PRAKSIS SENI PADA SANGGAR TARI SWARGALOKA DI JAKARTA TIMUR MENURUT PERSPEKTIF PEMIKIRAN PIERRE BOURDIEU

RIZKY AMELIA SUGIARTI, . (2021) PRAKSIS SENI PADA SANGGAR TARI SWARGALOKA DI JAKARTA TIMUR MENURUT PERSPEKTIF PEMIKIRAN PIERRE BOURDIEU. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (859kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (253kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (433kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (263kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (126kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (398kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praksis seni di Sanggar Swargaloka Jakarta Timur menggunakan teori Praksis yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu yang terdiri dari habitus, modal, dan arena. Tujuan dan manfaat penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan sanggar dengan mengoptimalkan komponen habitus, modal, dan arena masing-masing pelaku kesenian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif tepat digunakan dalam penelitian ini karena hasil penelitian yang didapatkan bukan berupa angka-angka atau peringkat serta data dijabarkan dengan narasi. Subjek penelitian ini adalah sanggar Swargaloka atau secara resmi dinamakan Swargaloka School of Dance Jakarta. Landasan teori menggunakan Teori Praksis oleh Pierre Felix Bourdieu. Dalam penelitian ini penggunaan teori dibatasi pada habitus, modal (kapital), ranah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara, studi dokumen, dan studi pustaka. Hasil Penelitian dibagi menjadi dua yaitu deskripsi dan interpretasi. Deskripsi terbagi menjadi dua yang meliputi gambaran umum Swargaloka dan pelatihan tari, diketahui bahwa praktik kesenian yang dilakukan Sanggar Swargaloka terbentuk dari beberapa komponen yaitu habitus, modal (kapital), ranah. Habitus pada Sanggar Swargaloka yaitu metode pelatihan yang digunakan untuk mencapai kemampuan menari dengan baik, penanaman nilai-nilai yang dianut oleh sanggar. Modal terdiri dari modal budaya dan modal sosial yaitu meliputi pengetahuan pengelola sanggar, bakat seni yang diturunkan dari orang tua, gelar akademik di bidang seni yang ditempuh oleh pendiri sanggar, kepemilikan benda pendukung aktivitas sanggar seperti tempat latihan, dan perangkat gamelan. Adapun modal sosial berkaitan dengan kepemilikan jaringan sosial dan relasi yang dimiliki oleh sanggar Swargaloka. Arena tempat sanggar Swargaloka berkiprah adalah wilayah Kota Jakarta Timur dan media publikasi. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini bahwa praksis seni dapat dicapai melalui tiga komponen yaitu habitus, modal, dan arena. Sanggar Swargaloka mengoptimalkan ketiga komponen tersebut tidak dalam waktu singkat hingga saat ini memiliki nama yang terkenal di kalangan seniman dan masyarakat. Sanggar Swargaloka memiliki metode pengajaran terencana, ambisius, dan terkenal. Keberhasilan tersebut didukung dengan modal budaya dan modal sosial. This study aims to describe the practice of art in Swargaloka Studio, East Jakarta using the theory of praxis proposed by Pierre Bourdieu which consists of habitus, capital, and arena. The aims and benefits of this research can be used as a reference in developing a studio by optimizing the habitus, capital, and arena components of each artist. This study used qualitative research methods with a descriptive approach. Descriptive qualitative approach is appropriate with this study because the research results is described in a narrative. The subject of this research is the Swargaloka studio or officially called the Swargaloka School of Dance Jakarta. This study used Praxis Theory by Pierre Felix Bourdieu as the theoretical basis. In this study, the use of theory is limited to habitus, capital, realm. The data collection techniques used are observation, interviews, document studies, and literature studies. Research results are divided into two, description and interpretation. The description is divided into two includes an overview of Swargaloka and dance training or the art practice carried out by Swargaloka Studio is formed from several components, namely habitus, capital, domain. Habitus at Swargaloka Studio is a training method used to achieve good dancing skills, inculcating the values adopted by the studio. Capital consists of cultural capital and social capital which includes knowledge of studio managers, artistic talent inherited from parents, art degrees taken by the studio founders, ownership of objects that support studio activities such as training place, gamelan equipment, etc. The social capital is related to the ownership of social networks and relationships owned by the Swargaloka studio. The arena where the Swargaloka studio takes part is the East Jakarta City area and the publication media. The conclusion of this research is that artistic praxis can be achieved through three components, namely habitus, modal, and arena. Swargaloka Studio optimizes these three components in a short time until it is famous among artists and the public. Swargaloka Studio has a well-planned, ambitious and well-known teaching method. This success is supported by cultural capital and social capital.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dra. Nursilah, M.Si. ; 2). Tuteng Suwandi, S.Kar., M.Pd.
Subjects: Kesenian > Seni Tari
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Tari
Depositing User: Users 11003 not found.
Date Deposited: 02 Sep 2021 07:19
Last Modified: 02 Sep 2021 07:19
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/18819

Actions (login required)

View Item View Item