BATIK BANTEN 2002-2005: KREASI DESAIN MOTIF DAN PEMBENTUKAN IDENTITAS LOKAL

IMAN ZANATUL HAERI, . (2013) BATIK BANTEN 2002-2005: KREASI DESAIN MOTIF DAN PEMBENTUKAN IDENTITAS LOKAL. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
BAB II.pdf

Download (292kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (788kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (274kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (245kB)
[img] Text
BAB V 2003.pdf

Download (58kB)
[img] Text
LAMPIRAN pasca SHP+Sugeng.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Surat Pernyataan.pdf

Download (106kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (103kB)
[img] Text
RIWAYAT HIDUP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (94kB)
[img] Text
abstrak,lembar pengesahan,moto,kata pengantar,daftar isi (yah).pdf

Download (355kB)
[img] Text
Daftar Pustaka & Cover 1.pdf

Download (194kB)

Abstract

Sejarah batik Nusantara yang berpusat di Jawa, menunjukan dua pengaruh besar dalam corak dan motifnya. Yaitu batik pengaruh Keraton dan batik pengaruh Pesisiran. Tiap daerah di Jawa yang memiliki tradisi membatik—yang diperkirakan telah menjadi local Invention sejak abad ke-14 tersebut--memiliki karakter motif dan corak yang berbeda. Seperti kota-kota di Jawa pedalaman atau menjorok ke Selatan dan tidak jauh letaknya dari Keraton seperti Solo, Yogyakarta, Garut, Cirebon, Madura dan lainnya dapat diidentifikasi sebagai batik Keraton. Sedangkan kota-kota dipesisir Pantai Utara Jawa seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem dan lainnya dapat diidentifikasi sebagai Batik Pesisiran. Seiring berjalannya waktu, batik tidak hanya tersebar di Pulau Jawa, tetapi meluas hingga ke berbagai daerah lain di Nusantara, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua dan lain-lainnya. Suatu pengecualian tersendiri, bahwa di Jawa terdapat daerah yang memiliki Keraton dan terletak di Pesisir Utara Jawa namun sejarah tidak pernah mencatat keberadaan tradisi batik disana, yaitu Banten. Banten merupakan kerajaan Islam yang mencapai masa kejayaan sekitar abad ke-17. Lintas perdagangan internasional, menjadikan Banten sebagai pelabuhan teramai dimasanya. Beberapa abad setelahnya, pada tahun 1976, Kesultanan Banten hanya merupakan peninggalan arkeologis. Pada tahun tersebut, diadakan suatu penelitian arkeologi di wilayah peninggalan Kesultanan Banten. Hasil penelitian tersebut menemukan 75 motif ragam hias yang berasal dari gerabah keramik lokal. Munculnya gagasan batik Banten merupakan kelanjutan dari upaya-upaya membentuk dan memanfaatkan ragam hias Banten temuan arkeologi tahun 1976 tersebut. Yaitu upaya mentransformasikan ragam hias tersebut ke media yang sama; tanah liat oleh Halwani Michrob yang dibantu oleh Yayasan Baluwarti pada tahun 1994 dan ke media ornamen bangunan oleh Tubagus Najib yang difasilitasi oleh Bappeda Provinsi Banten pada tahun 2002. Provinsi Banten yang baru terbentuk--sedang berupaya membentuk identitas lokalnya--menjadi faktor pendorong terbentuknya batik Banten. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan timbulnya gagasan mengenai batik Banten, kemudian proses penciptaan dan perkembangan batik Banten yang dimulai pada tahun 2002-2005, serta menganalisis kaitan antara eksistensi batik Banten dengan pembentukan identitas lokal Banten. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik, interpretasi dan penulisan. Sumber yang digunakan berupa Surat Hak Paten 12 motif batik Banten, koran Kompas, Tempo, Fajar Banten, Radar Banten, wawancara narasumber, buku�buku yang relevan mengenai sejarah batik Jawa, batik diberbagai daerah di Nusantara dan Majalah Wastraprema yang berkaitan dengan batik Banten. Motif asal dari batik Banten adalah hasil penelitian arkeologi Banten tahun 1976. Dari 75 motif ragam hias, hanya sebanyak 12 motif ragam hias yang dieksperimentasi dan ditransformasikan ke media kain pada tahun 2004. Hal tersebut karena masih diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk eksperimentasi beberapa sisa motif yang belum ditransformasikan menjadi batik. Setiap motif Batik Banten memiliki hubungan dengan nama-nama yang ada pada masa Kesultanan Banten pada abad ke-17. Kedua belas motif batik Banten itu dinamakan motif “Pasulaman”, “Pamaranggeng”, “Datulaya”, “Pancaniti”, “Mandalikan”, “Kapurban”, “Pasepen”, “Surosowan”, “Kawangsang”, “Srimangantri”, “Sebangkinking” dan “Pejantren”. Nama-nama tersebut disesuaikan dengan tempat motif tersebut ditemukan. Klasifikasinya adalah berdasarkan nama perkampungan yang ada pada masa Kesultanan Banten, berdasarkan Gelar Sultan dan Pangeran Banten masa Kesultanan Banten dan berdasarkan nama tempat-tempat yang ada di dalam Keraton Surosowan atau Pusat Kesultanan Banten. Upaya pembentukan batik Banten seiring dengan upaya pembentukan identitas Banten. Sekian upaya dari masyarakat Banten untuk kembali pada masa Kesultanan Banten sebagai referensi Identitas daerah Banten berujung pada pembentukan batik Banten. Nama-nama motif batik Banten yang memiliki nakna filosofis dan historis dengan Kesultanan Banten, merupakan legitimasi bahwa batik Banten merupakan salah satu jawaban untuk Provinsi Banten yang sedang memcoba membentuk identitas lokalnya. Selain itu, terdapat kontribusi lain batik Banten yang menonjol. Yakni dengan telah terbentuknya batik Banten secara fisik dan fasilitas yang memadai; dibangunnya Griya batik Banten pada tahun 2005. Selain itu, batik Banten berkontribusi dalam pendidikan lokal Banten. Sejak dibangun dan diresmikannya Griya batik Banten, griya tersebut menciptakan agenda pelatihan membatik yang didalamnya terdapat pendalaman materi tentang makna filosofi dari tiap nama di motif batik Banten yang memiliki hubungan dengan kesultanan Banten. Bahkan, batik Banten diajarkan di SMP yang ada di Kota Serang, salahsatunya SMPN 15 Kota Serang. Materi batik Banten telah masuk ke dalam buku paket mata pelajaran Seni Budaya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Drs. Setiadi Sulaeman ; 2). Sugeng Prakoso, S.S.,M.T.
Subjects: Ilmu Sejarah > Aneka Ragam Sejarah dan Teori Sejarah
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 14685 not found.
Date Deposited: 04 Aug 2022 01:57
Last Modified: 04 Aug 2022 01:57
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/32301

Actions (login required)

View Item View Item