CAHAYA EMMA RUSMINI., . (2012) REDUPLIKASI MORFOLOGIS DALAM KUMPULAN CERPEN KLOP KARANGAN PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
Abstrak.pdf Download (38kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (52kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (159kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (61kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (129kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (35kB) |
|
Text
Cover.pdf Download (24kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (32kB) |
|
Text
DAFTAR LAMPIRAN.pdf Download (29kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (21kB) |
|
Text
DAFTAR TABEL.pdf Download (29kB) |
|
Text
KATA PENGANTAR.pdf Download (34kB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (22kB) |
|
Text
LEMBAR PERNYATAAN.pdf Download (11kB) |
|
Text
RPP.pdf Download (74kB) |
|
Text
Tabel Analisis Reduplikasi Morfologis.pdf Download (1MB) |
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang reduplikasi morfologis pada kumpulan cerpen Klop karangan Putu Wijaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini difokuskan pada reduplikasi morfologis dalam cerpen Klop. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan, dalam kumpulan cerpen Klop karangan Putu Wijaya terdapat reduplikasi morfologis dengan jumlah 445 data yang dikaji. Dari 22 tipe reduplikasi morfologis yang ada, hanya 18 tipe reduplikasi morfologis yang terdapat dalam kumpulan cerpen Klop. Reduplikasi secara utuh yaitu sebanyak 217 bentuk (48,67%). Reduplikasi utuh ditemukan paling banyak, hal ini dikarenakan mereduplikasi secara utuh adalah cara yang paling mudah dilakukan untuk mereduplikasi bentuk dasar. Reduplikasi kompositum merupakan reduplikasi morfologis yang paling sedikit ditemukan. Hal ini dikarenakan sulitnya menentukan bentuk yang berupa komposisi dan yang bukan. Makna yang pemunculannya paling banyak pertama yaitu bentuk dengan makna jamak ketaktunggalan terdapat 131 bentuk atau sekitar 29,44%. Hal ini dikarenakan kecenderungan mereduplikasi dasar nomina. Reduplikasi pada dasar nomina dilakukan baik pada reduplikasi secara utuh, reduplikasi dasar berafiks, maupun reduplikasi kompositum. Dasar nomina bila direduplikasi akan menghasilkan makna antara lain makna jamak. Contoh, analisis → analisis-analisis, sindiran → sindiran-sindiran, berita perih → berita-berita perih. Makna yang paling sedikit muncul yaitu dengan pemunculan sebanyak 1 bentuk atau sekitar 0,22% yaitu bentuk dengan makna terlalu dasar, dapat dijadikan (dasar), keheranan, kapan saja dan menjadi sasaran. Makna yang paling sedikit muncul adalah makna terlalu (dasar), dapat dijadikan (dasar), keheranan, kapan saja dan menjadi sasaran. Hal ini dikarenakan baru ditemukan 1 bentuk yang bila direduplikasi akan menghasilkan makna tersebut. Bentuk dasar lain bila direduplikasi belum tentu dapat menghasilkan makna tersebut. Contoh, makna terlalu (dasar) pagi → pagi-pagi, makna dapat dijadikan dasar kenangan → kenang-kenangan, makna keheranan apaan → apa-apaan, makna kapan saja kapan → kapan-kapan, makna menjadi sasaran bulan → bulan-bulanan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan ke dalam pembelajaran kebahasaan bagi siswa kelas X yaitu pada pembelajaran menulis paragraf naratif. Kata kunci: reduplikasi morfologis, cerpen.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1.) Prof. Dr. Sakura Ridwan, M.Pd 2.) Dra. Sintowati Rini Utami, M. Pd. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia |
Divisions: | FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | putra putra putra |
Date Deposited: | 30 Oct 2019 12:40 |
Last Modified: | 30 Oct 2019 12:41 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/838 |
Actions (login required)
View Item |