TINDIK TUBUH DAN KONSTRUKSI MASKULINITAS (Studi Kasus Pada Tujuh Pria Anggota Komunitas IndonesianSubculture)

PUTRI NURHIDAYATI, . (2019) TINDIK TUBUH DAN KONSTRUKSI MASKULINITAS (Studi Kasus Pada Tujuh Pria Anggota Komunitas IndonesianSubculture). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (585kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (552kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (510kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (697kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (505kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf

Download (211kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (266kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (381kB)

Abstract

ABSTRAK Putri Nurhidayati. Tindik Tubuh dan Konstruksi Maskulinitas (Studi Kasus Pada Tujuh Pria Anggota Komunitas Indonesian Subculture). Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. 2019. Penelitian ini secara garis besar memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk menjelaskan motivasi para anggota komunitas Indonesian Subculture (ISC) dalam melakukan tindik tubuh. Kedua, untuk mendeskripsikan tindik tubuh sebagai alat untuk mengonstruksi kemaskulinitasan para anggota komunitas Indonesian Subculture (ISC). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah para anggota komunitas ISC. Para informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yang merupakan satu orang adalah ketua komunitas ISC, satu orang merupakan ketua divisi tindik tubuh komunitas ISC, dan lima orang lainnya merupakan anggota komunitas ISC. Penelitian ini dilakukan di suatu studio tato dan tindik yang bernama Bucksbuks Tattoo Studio, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan di bulan Maret 2019. Data yang didapatkan di lapangan kemudian dianalisis menggunakan konsep maskulinitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa motivasi yang melatarbelakangi para informan dalam menindik tubuhnya, diantaranya ialah untuk mengekspresikan diri, mendapat tekanan dari teman-teman sepergaulan, sebagai peningkat kepercayaan diri, sebagai lambang maskulinitas. Berdasarkan keterangan dari seluruh informan, penulis mengkategorikan makna tindik tubuh dalam tiga jenis, yaitu, tindik tubuh sebagai penghias tubuh, tindik tubuh sebagai lambang machosime atau maskulinitas, dan tindik tubuh sebagai alat untuk mengekspresikan diri. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui jika maskulinitas dapat terbentuk karena tindik tubuh membuat ketujuh informan merasa lebih gagah, macho, dan bahkan percaya diri sebagai seorang pria. Keputusan untuk menindik seakan memberikan kekuasaan atas tubuh serta kebebasan dalam mengontrol atau membentuk penampilan diri masing-masing. Dalam menggunakan tindik tubuh, ketujuh informan ini mengalami dilema antara kebebasan dalam berpenampilan atau berekspresi yang dirasakan dan juga penolakan yang berasal dari lingkungan sekitar. Fenomena tindik tubuh dapat dikaitkan dengan materi pelajaran Sosiologi mengenai keberagaman dan harmoni dalam perbedaan di kelas IX. Walaupun merupakan bagian dari budaya Indonesia, namun dalam dunia pendidikan penggunaan tindik tubuh tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah secara umum. Maka dari itu penggunaannya dilarang, khususnya bagi siswa laki-laki. Kata Kunci: Tindik Tubuh, Maskulinitas, Konstruksi Maskulinitas ABSTRACT Putri Nurhidayati. Body Piercing and Construction of Masculinity (Case Study of Seven Men of Indonesian Subculture Community Members). Thesis. Jakarta: Sociology Education Study Program. Faculty of Social Science. 2019. This study broadly has two main objectives. First, to explain the motivation of Indonesian Subculture (ISC) community members in doing body piercing. Second, to describe body piercing as a tool to construct the masculinity of the members of the Indonesian Subculture (ISC) community. This study uses a qualitative approach. The technique of data collection is done through observation, in-depth interviews, literature studies and documentation. The subjects of this study were members of the ISC community. The informants in this study amounted to seven people who were one person was the head of the ISC community, one person was the chairman of the body piercing division of the ISC community, and five others were members of the ISC community. This research was conducted in a tattoo and piercing studio called Bucksbuks Tattoo Studio which is located at, Mampang Prapatan, South Jakarta. This research was conducted throughout March 2019. Data obtained in the field were then analyzed using the concept of masculinity. The results of this study indicate that there are several motivations behind the informants in body piercing. Some of these motivations include expressing themselves, getting pressure from friends, as an enhancer of self-confidence, as a symbol of masculinity, and to preserve Indonesian culture. Almost all informants have dozens of piercings that are scattered in various parts of the body with all types and shapes. There is only one informant who only has two similar piercings. Based on information from all informants, the author categorizes the meaning of body piercing in three types, namely, body piercing as a body decoration, body piercing as a symbol of machosime or masculinity, and body piercing as a tool to express themselves. In this study also can be known whether masculinity can be formed because body piercing makes the seven informants feel more about manly, macho, and more confident as a man. The decision to pierce gives them authority of the body and freedom to each of controlling or forming their appearance. These seven informants experienced a dilemma between perceived freedom of appearance or expression and also rejection from the surrounding environment. body piercing phenomena can be related to sociology subject matter regarding diversity and harmony in differences in class IX. Although it is a part of Indonesian culture, in education world, the use of body piercing is not in accordance with the regulations that apply in schools in general. therefore, its use is prohibited, especially for male students. Keywords: Body Piercing, Masculinity, Construction of Masculinity

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Dr. Robertus Robert, MA. ; 2) Syaifudin, M. Kesos
Subjects: Geografi, Antropologi > Antropologi
Geografi, Antropologi > Budaya, Adat Istiadat
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Users 311 not found.
Date Deposited: 17 Feb 2020 13:32
Last Modified: 17 Feb 2020 13:32
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/3459

Actions (login required)

View Item View Item