ADIAYATI YUMNA, . (2023) PERAN ORANGTUA DALAM PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Penelitian Narrative Inquiry di Kab. Tanah Datar). Magister thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (380kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (891kB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (410kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV .pdf Restricted to Registered users only Download (768kB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (489kB) | Request a copy |
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (218kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (441kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran orang tua pada beberapa pasangan orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak usia dini. Beberapa aspek yang akan digali terkait dengan pemahaman orang tua tentang pendidikan seks, pendidikan seks menurut adat minangkabau, tanggung jawab orangtua dalam pemberian pendidikan seks terhadap anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan narrative inquiry dengan mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dimana narasi partisipan dianalisis secara tematis. Teori sigmund Freud, UU nomor 35 tahun 2001, teori ekologi Bronfenbrenner dan tinjauan adat Minangkabau menjadi acuan dalam pembahasan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pendidikan seks selalu dianggap tabu pada masyarakat, dengan anggapan ini membuat pendidikan seks dihindari tapi seyogyanya pendidikan seks itu dekat dengan masyarakat tanpa disadari atau tidak. Pendiidkan seks yang diberikan kepada anak berdasarkan adat Minangkabau adalah 1) Penanaman rasa malu, 2) Membiasakan Menutup Aurat, 3) Mintak Izin pada waktu-waktu tertentu. 4) Peran Gender. Dalam pemberian pendidikan yang bertanggung jawab adalah ibu, bundo kanduang, mamak serta keluarga besar. Pada adat minangkabau ayah tidak boleh memberikan pendidikan seks tapi nyatanya ayah tetap bisa memberikan pendidikan seks dalam bentuk pengawasan dan pengajaran yang sudah dilakukan ibu artinya ayah tidak sepenuhnya tidak memberikan pendidikan seks kepada anak. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap peran orangtua, pemahaman, serta pentingnya komunikasi, dukungan keluarga dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini melibatkan orangtua dari suku Minangkabau asli yang masih menjaga aturan adat untuk melihat bagaimana adat mengatur pendidikan seksualitas yang dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya. Kata Kunci Pendidikan Seks; Orangtua; Anak Usia Dini; Narrative Inquiry ABSTRACT This research aims to examine the role of parents in several pairs of parents in providing sexuality education to early childhood. Several aspects that will be explored are related to parents' understanding of sex education, sex education according to Minangkabau customs, parents' responsibilities in providing sex education to young children. This research uses a narrative inquiry approach by collecting data using semi-structured interview techniques, where participant narratives are analyzed thematically. Sigmund Freud's theory, Law number 35 of 2001, Bronfenbrenner's ecological theory and a review of Minangkabau customs are the references in the discussion of this research. The research results show that providing sex education is always considered taboo in society, with this assumption that sex education is avoided, but sex education should be close to society, whether they realize it or not. The sex education given to children based on Minangkabau customs is 1) Instilling a sense of shame, 2) Getting used to covering their private parts, 3) Asking permission at certain times. 4) Gender Roles. The responsibility for providing education is the mother, bundo kanduang, mamak and the extended family. According to Minangkabau customs, fathers are not allowed to provide sex education, but in fact fathers can still provide sex education in the form of supervision and teaching that has been carried out by mothers, meaning that fathers do not completely refuse to provide sex education to children. This research contributes to the role of parents, understanding, and the importance of communication, family support in providing sexuality education to children aged 5-6 years. This research involved parents from the original Minangkabau tribe who still maintain traditional rules to see how custom regulates sexuality education which can be used as a basis for further research. Keywords Sex education; Parent; Early childhood; Narrative Inquiry
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Additional Information: | 1) Lara Fridani, M.Psych, Ph.D 2) Prof. Dr. Dra. Yuliani Nurani, M.Pd |
Subjects: | Filsafat, Psikologi & Agama > Psikologi, Ilmu Jiwa Pendidikan > Teori, Penelitian Pendidikan Pendidikan > Pendidikan Khusus Pendidikan > Psikologi Pendidikan Pendidikan > Aneka Ragam tentang Pendidikan |
Divisions: | PASCASARJANA > S2 Pendidikan Anak Usia Dini |
Depositing User: | Users 19539 not found. |
Date Deposited: | 07 Sep 2023 05:58 |
Last Modified: | 07 Sep 2023 05:58 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/41798 |
Actions (login required)
View Item |