop kultur virtual, seperti referensi anime, game, dan budaya internet lainnya. Dalam decoding, audiens menafsirkan konten VTuber berdasarkan latar belakang, pengalaman, dan pandangan pribadi mereka. Sebagai contoh, ada audiens yang melihat VTuber sebagai figur idola atau role model, sementara yang lain menganggap mereka sebagai media escapism untuk melarikan diri dari realitas, atau bahkan sebagai hiburan yang dianggap konyol. Fenomena polysemy ini memperlihatkan bahwa makna dari representasi VTuber bersifat fleksibel dan bisa berbeda tergantung perspektif audiensnya. VTuber tidak hanya berperan sebagai hiburan, tetapi juga menjadi alat untuk memperkenalkan budaya lokal kepada audiens global dan memiliki dampak signifikan terhadap literasi digital penontonnya. ***** This research aims to analyze VTubers as a new medium and how digital cultural representation is presented through VTubers. The study focuses on Hololive Indonesia as a digital representation utilizing 3D avatar technology. They have introduced innovations in the entertainment industry, particularly in interaction patterns and anonymity, which distinguish them from conventional media. Hololive Indonesia leverages VTuber characters to promote Indonesian culture on the global stage, whether through traditional costume designs, covers of regional songs, or broadcast content related to national celebrations. This research employs interviews and observations to explore how VTuber audiences interpret this digital identity and how VTubers serve as a medium to enhance digital literacy. Cultural representation in the context of VTubers is analyzed using Stuart Hall’s perspective, particularly in the aspects of encoding, decoding, and polysemy The research took place from March to November 2024. The findings reveal that in encoding, VTubers construct narratives using codes and symbols from virtual pop culture, such as references to anime, games, and other internet cultures. In decoding, audiences interpret VTuber content based on their backgrounds, experiences, and personal views. For instance, some audiences perceive VTubers as idol figures or role models, while others see them as escapism media to detach from reality, or even as entertainment considered frivolous. This phenomenon of polysemy highlights that the meanings of VTuber representations are flexible and can vary depending on the audience's perspectives. VTubers not only serve as entertainment but also act as a tool to introduce local culture to global audiences and significantly impact their audience’s digital literacy.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Marista Christina Shally Kabelen, S.Fil., M.Hum. ; 2). Dr. Rusfadia Saktiyanti Jahja, M.Si.
Subjects:	Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions:	FIS > S1 Sosiologi
Depositing User:	Bani Adam Bhagaskara .
Date Deposited:	27 Feb 2025 04:15
Last Modified:	27 Feb 2025 04:15
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/53707

Actions (login required)

View Item