Cacat Konsonan Bersuara pada Penderita Disleksia Di Yayasan Pantara, Jakarta-Selatan (Suatu Kajian Neurolinguistik)

Fania Choirunisa, . (2012) Cacat Konsonan Bersuara pada Penderita Disleksia Di Yayasan Pantara, Jakarta-Selatan (Suatu Kajian Neurolinguistik). Sarjana thesis, Universitas Negeri Jakarta.

[img] Text
1. cover.pdf

Download (57kB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (60kB)
[img] Text
3. KATA PENGANTAR.pdf

Download (34kB)
[img] Text
4. DAFTAR ISI.pdf

Download (36kB)
[img] Text
5. BAB I-5.pdf

Download (431kB)
[img] Text
6. Daftar Pustaka.pdf

Download (31kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (115kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (373kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (117kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (114kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (70kB)
[img] Text
lam 1. teks wacana observasi disleksia.pdf

Download (11kB)
[img] Text
lam 2. lampiran membaca.pdf

Download (23kB)
[img] Text
lam 3. Tabel transkip.pdf

Download (142kB)
[img] Text
lam 4. Catatan Responden.pdf

Download (10kB)

Abstract

Cacat pelafalan konsonan merupakan gangguan berbahasa yang menyebabkan ketidaktepatan dalam menghasilkan bunyi konsonan. Disleksia adalah sebutan untuk seseorang yang mengalami gangguan membaca dan biasanya diderita oleh anak-anak yang duduk di bangku sekolah. Saat membaca, anak disleksia sulit membedakan huruf yang bentuknya hampir sama dan sering melewatkan huruf-hurufnya.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang cacat konsonan bersuara pada penderita disleksia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun akademik 2011/2012 yaitu pada bulan Mei 2012 di Yayasan Pantara yang berlokasi di Jakarta Selatan. Objek dalam penelitian ini adalah tuturan penyandang disleksia sebanyak tiga anak dan difokuskan pada cacat bahasa terutama cacat lafal konsonan bersuara penderita disleksia. Cacat pelafalan konsonan dapat ditandai dengan adanya penggantian konsonan bersuara, penambahan, dan penghilangan konsonan bersuara pada kata yang diucapkan penderita disleksia. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan teks wacana cerita anak. Berdasarkan analisis data, diperoleh informasi bahwa cacat konsonan pada penderita disleksia terjadi dan dapat dilihat oleh adanya substitusi (penggantian bunyi), adisi (penambahan bunyi), dan omisi (penghilangan bunyi) pada pelafalan konsonan bersuara. Pada umumnya penderita disleksia paling banyak melakukan penghilangan konsonan bersuara. Penghilangan konsonan paling banyak terjadi pada konsonan /n/, /ŋ/, dan /m/. Adisi atau penambahan sering terjadi setelah substitusi atau penggantian. Adisi banyak terjadi pada konsonan /n/ dan /r/, selanjutnya substitusi paling banyak terjadi pada konsonan /n/ yang menggantikan /m/ dan /p/ yang menggantikan /d/.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Depositing User: putra putra putra
Date Deposited: 28 Oct 2019 15:13
Last Modified: 28 Oct 2019 15:13
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/721

Actions (login required)

View Item View Item