KETUPAT CAP GO MEH DAN IDENTITAS BUDAYA CINA PERANAKAN DI JAKARTA (Studi Kasus: Akulturasi Etnis Cina di Gang Gloria, Glodok, Jakarta)

ARYA NUGRAHA PUTRA, . (2014) KETUPAT CAP GO MEH DAN IDENTITAS BUDAYA CINA PERANAKAN DI JAKARTA (Studi Kasus: Akulturasi Etnis Cina di Gang Gloria, Glodok, Jakarta). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
skripsi end.pdf

Download (490kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang akulturasi budaya yang terjadi pada etnis Tionghoa di Gang Gloria, Glodok. Glodok yang merupakan salah satu kawasan Tionghoa tertua di Indonesia dengan nilai sejarah kebudayaan yang terjadi disana. Selain itu juga ada catatan sejarah tentang konflik yang terjadi dengan melibatkan etnis Tionghoa dan peristiwa yang paling diingat karena terjadi tragedi besar adalah “Tragedi Mei 1998”. Dengan mengambil studi kasus tentang akulturasi budaya melalui Ketupat Cap Go Meh, penulis ingin mengetahui apa yang melatarbelakangi mereka menggunakan ketupat dan menjadikannya sebagai identitas Cina Peranakan di Jakarta. Hal tersebut berlawanan dengan tradisi pada beberapa daerah di Indonesia yang relatif menggunakan lontong dalam perayaan Cap Go Meh. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Jumlah informan sebanyak empat orang. Informan dalam penelitian ini adalah penerus yaitu Soedjono Tjandra, Makhtum selaku pegawai, Yu Le selaku pengurus klenteng, dan Ayauw sebagai salah satu penjual di Gang Gloria. Konsep yang digunakan adalah konsep identitas menurut Blumer yang mengemukakan bahwa identitas dianggap bersifat personal sekaligus sosial dan menandakan bahwa kita sama atau berbeda dengan yang lain. Dimana Tionghoa peranakan di Jakarta menggunakan ketupat sebagai simbol identitas mereka untuk membedakan dengan Tionghoa peranakan yang berada di beberapa daerah Indonesia. Penelitian ini menyatakan bahwa adanya konstruksi identitas dan motif ekonomi dari Ketupat Cap Go Meh Ny. Kartika Tjandra. Pada umumnya menggunakan lontong sebagai bahan dasar. Alasan tersebut dikarenakan untuk dapat diterima dengan budaya lokal dan tetap mempertahankan nilai-nilai asli budaya Tionghoa di Glodok.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Robertus Robet, M.A. ; 2). Rusfadia Saktiyanti Jahja, M.Si.
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Sosiologi
Depositing User: Rima Safitri .
Date Deposited: 24 Oct 2019 15:18
Last Modified: 24 Oct 2019 15:18
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/581

Actions (login required)

View Item View Item