Dewi Susanti., . (2012) KATEGORI FATIS DALAM PERCAKAPAN BERBAHASA MADURA SUMENEP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI SMP. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
1. Cover Skripsi FIX.pdf Download (28kB) |
|
Text
2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (18kB) |
|
Text
3. ABSTRAK FIX.pdf Download (30kB) |
|
Text
10. DAFTAR PUSTAKA FIXX.pdf Download (33kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (103kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (202kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (300kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (87kB) |
|
Text
BABIII.pdf Download (144kB) |
|
Text
DAPUS, katpeng, dafisi..pdf Download (102kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori fatis dalam percakapan berbahasa Madura Sumenep dan implikasinya terhadap pembelajaran muatan lokal bahasa Madura di SMP. Penelitian ini dilaksanakan di Madura dan di Jakarta di mulai pada Februari 2012 sampai dengan Juli 2012. Fokus penelitian ini adalah kategori fatis yang berupa kata dan partikel fatis, gabungan fatis, paduan fatis, perulangan fatis, frase fatis, dan klausa fatis. Fokus penelitian ini adalah percakapan berbahasa Madura Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh tabel analisis. Penulis mengambil 1/3 dari rekaman 30 rekaman menjadi 10 rekaman percakapan orang-orang Madura Sumenep. Hasil analisis menunjukkan bahwa kategori fatis dalam percakapan berbahasa Madura Sumenep dari 10 rekaman diperoleh 46 bentuk kategori fatis. Dari 46 bentuk kategori fatis tersebut, diperoleh bentuk partikel fatis terdapat 15 partikel (32.6%), frekuensi selanjutnya adalah kategori fatis berupa gabungan fatis, yaitu ada 9 partikel (19.6%), selanjutnya adalah kategori fatis berupa frase fatis, yaitu ada 8 frase (17.4%), selanjutnya adalah paduan fatis, yaitu ada 7 partikel (15.2%), selanjutnya adalah klausa fatis, yaitu ada 6 klausa (12.8%), dan frekuensi kategori fatis yang paling sedikit adalah perulangan fatis, yaitu ada 1 partikel (2.2%). Dengan demikian, bentuk kategori fatis paling banyak adalah partikel fatis yaitu berjumlah 16 partikel (32.6%), sedangkan bentuk kategori fatis yang paling sedikit adalah perulangan partikel fatis yaitu berjumlah 1 buah. Berdasarkan distribusinya, semua bentuk kategori fatis yang paling dominan berdistribusi di awal kalimat. Sementara itu, berdasarkan fungsinya secara keseluruhan dari bentuk kategori fatis yang paling dominan berfungsi menegaskan pembicaraan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua bentuk kategori fatis terdapat dalam percakapan berbahasa Madura Sumenep, hal ini terjadi karena kategori fatis itu membuat para penuturnya menjadi lebih akrab dalam berkomunikasi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1.) Prof. Dr. Sakura Ridwan, M. Pd 2.) N.Lia Marliana, S. Pd, M. Phill |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia |
Divisions: | FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | putra putra putra |
Date Deposited: | 30 Oct 2019 09:35 |
Last Modified: | 30 Oct 2019 09:35 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/796 |
Actions (login required)
View Item |